Kisah Pemberontakan Rakyat Jambi terhadap Penjajah Belanda

Minggu, 16 Agustus 2020 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Petugas Kesehatan, Dr. Heycop Ten Ham terbunuh, sementara Letnan Dua Buenink dan petugas keamanan Jackson, mengalami luka parah. Buenink kemudian meninggal karena luka-lukanya.

Kedua pelaku tersebut dikirim oleh Panglima Poetih, seorang pria yang sudah menduga pembunuhan Asisten Residen, Van Amstel te Benkoelen.

Panglima Petih diduga menamai mereka yang ingin dibunuh terlebih dahulu, lalu memerintahkan para pembunuh untuk terus menembaki. Mereka berhasil melarikan diri sebelum pasukan keamanan bisa menangkap mereka.

Begitu kabar pembunuhan tersebut sampai Palembang, kapal uap dayung MS Soembing, diperintahkan oleh Letnan Komandan A. van Hengel berangkat ke Palembang bersama Residen, komandan militer dan sekelompok tentara dan dokter lainnya. di atas kapal.

Setelah kedatangan Residen, para pembunuh ditemukan dan ditangkap, dan Panglima Poetih ditangkap. Setelah diekstradisi, Komandan Residen dan Militer kembali ke Palembang, sementara MS Soembing tetap ditempatkan di depan Jambi.

Pada pagi hari tanggal 27 Agustus, agen politik di Jambi, W.A. Palm, membawa kabar bahwa pada malam tanggal 21 dan 22 Agustus, sekitar 300 rakyat Jambi bersenjata telah terlihat.

MS Soembing segera kembali ke Palembang untuk mengumpulkan lebih banyak tentara dan memperkuat pertahanan di Jambi. Pada pagi hari tanggal 28 Agustus, kira-kira pukul 4 pagi, sekitar 60 orang bersenjata Jambutan menyerang. Komandan militer di Jambi, Kapten PDW Wilken telah mengambil tindakan pencegahan, untuk mempersiapkan serangan tersebut.

Pesta penyerangan dipimpin oleh Raden Anom, yang menikah dengan keponakan Taha. Dia diberitahu oleh Taha bahwa mereka harus berjuang melawan pendudukan Jambi karena senjata api, meriam dan senjata lainnya tidak dapat digunakan di tempat lain. Mereka terus menembak tentara Belanda sepanjang bulan September.

Pada malam tanggal 1 dan 2 Oktober, Jambina membakar cadangan batubara Belanda. Masyarakat politik juga mendapat tekanan berat. Tentara membalas serangan ini dengan tembakan, sementara MS Soembing melempar granat di Soengi Assem.

Partai yang dipimpin oleh Raden Anom melepaskan sejumlah tembakan meriam. Dari cadangan batubara yang ada, sebanyak 230,000 kg hilang.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1132 seconds (0.1#10.140)