Lagi, Warga Setop Bongkar Muat Batu Bara PT GJT Gresik
loading...
A
A
A
GRESIK - Warga kembali menolak operasinya bongkar muat batu bara di terminal PT Gresik Jasa Tama (GJT) Gresik , Rabu (12/8/2020). Alasannya limbah bongkar muat mengganggu kesehatan warga sekitar.
Aksi warga Kelurahan Kemuteran Gresik itu sempat bersitegang dengan aparat kepolisian. Mereka menolak bongkar muat batu bara beroperasi kembali. Sebab, selain banyak debu, berpotensi menimbulkan penyakit paru-paru.
"Ya pasti kami menolak, sebelumnya sudah aman malah beroperasi lagi," ujar Andre saat di lokasi. (Baca juga: Jeder! 2 Truk Bertabrakan di Jalinsum Medan-Kisaran )
Lelaki asal Kelurahan Kemuteran, Kecamatan Gresik itu mengungkapkan, kondisi warga dalam beberapa bulan terakhir sudah baik. (Baca juga: Normal Baru, Aliansi Pekerja Seni Gresik Keluhkan Izin Keramaian )
Warga sudah merasa nyaman semenjak bongkar muat batu bara di GJT dihentikan. Nah, ketika hendak beroperasi lagi tidak ada sosialisasi ke warga sekitar.
"Tidak ada sosialisasi sama sekali ke warga. Sejak dulu kami menolak batu bara beroperasi," kata dia.
Warga yang sebelumnya kumpul di Kelurahan Kemuteran, berpindah di depan terminal parkir Makam Maulana Malik Ibrahim di Kelurahan Kroman.
Mereka menunggu truk bermuatan batu bara yang hendak melintas di lokasi. Di sekitar lokasi itu juga banyak aparat Kepolisian dan TNI yang bersiaga.
Bahkan, ada pula yang membawa anjing pelacak. Hingga berita ini ditulis, kondisi jalan utama Kelurahan Kroman terpantau rampai.
"Tadi sempat ada yang mau menghadang truk, tapi berhasil dikendalikan anggota," ungkap salah satu polisi.
Sebelumnya, bongkar muat batu bara di pelabuhan PT Gresik Jasa Tama (GJT) kembali beroperasi hari ini. Sebanyak 500 personil gabungan TNI - Polri dan Satpol PP dikerahkan untuk mengamankan keluar masuk kendaraan.
Dalam masa uji coba ini ada sekiar 8.227 metrik ton batu bara yang dilakukan bongkar muat. Pengamanan ini akan berlangsung hingga waktu yang tidak ditentukan.
"Nanti akan kami evaluasi, kalau hasilnya dirasa aman, seluruh personil kami tarik," ungkap Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto.
Aksi warga Kelurahan Kemuteran Gresik itu sempat bersitegang dengan aparat kepolisian. Mereka menolak bongkar muat batu bara beroperasi kembali. Sebab, selain banyak debu, berpotensi menimbulkan penyakit paru-paru.
"Ya pasti kami menolak, sebelumnya sudah aman malah beroperasi lagi," ujar Andre saat di lokasi. (Baca juga: Jeder! 2 Truk Bertabrakan di Jalinsum Medan-Kisaran )
Lelaki asal Kelurahan Kemuteran, Kecamatan Gresik itu mengungkapkan, kondisi warga dalam beberapa bulan terakhir sudah baik. (Baca juga: Normal Baru, Aliansi Pekerja Seni Gresik Keluhkan Izin Keramaian )
Warga sudah merasa nyaman semenjak bongkar muat batu bara di GJT dihentikan. Nah, ketika hendak beroperasi lagi tidak ada sosialisasi ke warga sekitar.
"Tidak ada sosialisasi sama sekali ke warga. Sejak dulu kami menolak batu bara beroperasi," kata dia.
Warga yang sebelumnya kumpul di Kelurahan Kemuteran, berpindah di depan terminal parkir Makam Maulana Malik Ibrahim di Kelurahan Kroman.
Mereka menunggu truk bermuatan batu bara yang hendak melintas di lokasi. Di sekitar lokasi itu juga banyak aparat Kepolisian dan TNI yang bersiaga.
Bahkan, ada pula yang membawa anjing pelacak. Hingga berita ini ditulis, kondisi jalan utama Kelurahan Kroman terpantau rampai.
"Tadi sempat ada yang mau menghadang truk, tapi berhasil dikendalikan anggota," ungkap salah satu polisi.
Sebelumnya, bongkar muat batu bara di pelabuhan PT Gresik Jasa Tama (GJT) kembali beroperasi hari ini. Sebanyak 500 personil gabungan TNI - Polri dan Satpol PP dikerahkan untuk mengamankan keluar masuk kendaraan.
Dalam masa uji coba ini ada sekiar 8.227 metrik ton batu bara yang dilakukan bongkar muat. Pengamanan ini akan berlangsung hingga waktu yang tidak ditentukan.
"Nanti akan kami evaluasi, kalau hasilnya dirasa aman, seluruh personil kami tarik," ungkap Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto.
(nth)