Marak Kasus Keracunan Makanan, Dede Yusuf Minta Sekolah Bertanggung Jawab
loading...
A
A
A
BANDUNG - Wakil Ketua Komisi X, Dede Yusuf Macan Efendi , menyoroti kasus keracunan makanan siswa sekolah yang belakangan banyak terjadi di Jawa Barat. Dede Yusuf menekankan bahwa sekolah bertanggung jawab terhadap keselamatan siswa terhadap jajanan di sekitar sekolah .
“Saya sering menemukan kasus-kasus keracunan jajanan anak-anak akibat tidak terawasi dengan baik,” ujar Dede Yusuf ditemui seusai meninjau rapat pleno rekapitulasi suara di Soreang, Minggu (3/3/2024).
Dede Yusuf meminta fungsi pengawasan harus dilakukan sekolah, ketika anak-anak pulang dan mengonsumsi jajanan di sekitar lingkungan sekolah. “Opsi kedua, membawa jajanan itu masuk ke dalam sekolah. Kemudian dikelola oleh sekolah dengan baik, sehingga aman dan sehat," katanya.
Dede Yusuf juga membahas wacana masa depan terkait penyediaan makan siang di sekolah sebagai langkah untuk mengurangi kebiasaan siswa jajan sembarangan. “Wacana ini sedang digodog, dihitung-hitung," ungkapnya.
Menyinggung tentang investasi dalam sumber daya manusia, Dede Yusuf menekankan bahwa keselamatan jajanan anak sekolah merupakan bagian penting dari investasi tersebut.
"Jangan sampai anak-anak kita ini yang punya masa depan cerah, maaf sakit, hanya karena jajanan. Jadi sekolah pun harus tetap memberikan satu kontrol terhadap apa yang ada di sekolah," paparnya.
Terkait pertanyaan mengenai dampak ekonomi bagi pedagang di depan sekolah jika ada makan siang gratis di sekolah, Dede Yusuf memberikan pandangan bahwa potensi ekonomi tetap bisa terjaga dengan kerja sama yang tepat.
“Sekolah bisa bekerja sama dengan pedagang-pedagang yang ada di sekitar. Ini pernah kita lakukan zaman tahun-tahun 70 atau 80-an tuh kita makan di sekolah,” jelasnya.
“Saya sering menemukan kasus-kasus keracunan jajanan anak-anak akibat tidak terawasi dengan baik,” ujar Dede Yusuf ditemui seusai meninjau rapat pleno rekapitulasi suara di Soreang, Minggu (3/3/2024).
Dede Yusuf meminta fungsi pengawasan harus dilakukan sekolah, ketika anak-anak pulang dan mengonsumsi jajanan di sekitar lingkungan sekolah. “Opsi kedua, membawa jajanan itu masuk ke dalam sekolah. Kemudian dikelola oleh sekolah dengan baik, sehingga aman dan sehat," katanya.
Dede Yusuf juga membahas wacana masa depan terkait penyediaan makan siang di sekolah sebagai langkah untuk mengurangi kebiasaan siswa jajan sembarangan. “Wacana ini sedang digodog, dihitung-hitung," ungkapnya.
Menyinggung tentang investasi dalam sumber daya manusia, Dede Yusuf menekankan bahwa keselamatan jajanan anak sekolah merupakan bagian penting dari investasi tersebut.
"Jangan sampai anak-anak kita ini yang punya masa depan cerah, maaf sakit, hanya karena jajanan. Jadi sekolah pun harus tetap memberikan satu kontrol terhadap apa yang ada di sekolah," paparnya.
Terkait pertanyaan mengenai dampak ekonomi bagi pedagang di depan sekolah jika ada makan siang gratis di sekolah, Dede Yusuf memberikan pandangan bahwa potensi ekonomi tetap bisa terjaga dengan kerja sama yang tepat.
“Sekolah bisa bekerja sama dengan pedagang-pedagang yang ada di sekitar. Ini pernah kita lakukan zaman tahun-tahun 70 atau 80-an tuh kita makan di sekolah,” jelasnya.
(wib)