Kekejaman Ratu Sakti, Raja Pajajaran Rakus Suka Rampas Harta Rakyat hingga Nikahi Ibu Tiri

Minggu, 19 November 2023 - 06:02 WIB
loading...
A A A
Meski ketangguhan benteng Pakuan Pajajaran, tak mampu ditembus pasukan Banten, namun dua senopati senior dariKerajaan Pajajaran, harus gugur di medan laga. Kedua senopati tangguh itu adalah Tohaan Ratu Sangiang, dan Tohaan Sarendet.

Diharapkan mampu menjadi raja yang kuat bagiKerajaan Pajajaran, ternyata perilaku Ratu Sakti justru sangat buruk. Dikisahkan, sejak Ratu Sakti naik takhta, Kerajaan Pajajaran ditimpa masalah kompleks.

Masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan pemerintahan Ratu Sakti, karena kelaparan merajalela, dibarengi dengan kemaksiatan dan kejahatan. Saat rakyat mengalami bencana kelaparan, Kerajaan Pajajaran tidak memasok kebutuhan pokok rakyat.



Ratu Sakti justru lebih suka mabuk-mabukan, dan jauh dari agama. Tak hanya itu, Ratu Sakti juga tidak mempedulikan tatanan hukum negara, sehingga rakyat mulai membangkang.

Bahkan, Ratu Sakti memiliki moral buruk, memberlakukan hukum semena-mena terhadap masyarakat kecil, yakni dengan menghukum mati penduduk, merampas harta masyarakat tanpa alasan pasti.

Ratu Sakti juga dicap sebagai raja yang berani melanggar adat keraton, sebab telah mengawini seorang putri larangan dari keluaran yang dilarang adat secara keras. Bahkan, Ratu Sakti juga memperistri ibu tirinya.

Dalam Carita Parahiyangan, juga dituliskan tentang keburukan Ratu Sakti, yang berbunyi “Aja tinut de sang kawuri polah sang nata”, yang artinya “Janganlah ditiru kelakuan raja ini oleh mereka yang kemudian menggantikannya”.



Rakyat tak lagi mengurusi Kerajaan Pajajaran, karena sedang mendapatkan gangguan dari luar, seperti dari Banten, Cirebon, dan Demak. Rakyat lebih fokus mengurusi diri sendiri untuk menyelamatkan keluarga masing-masing.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1564 seconds (0.1#10.140)