Film Dirty Vote, Dosen UGM: Sumbangsih Akademisi untuk Pendidikan Politik

Selasa, 13 Februari 2024 - 15:02 WIB
loading...
Film Dirty Vote, Dosen UGM: Sumbangsih Akademisi untuk Pendidikan Politik
Dosen Hukum Tata Negara (HTN) Fakultas Hukum (FH) Universitas Gadjah Mada (UGM), Mahaarum Kusuma Pertiwi. Foto/Tangkapan Layar
A A A
YOGYAKARTA - Hadirnya film dokumenter berjudul Dirty Vote dinilai bisa menjadi pembelajaran penting bagi para mahasiswa yang tercatat sebagai pemilih pemula dalam memilih calon pemimpin menjelang hari pencoblosan pada Pemilu 2024.

Hal itu disampaikan Dosen Hukum Tata Negara (HTN) Fakultas Hukum (FH) Universitas Gadjah Mada (UGM), Mahaarum Kusuma Pertiwi usai Kuliah Umum yang digelar Departemen HTN Fakultas Hukum UGM dan Nonton Bareng Film Dirty Vote dan Diskusi Kecurangan Pemilu, Selasa (13/2/2024).


"Ini bisa menjadi pendidikan politik bagi kita mungkin juga temen-temen mahasiswa yang masih sebagai pemilih pemula, pemilih pertama kali bisa mendapatkan sedikit yang menghantarkan nanti bisa memilih dengan lebih tepat besok," ucap Mahaarum.



Dia menjelaskan, kuliah umum ini sengaja digelar mengingat banyak mahasiswanya yang masih berada di rumah. Sehingga menurutnya, motode ini sangat cocok diterapkan menjelang hari pemilihan.

"Memang kuliah umumnya hari ini berbeda biasanya kita adakan secara luring di kampus, tapi memang karena untuk Pemilu juga kita menyadari teman-teman mahasiswa masih banyak yang di rumah belum di kampus. Sehingga kemarin kita terpikir motede apa nih untuk kuliah umum yang bisa kita lakukan untuk semester ini dan ternyata pas momennya gitu ya," tuturnya.

Selain itu, lanjut Mahaarum, hal ini juga akan terus dipelajari dalam Hukum Tata Negara hingga di beberapa kuliah lanjutan.



"Karena selain tadi disampaikan Mas Uceng juga inilah yang akan kita pelajari di HTN dan secara spesifik di beberapa kuliah lanjutan HTN," ungkapnya.

Mahaarum menilai, film Dirty Vote ini yang disampaikan oleh tiga ahli hukum tata negara, yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari menjadi salah satu sumbangsih untuk pendidikan politik di Indonesia.

"Jadi memang ini bisa menjadi salah satu sumbangsih kita juga untuk pendidikan politik yang lebih tepat karena kita semua akademisi," imbuhnya.

Menurutnya, film ini tidak ada tendensi ke salah satu paslon Capres-Cawapres 2024. Hanya saja sebagai akademi hukum, sudah menjadi tugasnya untuk mengkritisi isu-isu hukum yang muncul selama Pemilu 2024 ini.

"Dan isu isu hukum yang muncul di film inilah yang kemudian menarik bukan hanya menjadi bahan diskusi nanti kita di kelas tapi juga untuk dalam kehidupan nyata nanti utamanya untuk pemilu besok," tandasnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2015 seconds (0.1#10.140)