Fisip UMSU, KPU dan Bawaslu Sumut Ajak Pemilih Datang ke TPS
loading...
A
A
A
MEDAN - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Fisip UMSU), KPU RI, KPU Sumut dan Bawaslu Sumut mengajak semua pemilih untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada Pilkada serentak 9 Desember nanti. Ajakan ini menjadi salah satu simpulan dalam webinar nasional yang digelar Fisip UMSU, Rabu (2/12/2020) melalui fasilitas zoom meeting.
Meski masih masa pandemi Covid-19, tapi dengan jaminan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat, tidak ada alasan untuk takut datang ke TPS . WR 3 UMSU DR Rudianto mengatakan, webinar nasional ini mengusung tema 'Jangan Takut ke TPS'. Kebetulan di masa pandemi ini ada 23 kabupaten/kota di Sumut yang menggelar pilkada. ( )
"Maka kami mengajak untuk tidak takut ke TPS . Semua pihak harus ikut menyukseskan Pilkada ini dan menjadi saksi dan pelaku sejarah, karena Pilkada di masa pandemi Covid-19 ini mudah-mudahan hanya sekali ini saja terjadi. Karena itu jangan takut ke TPS , penyelenggara akan berkomiten menerapkan protokol kesehatan secara ketat," papar Rudianto dalam sambutannya.
Komisioner KPU RI Pramono mengatakan, dalam pilkada kali ini ada 15 hal baru di TPS , yakni ada 500 pemilih, pakai masker, KPPS harus sehat, pengaturan kedatangan, pakai sarung tangan, sek suhu tubuh, dilarang berdekatan, pelindung wajah, desinfeksi TPS , tidak bersalaman, alat tulis sendiri, tinta tetes, mencuci tangan, tisu kering, dan bilik khusus.
"Berbagai hal baru di atas bertujuan untuk memastikan TPS aman, TPS tidak menjadi cluster penyebaran Covid-19, karena tidak perlu takut untuk datang ke TPS," tandas Komisioner KPU yang menamatkan S2 dari Ilmu Politik University of Hawai ini.
Anggota KPU Sumut, Yulhasni dalam paparannya menyatakan penyelenggara pilkada termasuk jajarannya akan melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 yang sangat ketat sesuai aturan. Penerapan Prokes secara ketat ini sudah disosialisasikan secara luas agar masyarakat tidak takut datang ke TPS.
"Jika semua pihak baik penyelenggara, petugas di TPS , pengawas, saksi, dan masyarakat pemilih mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan, tidak ada alasan untuk takut ke TPS," tambahnya. ( )
Dekan Fisip UMSU DR Arifin Saleh memaparkan hasil survei yang dilakukan Laboratorium Sosial Politik Fisip UMSU yang salah satu temuannya adalah sebanyak 50,3 persen masyarakat menyatakan akan hadir ke TPS jika ada jaminan keamanan dan penerapan protokol kesehatan .
Sementara Anggota Bawaslu Sumut, Suhadi Sukendar Situmorang menyampaikan pihaknya akan mengawasi semua tahapan pilkada , termasuk pelaksanaan protokol kesehatan dan pemenuhan protokol pengendalian dan pencegahan Covid-19 pada saat pencoblosan di TPS.
Webinar yang dimoderatori Lutfi Basit ini mendapat perhatian serius dari para peserta yang bukan hanya diikuti mahasiswa dan dosen Fisip UMSU. Ada juga peserta dari berbagai daerah dan kota di Indonesia. Ada yang dari Binjai, Padangsidimpuan, Lampung, Sumbawa, Jambi, Bandung, dan Semarang. Webinar ini juga dihadiri sejumlah komisioner KPU kabupaten/kota di Sumut. ( )
Meski masih masa pandemi Covid-19, tapi dengan jaminan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat, tidak ada alasan untuk takut datang ke TPS . WR 3 UMSU DR Rudianto mengatakan, webinar nasional ini mengusung tema 'Jangan Takut ke TPS'. Kebetulan di masa pandemi ini ada 23 kabupaten/kota di Sumut yang menggelar pilkada. ( )
"Maka kami mengajak untuk tidak takut ke TPS . Semua pihak harus ikut menyukseskan Pilkada ini dan menjadi saksi dan pelaku sejarah, karena Pilkada di masa pandemi Covid-19 ini mudah-mudahan hanya sekali ini saja terjadi. Karena itu jangan takut ke TPS , penyelenggara akan berkomiten menerapkan protokol kesehatan secara ketat," papar Rudianto dalam sambutannya.
Komisioner KPU RI Pramono mengatakan, dalam pilkada kali ini ada 15 hal baru di TPS , yakni ada 500 pemilih, pakai masker, KPPS harus sehat, pengaturan kedatangan, pakai sarung tangan, sek suhu tubuh, dilarang berdekatan, pelindung wajah, desinfeksi TPS , tidak bersalaman, alat tulis sendiri, tinta tetes, mencuci tangan, tisu kering, dan bilik khusus.
"Berbagai hal baru di atas bertujuan untuk memastikan TPS aman, TPS tidak menjadi cluster penyebaran Covid-19, karena tidak perlu takut untuk datang ke TPS," tandas Komisioner KPU yang menamatkan S2 dari Ilmu Politik University of Hawai ini.
Anggota KPU Sumut, Yulhasni dalam paparannya menyatakan penyelenggara pilkada termasuk jajarannya akan melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 yang sangat ketat sesuai aturan. Penerapan Prokes secara ketat ini sudah disosialisasikan secara luas agar masyarakat tidak takut datang ke TPS.
"Jika semua pihak baik penyelenggara, petugas di TPS , pengawas, saksi, dan masyarakat pemilih mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan, tidak ada alasan untuk takut ke TPS," tambahnya. ( )
Dekan Fisip UMSU DR Arifin Saleh memaparkan hasil survei yang dilakukan Laboratorium Sosial Politik Fisip UMSU yang salah satu temuannya adalah sebanyak 50,3 persen masyarakat menyatakan akan hadir ke TPS jika ada jaminan keamanan dan penerapan protokol kesehatan .
Sementara Anggota Bawaslu Sumut, Suhadi Sukendar Situmorang menyampaikan pihaknya akan mengawasi semua tahapan pilkada , termasuk pelaksanaan protokol kesehatan dan pemenuhan protokol pengendalian dan pencegahan Covid-19 pada saat pencoblosan di TPS.
Webinar yang dimoderatori Lutfi Basit ini mendapat perhatian serius dari para peserta yang bukan hanya diikuti mahasiswa dan dosen Fisip UMSU. Ada juga peserta dari berbagai daerah dan kota di Indonesia. Ada yang dari Binjai, Padangsidimpuan, Lampung, Sumbawa, Jambi, Bandung, dan Semarang. Webinar ini juga dihadiri sejumlah komisioner KPU kabupaten/kota di Sumut. ( )
(rhs)