Dana Desa Membuat Paini Masih Bisa Tersenyum di Tengah COVID-19
loading...
A
A
A
Adzan Ashar baru saja berkumandang, saat kegiatan seremonial penyerahan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Desa (DD) selesai digelar di Balai Desa Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Kamis (30/4/2020).
"Alhamdulillah, bisa untuk jaga-jaga kebutuhan rumah," ungkap Paini lirih, di antara suara Adzan Ashar yang masih terdengar mengalun mengisi senja menghantarkan sang mentari menuju peraduannya.
Perempuan yang sudah berusia 60 tahun tersebut, tak bisa menutupi senyum bahagiannya saat buku tabungan dan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dari BNI 46. Dalam buku tabungan atas namanya itu, tertera tabungan senilai Rp600 ribu.
Warga RT 17 RW 4 Desa Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang tersebut, menjadi salah satu penerima BLT-DD dari 54 kepala keluarga di Desa Pandanlandung. BLT-DD ini disalurkan kepada rumah tangga miskin yang terdampak langsung akibat wabah virus Corona, COVID-19.
"Suami saya sudah berhenti dari pekerjaannya sebagai pengemudi truk di pabrik paralon. Sekarang kerja serabutan sama anak saya. Penghasilannya tidak pasti. Rata-rata satu minggu hanya dapat Rp250 ribu," ungkapnya.
Selain penghasilan yang tidak menentu, keluarga ini juga sangat rentan terhadap penularan penyakit. Bukan hanya usianya yang telah senja, pasangan suami istri ini juga sudah menderita penyakit gula darah.
Serangan COVID-19 sangat berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat desa. Untuk meringankan beban masyarakat, Pemerintah Desa Pandanlandung, menyalurkan BLT-DD, Kamis (30/4/2020). Desa Pandanlandung, merupakan desa pertama yang berhasil menyalurkan bantuan tersebut.
Penerima BLT-DD Desa Pandanlandung sejumlah 54 kepala keluarga. Masing-masing menerima Rp600 ribu selama tiga bulan, dimulai bulan April. Penyalurannya dilakukan melalui Bank BNI 46 Cabang Brawijaya Malang.
Sebanyak 54 kepala keluarga penerima BLT-DD setelah disaring dari masyarakat terdampak dengan kriteria yang ditentukan dalam Surat Pemberitahuan Menteri Desa PDTT No. 1261/PRI.00/IV/2020, dan Surat Edaran Bupati Malang No. 440/3186/35.07.119/2020.
"Setelah difilter dari data Bantuan Nasional Bencana Alam (BNBA) yang diajukan masyarakat sebanyak 354 kepala keluarga, masuk BLT-DD sebanyak 54 KK. Yang diajukan ke BNBA berkurang menjadi 300 KK," ujar bagian pendataan Satgas COVID-19 Desa Pandanlandung, Rino Eka Nanda.
Sejak pandemi COVID-19 ini masyarakat yang terdampak melonjak. Data di desa pandanlandung mencapai 1112 KK. "Di samping BLT-DD dan BNBA, angka tersebut disebar dalam skema bantuan PKH, BPNT, bantuan yang masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), non-DTKS, maupun bantuan sosial tunai (BST). Untuk memilahnya atau memfilter kami menggunakan data base dalam Sistem Informasi Desa, sehingga lebih mudah dan lebih cepat," lanjut Rino.
Untuk menggulirkan BLT-DD, desa Pandanlandung relatif lebih cepat. Terhitung tujuh hari sejak surat edaran dari Kabupaten Malang (keluar 23 April 2020), pemerintah desa Pandanlandung dapat menyalurkan bagi masyarakat terdampak Covid-19 tersebut.
Kegiatan yang dijalankan, mulai dari pendataan calon penerima, musyawarah desa khusus untuk menetapkan data calon penerima, perubahan RKP Desa/APB Desa, pengurusan rekening bank untuk penerima, dan penyaluran.
"Pemerintahan desa dan Satgas COVID-19 Pandanlandung bekerja bahu-membahu. Pemerintah desa dan satgas dapat bekerja sesuai tugas masing-masing. Tak lupa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) ikut aktif membahas dan memberikan kesepakatan-kesepakatan dalam musyawarah," kata Kepala Desa Pandanlandung, Wiroso Hadi.
Kuncinya, keselamatan dan ketenteraman masyarakat desa diutamakan. Agar mereka bisa menjaga kesehatan di rumah masing-masing, dan yang kehilangan pekerjaan dapat dibantu untuk mengurangi beban hidupnya.
"Di luar pembagian BLT-DD, dari APBDesa kami masih punya program pencegahan dan penanganan penyebaran virus corona. Berbagi masker, handsanitizer, penyemprotan disinfektan, berbagi sembako, alat sanitizer, dan papan-papan peringatan," lanjut Wiroso.
Proses pendataan sampai penyaluran BLT-DD di desa Pandanlandung dilakukan transparan. Pelibatan RT dan RW menjadi penting untuk mengontrol. "SID menjadi data utama, tetapi RT dan RW memastikan tingkat kerawanan warganya akibat terdampak COVID-19. RT dan RW juga didorong ikut menjelaskan berbagai skema bantuan. Sehingga masyarakat menyadari. Masyarakat terdampak yang tidak mendapat BLT-DD, tahu juga akan mendapat bantuan lainnya," ujar Tenaga Ahli Desa Pandanlandung, Iman Suwongso.
Hal itu berkat kerja keras pemerintahan desa dan Satgas COVID-19 Desa Pandanlandung. "Mereka kerja maraton, karena masyarakat butuh cepat. Penyiapan data, persiapan musyawarah, maupun rancangan regulasi desa disiapkan secara kilat, tanpa menyalahi peraturan yang dikeluarkan pemerintah," imbuhnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Jawa Timur, Muhammad Yasin memberikan apresiasi kepada para kepala desa dan pendamping desa yang telah bekerja maksimal, sehingga BLT-DD dimaksud bisa disalurkan.
"Di Jawa Timur, sudah ada 21 desa di sembilan kabupaten yang telah mencairkan BLT-DD. Penerima manfaatnya sebanyak 2.703 kepala keluarga. Diharapkan, bulan Mei sudah bisa dituntaskan seluruh desa untuk pencairan BLT-DD," tegasnya.
Sesuai dengan surat edaran Gubernur Jawa Timur No. 3300/2020 tertanggal 23 April 2020, seluruh BLT-DD wajib disalurkan kepada keluarga pemanfaat secara non tunai, karena dinilai paling aman, tepat sasaran, dan menghindari adanya pemotongan.
Yasin menyebutkan, potensi DD di seluruh Jawa Timur, yang disalurkan untuk BLT dalam rangka mengatasi dampak sosial ekonomi akibat wabah COVID-19 sebesar Rp2,285 triliun, yang bisa menjangkau 1,265 juta keluarga miskin di desa.
Sementara Kepala DPMD Kabupaten Malang, Suwadji berharap langkah cepat yang dilakukan Desa Pandanlandung, dalam mencairkan BLT-DD, dapat menginspirasi desa-desa lainnya, sehingga masyarakat miskin di desa dapat segera menerima manfaatnya.
Penyerahan BLT-DD Desa Pandanlandung tersebut, juga disaksikan langsung Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementrian Desa Pembangunan Darah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) Anwar Sanusi, bersama Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Kemendesa PDTT, Ivanovich Agusta secara daring dari Kantor Kemendesa PDTT di Jakarta.
Dalam sambutannya, Anwar Sanusi mengaku sangat mengapresiasi langkah cepat Desa Pandanlandung, yang telah menyelesaikan seluruh proses penyaluran BLT-DD. Kami sangat berharap, BLT-DD ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat penerimanya, terutama untuk mengatasi persoalan ekonomi akibat dampak wabah COVID-19," tegasnya.
Ke depan, dia berharap dana desa juga bisa digunakan untuk proses pemulihan kondisi sosial ekonomi masyarakat secara cepat dari dampak wabah Covid-19. Dana desa bisa juga dimanfaatkan untuk kegiatan produktif, seperti penyediaan kebutuhan masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sehingga dana desa bisa memutar roda ekonomi desa.
"Alhamdulillah, bisa untuk jaga-jaga kebutuhan rumah," ungkap Paini lirih, di antara suara Adzan Ashar yang masih terdengar mengalun mengisi senja menghantarkan sang mentari menuju peraduannya.
Perempuan yang sudah berusia 60 tahun tersebut, tak bisa menutupi senyum bahagiannya saat buku tabungan dan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dari BNI 46. Dalam buku tabungan atas namanya itu, tertera tabungan senilai Rp600 ribu.
Warga RT 17 RW 4 Desa Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang tersebut, menjadi salah satu penerima BLT-DD dari 54 kepala keluarga di Desa Pandanlandung. BLT-DD ini disalurkan kepada rumah tangga miskin yang terdampak langsung akibat wabah virus Corona, COVID-19.
"Suami saya sudah berhenti dari pekerjaannya sebagai pengemudi truk di pabrik paralon. Sekarang kerja serabutan sama anak saya. Penghasilannya tidak pasti. Rata-rata satu minggu hanya dapat Rp250 ribu," ungkapnya.
Selain penghasilan yang tidak menentu, keluarga ini juga sangat rentan terhadap penularan penyakit. Bukan hanya usianya yang telah senja, pasangan suami istri ini juga sudah menderita penyakit gula darah.
Serangan COVID-19 sangat berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat desa. Untuk meringankan beban masyarakat, Pemerintah Desa Pandanlandung, menyalurkan BLT-DD, Kamis (30/4/2020). Desa Pandanlandung, merupakan desa pertama yang berhasil menyalurkan bantuan tersebut.
Penerima BLT-DD Desa Pandanlandung sejumlah 54 kepala keluarga. Masing-masing menerima Rp600 ribu selama tiga bulan, dimulai bulan April. Penyalurannya dilakukan melalui Bank BNI 46 Cabang Brawijaya Malang.
Sebanyak 54 kepala keluarga penerima BLT-DD setelah disaring dari masyarakat terdampak dengan kriteria yang ditentukan dalam Surat Pemberitahuan Menteri Desa PDTT No. 1261/PRI.00/IV/2020, dan Surat Edaran Bupati Malang No. 440/3186/35.07.119/2020.
"Setelah difilter dari data Bantuan Nasional Bencana Alam (BNBA) yang diajukan masyarakat sebanyak 354 kepala keluarga, masuk BLT-DD sebanyak 54 KK. Yang diajukan ke BNBA berkurang menjadi 300 KK," ujar bagian pendataan Satgas COVID-19 Desa Pandanlandung, Rino Eka Nanda.
Sejak pandemi COVID-19 ini masyarakat yang terdampak melonjak. Data di desa pandanlandung mencapai 1112 KK. "Di samping BLT-DD dan BNBA, angka tersebut disebar dalam skema bantuan PKH, BPNT, bantuan yang masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), non-DTKS, maupun bantuan sosial tunai (BST). Untuk memilahnya atau memfilter kami menggunakan data base dalam Sistem Informasi Desa, sehingga lebih mudah dan lebih cepat," lanjut Rino.
Untuk menggulirkan BLT-DD, desa Pandanlandung relatif lebih cepat. Terhitung tujuh hari sejak surat edaran dari Kabupaten Malang (keluar 23 April 2020), pemerintah desa Pandanlandung dapat menyalurkan bagi masyarakat terdampak Covid-19 tersebut.
Kegiatan yang dijalankan, mulai dari pendataan calon penerima, musyawarah desa khusus untuk menetapkan data calon penerima, perubahan RKP Desa/APB Desa, pengurusan rekening bank untuk penerima, dan penyaluran.
"Pemerintahan desa dan Satgas COVID-19 Pandanlandung bekerja bahu-membahu. Pemerintah desa dan satgas dapat bekerja sesuai tugas masing-masing. Tak lupa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) ikut aktif membahas dan memberikan kesepakatan-kesepakatan dalam musyawarah," kata Kepala Desa Pandanlandung, Wiroso Hadi.
Kuncinya, keselamatan dan ketenteraman masyarakat desa diutamakan. Agar mereka bisa menjaga kesehatan di rumah masing-masing, dan yang kehilangan pekerjaan dapat dibantu untuk mengurangi beban hidupnya.
"Di luar pembagian BLT-DD, dari APBDesa kami masih punya program pencegahan dan penanganan penyebaran virus corona. Berbagi masker, handsanitizer, penyemprotan disinfektan, berbagi sembako, alat sanitizer, dan papan-papan peringatan," lanjut Wiroso.
Proses pendataan sampai penyaluran BLT-DD di desa Pandanlandung dilakukan transparan. Pelibatan RT dan RW menjadi penting untuk mengontrol. "SID menjadi data utama, tetapi RT dan RW memastikan tingkat kerawanan warganya akibat terdampak COVID-19. RT dan RW juga didorong ikut menjelaskan berbagai skema bantuan. Sehingga masyarakat menyadari. Masyarakat terdampak yang tidak mendapat BLT-DD, tahu juga akan mendapat bantuan lainnya," ujar Tenaga Ahli Desa Pandanlandung, Iman Suwongso.
Hal itu berkat kerja keras pemerintahan desa dan Satgas COVID-19 Desa Pandanlandung. "Mereka kerja maraton, karena masyarakat butuh cepat. Penyiapan data, persiapan musyawarah, maupun rancangan regulasi desa disiapkan secara kilat, tanpa menyalahi peraturan yang dikeluarkan pemerintah," imbuhnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Jawa Timur, Muhammad Yasin memberikan apresiasi kepada para kepala desa dan pendamping desa yang telah bekerja maksimal, sehingga BLT-DD dimaksud bisa disalurkan.
"Di Jawa Timur, sudah ada 21 desa di sembilan kabupaten yang telah mencairkan BLT-DD. Penerima manfaatnya sebanyak 2.703 kepala keluarga. Diharapkan, bulan Mei sudah bisa dituntaskan seluruh desa untuk pencairan BLT-DD," tegasnya.
Sesuai dengan surat edaran Gubernur Jawa Timur No. 3300/2020 tertanggal 23 April 2020, seluruh BLT-DD wajib disalurkan kepada keluarga pemanfaat secara non tunai, karena dinilai paling aman, tepat sasaran, dan menghindari adanya pemotongan.
Yasin menyebutkan, potensi DD di seluruh Jawa Timur, yang disalurkan untuk BLT dalam rangka mengatasi dampak sosial ekonomi akibat wabah COVID-19 sebesar Rp2,285 triliun, yang bisa menjangkau 1,265 juta keluarga miskin di desa.
Sementara Kepala DPMD Kabupaten Malang, Suwadji berharap langkah cepat yang dilakukan Desa Pandanlandung, dalam mencairkan BLT-DD, dapat menginspirasi desa-desa lainnya, sehingga masyarakat miskin di desa dapat segera menerima manfaatnya.
Penyerahan BLT-DD Desa Pandanlandung tersebut, juga disaksikan langsung Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementrian Desa Pembangunan Darah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) Anwar Sanusi, bersama Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Kemendesa PDTT, Ivanovich Agusta secara daring dari Kantor Kemendesa PDTT di Jakarta.
Dalam sambutannya, Anwar Sanusi mengaku sangat mengapresiasi langkah cepat Desa Pandanlandung, yang telah menyelesaikan seluruh proses penyaluran BLT-DD. Kami sangat berharap, BLT-DD ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat penerimanya, terutama untuk mengatasi persoalan ekonomi akibat dampak wabah COVID-19," tegasnya.
Ke depan, dia berharap dana desa juga bisa digunakan untuk proses pemulihan kondisi sosial ekonomi masyarakat secara cepat dari dampak wabah Covid-19. Dana desa bisa juga dimanfaatkan untuk kegiatan produktif, seperti penyediaan kebutuhan masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sehingga dana desa bisa memutar roda ekonomi desa.
(eyt)