Masa Pandemi Corona, Angka Kehamilan di Blora Justru Melonjak
loading...
A
A
A
BLORA - Angka kehamilan di Blora Jawa Tengah melonjak selama masa pandemi COVID-19. Hingga semester pertama 2020, tercatat 6.283 ibu hamil dengan kondisi usia ibu hamil di bawah 20 tahun sebanyak 229 orang, dan di atas usia 35 tahun sebanyak 352 orang.
“Terlalu muda ini belum siap, mungkin karena pernikahan dini. Kemudian yang terlalu tua ini juga berisiko,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Lilik Hernanto, Senin (10/8/2020).
Dia mengatakan, masih banyak pula ibu hamil anak keempat sehingga program KB masih belum optimal di masyarakat. “Apalagi yang hamil anak keempat masih ada juga, sebanyak 43 orang. Ini artinya program KB juga masih belum merata,” ungkap Lilik.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Blora, Ahmad Nur Hidayat, menambahkan, tingginya angka kehamilan itu disinyalir karena selama pandemi COVID-19, banyak kegiatan yang dilakukan di rumah, mengurangi aktivitas di luar rumah.
“Sebelumnya, dalam setahun itu 15 ribu sekian, namun pada masa pandemi di bulan Juni mencapai 4980. Rata-rata pasangan muda,” ucap Nur Hidayat.(Baca juga : Dalami Kasus PT DI, KPK Panggil Bupati Blora )
Menurut dia, meningkatnya intensitas hubungan suami istri selama masa pandemi COVID-19 diduga bisa memicu angka kehamilan yang tidak diinginkan (KTD).
“Sebaiknya masyarakat mulai mengatur perencanaan kehamilan. Setiap kehamilan seharusnya direncanakan dan diinginkan. Istilah kami, tidak melarang orang hamil, tapi tunda kehamilan hingga pandemi COVID-19 berakhir,” ungkapnya.(Baca juga : Pakai Pengeras Suara, Polisi Ajak Pedagang Disiplin Cegah Corona )
“Terlalu muda ini belum siap, mungkin karena pernikahan dini. Kemudian yang terlalu tua ini juga berisiko,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Lilik Hernanto, Senin (10/8/2020).
Dia mengatakan, masih banyak pula ibu hamil anak keempat sehingga program KB masih belum optimal di masyarakat. “Apalagi yang hamil anak keempat masih ada juga, sebanyak 43 orang. Ini artinya program KB juga masih belum merata,” ungkap Lilik.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Blora, Ahmad Nur Hidayat, menambahkan, tingginya angka kehamilan itu disinyalir karena selama pandemi COVID-19, banyak kegiatan yang dilakukan di rumah, mengurangi aktivitas di luar rumah.
“Sebelumnya, dalam setahun itu 15 ribu sekian, namun pada masa pandemi di bulan Juni mencapai 4980. Rata-rata pasangan muda,” ucap Nur Hidayat.(Baca juga : Dalami Kasus PT DI, KPK Panggil Bupati Blora )
Menurut dia, meningkatnya intensitas hubungan suami istri selama masa pandemi COVID-19 diduga bisa memicu angka kehamilan yang tidak diinginkan (KTD).
“Sebaiknya masyarakat mulai mengatur perencanaan kehamilan. Setiap kehamilan seharusnya direncanakan dan diinginkan. Istilah kami, tidak melarang orang hamil, tapi tunda kehamilan hingga pandemi COVID-19 berakhir,” ungkapnya.(Baca juga : Pakai Pengeras Suara, Polisi Ajak Pedagang Disiplin Cegah Corona )
(nun)