Kisah Renovasi Masjid Eks Pasukan Diponegoro Temukan Bekas Peninggalan Kerajaan Singasari
loading...
A
A
A
Pada proses pembangunannya juga, empat tiang yang menjadi cikal bakal berdirinya masjid peninggalan sejak Kiai Hamimuddin juga dipertahankan. Tiang ini dibuat semi permanen dengan ditutup kayu jati untuk memperkokoh struktur asli masjid.
"Terus yang penyangga genteng ada empat kayu dengan kayu setebal 20 sentimeter kali 12 sentimeter, jumlahnya empat. Itu renovasi tahun 60-an. Cuma ini (bangunan lama peninggalan Kiai Hamimuddin) sama sekali tidak ada hubungannya, ini sudah konstruksi modern, tidak perlu kayu, tapi itu yang disisakan dari peninggalannya masjid kyai Hamimuddin," paparnya.
Nama At-Thohiriyah sendiri diabadikan dari nama KH. Thohir, yang merintis renovasi pertama masjid di kawasan Jalan Bungkuk RT 4 RW 4 Kelurahan Pagentan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Lihat Juga: Singasari Disatukan lagi oleh Ranggawuni dan Mahisa Campaka usai Konflik Keluarga Turun-temurun
"Terus yang penyangga genteng ada empat kayu dengan kayu setebal 20 sentimeter kali 12 sentimeter, jumlahnya empat. Itu renovasi tahun 60-an. Cuma ini (bangunan lama peninggalan Kiai Hamimuddin) sama sekali tidak ada hubungannya, ini sudah konstruksi modern, tidak perlu kayu, tapi itu yang disisakan dari peninggalannya masjid kyai Hamimuddin," paparnya.
Nama At-Thohiriyah sendiri diabadikan dari nama KH. Thohir, yang merintis renovasi pertama masjid di kawasan Jalan Bungkuk RT 4 RW 4 Kelurahan Pagentan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Lihat Juga: Singasari Disatukan lagi oleh Ranggawuni dan Mahisa Campaka usai Konflik Keluarga Turun-temurun
(shf)