Geger Dinding Twin Tunnel Tol Cisumdawu Diduga Retak, Pengelola Sebut Hanya Sarang Laba-laba

Senin, 01 Januari 2024 - 16:02 WIB
loading...
Geger Dinding Twin Tunnel Tol Cisumdawu Diduga Retak, Pengelola Sebut Hanya Sarang Laba-laba
Tangkapan layar video viral yang memperlihatkan dugaan keretakan dinding twin tunnel Tol Cisumdawu yang viral di media sosial. Foto/Tangkapan Layar/Ist
A A A
SUMEDANG - Video viral yang menyebut dinding twin tunnel Jalan Tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisundawu) diduga retak dampak gempa Sumedang berkekuatan magnitudo 4,8 direspons pihak pengelola dengan mengecek ke lokasi.

Geger Dinding Twin Tunnel Tol Cisumdawu Diduga Retak, Pengelola Sebut Hanya Sarang Laba-laba

Tangkapan layar video yang memperlihatkan dugaan keretakan dinding twin tunnel Tol Cisumdawu yang viral di media sosial. Foto/Tangkapan Layar/Ist

Hasilnya, PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT) selaku pengelola memastikan bahwa tidak ada keretakan pada dinding twin tunnel atau terowongan kembar Tol Cisumdawu.



Kepastian itu disampaikan Direktur Teknik dan Operasi PT CKJT, Bagus Medi Suarso menanggapi beredarnya video retakan twin tunnel Tol Cisumdawu akibat gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Sumedang pada Minggu (31/12/2023) malam.

"Kondisinya aman, setelah kami cek tidak ada retakan. Sepertinya video yang tersebar semalam," ucap Bagus usai melakukan inspeksi lapangan ke twin tunnel Tol Cisumdawu, Senin (1/1/2024).

Bagus menjelaskan, video yang tersebar di media sosial itu akibat refleksi cahaya saja. Menurutnya, tidak ada retakan di terowongan kembar yang memiliki panjang 474 meter itu.

"Itu terjadi akibat pantulan cahaya yang membuat kondisi terowongan seperti retak, padahal itu hanyalah kotoran dari sarang laba-laba. Karna setelah kita bersihkan, hilang kotorannya," jelasnya.



Sebelumnya, selain video terowongan kembar tersebar luas di media sosial, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menegaskan, adanya retaknya twin tunnel akibat gempa bumi Sumedang.

"Gempa bumi M 4,8 ini juga menyebabkan adanya sedikit keretakan dinding 'Cisumdawu Twin Tunnel' atau Terowongan Kembar Tol Cisumdawu," ucap Abdul, Senin (1/1/2024).



Pihaknya memastikan, pihak pengelola Tol Cisumdawu telah berada di lokasi untuk asesmen dan tindakan lainnya yang dianggap perlu.

"Atas keretakan itu dipastikan sementara tidak mengganggu lalu lintas dan kondisi masih aman terkendali," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono mengatakan, saat ini dirinya tengah menuju lokasi untuk mengecek bagaimana kondisi itu. Berdasarkan informasi sementara, keretakan itu disebutkannya tidak terjadi.

"Ini saya sedang menuju Cisumdawu. Tadi pagi saya sudah konfirmasi dengan PT CJKT pengelola Cisumdawu beliau sudah lakukan planing identifikasi jadi retakan itu tidak nampak terjadi, itu sambungan dari konkret dinding trowongan dihuni sarang laba-laba warna hitam itu," ucap Abenk, panggilan akrabnya.

Meski tidak ada terjadi keretakan, Abenk mengungkapkan, pengelola dan pihak kementerian PUPR nantinya akan menurunkan tim ahli untuk melakukan investigasi dampak gempa bumi pada twin tunnel Tol Cisumdawu.

"Sarang laba-laba dibersihkan, tapi dalam waktu dekat akan diturunkan tim ahli untuk identifikasi sejauh mana kalaupun ada kerusakan jadi tim ahli segera turun," tandasnya.

Dampak Gempa Sumedang


Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Machmdin memastikan, tidak ada korban jiwa meninggal dari peristiwa gempa bumi tersebut.

Berdasarkan laporan yang diterimanya, gempa bumi mengakibatkan 138 rumah rusak ringan, 110 rusak berat, 456 warga mengungsi, dan tidak ditemukan korban jiwa.

"Tadi menurut laporan ada 138 rumah rusak ringan, 110 rusak berat, dan 456 pengungsi. Korban jiwa tidak ada, hanya luka ringan 11 orang dan 2 orang di antaranya dirawat di RSUD Sumedang dan Santosa Bandung, sisanya sudah pulang ke rumah masing-masing," kata Bey.

Bey menjelaskan, salah satu yang terdampak gempa cukup parah dan menjadi fokus penanganan adalah RSUD Sumedang. Dia juga telah melihat langsung beberapa titik bangunan RSUD yang mengalami keretakan akibat gempa bumi beruntun ini.

"Kami tadi meninjau ke RSUD Sumedang saya lihat penanganannya sudah baik yang utama adalah keselamatan dan ketenangan pasien, jadi dipindahkan dulu ke tempat yang aman, memang masih ada pasien di dalam tapi itu berada di bangunan yang aman," terangnya.

Bey mengungkapkan, peristiwa gempa bumi ini terjadi secara beruntun di Kabupaten Sumedang. Magnitudo dari masing-masing gempa pun berbeda. Jika ditotal gempa yang terjadi kemarin malam ini mencapai lima kali.

"Sebetulnya kemarin terjadi 5 kali gempa di Sumedang, namun setelah gempa yang ketiga kekuatannya semakin rendah yaitu sekitar 2 magnitudo, tentunya kita berharap tidak terjadi lagi gempa susulan," katanya.

Akibat Sesar Lokal


Kepala Stasiun Geofisika dari Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Bandung Teguh Rahayu memastikan, peristiwa gempa bumi beruntun yang terjadi di Sumedang disebabkan sesar lokal.

Meski disebabkan oleh sesar lokal, Teguh memastikan, BMKG masih melakukan penelitian mendalam mengenai sumber peristiwa gempa bumi yang terjadi jelang malam pergantian tahun baru 2024 ini.

"Untuk sementara ini kami belum bisa mengidentifikasi secara jelas ini (gempa) dari aktivitas sesar yang mana, namun bisa kita sampaikan ini dari aktivitas sesar lokal yang aktif," ujar Teguh.

Teguh meminta masyarakat Sumedang untuk tetap waspada terhadap gempa susulan. Meski BMKG dikatakannya belum bisa memastikan penyebab gempa akitbat adanya pergerakan sesar yang belum diketahui.

"Kami sampaikan masyarakat tetap waspada, terutama satu minggu ke depan karena kita belum bisa memprediksi gempa susulannya seperti apa," tandasnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1060 seconds (0.1#10.140)