Ganjar Pranowo Serap Aspirasi Reforma Agraria dari Masyarakat Dayak di Pontianak
loading...
A
A
A
PONTIANAK - Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo dalam kunjungannya ke Pontianak, Kalimantan Barat menyerap sejumlah aspirasi dari masyarakat Dayak. Di antaranya mengenai reforma agraria.
Aspirasi itu disampaikan oleh Ketua Organisasi Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Barat (Kalbar), Cornelius Kimha pada Minggu (26/11/2023).
Sebelumya, DAD Kalbar secara resmi menyatakan dukungannya untuk pasangan Capres Ganjar Pranowo dan Wapres Mahfud MD dalam Pilpres 2024. Deklarasi ini terjadi saat kunjungan Ganjar Pranowo ke Pontianak, Kalimantan Barat.
Ketua DAD Kalbar, Cornelius Kimha menyatakan bahwa meskipun masyarakat adat Dayak Kalbar berasal dari berbagai partai, mereka tidak memiliki pilihan lain selain mendukung Ganjar.
Cornelius menitipkan tiga aspirasi masyarakat adat Dayak yang diyakini Ganjar bisa menindaklanjuti jika terpilih.
Salah satunya adalah terkait diperlukannya reforma agraria karena adanya konflik agraria di mana masyarakat Suku Dayak sering menjadi korban investasi perusahaan besar yang memakan lahan masyarakat adat.
Cornelius menyampaikan kekhawatiran bahwa tanpa kebijakan atau regulasi yang mendukung masyarakat adat, masa depan anak cucu mereka akan terancam.
Aspirasi itu disampaikan oleh Ketua Organisasi Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Barat (Kalbar), Cornelius Kimha pada Minggu (26/11/2023).
Sebelumya, DAD Kalbar secara resmi menyatakan dukungannya untuk pasangan Capres Ganjar Pranowo dan Wapres Mahfud MD dalam Pilpres 2024. Deklarasi ini terjadi saat kunjungan Ganjar Pranowo ke Pontianak, Kalimantan Barat.
Ketua DAD Kalbar, Cornelius Kimha menyatakan bahwa meskipun masyarakat adat Dayak Kalbar berasal dari berbagai partai, mereka tidak memiliki pilihan lain selain mendukung Ganjar.
Cornelius menitipkan tiga aspirasi masyarakat adat Dayak yang diyakini Ganjar bisa menindaklanjuti jika terpilih.
Salah satunya adalah terkait diperlukannya reforma agraria karena adanya konflik agraria di mana masyarakat Suku Dayak sering menjadi korban investasi perusahaan besar yang memakan lahan masyarakat adat.
Cornelius menyampaikan kekhawatiran bahwa tanpa kebijakan atau regulasi yang mendukung masyarakat adat, masa depan anak cucu mereka akan terancam.