Kisah Kesaktian 2 Pusaka Wali Songo yang Buat Majapahit Kalang Kabut
loading...
![Kisah Kesaktian 2 Pusaka...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2023/11/10/29/1248031/kisah-kesaktian-2-pusaka-wali-songo-yang-buat-majapahit-kalang-kabut-bnk.webp)
Pusaka Wali Songo diketahui bisa membuat pasukan Majapahit kalang kabut. Foto/Ilustrasi/Ist
A
A
A
JAKARTA - Pusaka Wali Songo memiliki kemampuan yang bikin tercengang. Dalam beberapa peristiwa, sejumlah pusaka Wali Songo diketahui bisa membuat pasukan Majapahit kalang kabut.
Suatu ketika Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati Cirebon telah menggunakan pusaka Wali Songo untuk menaklukan Majapahit. Saat itu mereka tengah berupaya untuk mengislamkan semua bupati dan pemimpin yang ada di wilayah Jawa.
Dari berbagai bupati yang ada di Pulau Jawa, hanya Raja Majapahit Prabu Brawijaya dan Adipati Klungkung yang konon menolak untuk masuk agama Islam. Mereka teguh pendirian dengan kepercayaan yang dianutnya.
Bahkan, mereka tak segan untuk melakukan upaya pemberontakan terhadap langkah para Wali Songo. Demi membela menyebarkan agama Allah SWT, Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati pun mengeluarkan senjata pusakanya.
Dikutip dari buku yang bertajuk “Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” yang ditulis Slamet Muljana, seluruh Wali atau Sunan pun memerintahkan putra mereka ke medan perang untuk melawan pasukkan Majapahit.
Dari sembilan wali, Sunan Kudus yang ikut terjun ke medang perang tersebut dengan pemimpin pasukan demak bernama Raden Iman. Sedangkan pasukkan Majapahit dipimpin oleh Gajah Mada, Adipati Terung, dan Dayaningrat yang berasal dari Pengging.
Sebagai bekal untuk pasukkan Majapahit, Sunan Giri pun memberikan pusakanya berupa keris yang dinamai ‘Keris Makripat’ kepada Raden Iman. Sedangkan Sunan Gunung Jati Cirebon memberikan pusaka yang dinamakan ‘Badong’.
Kedua benda tersebut konon memiliki kesaktian yang luar biasa. Dengan kekuatan dan kesaktiannya, pasukan Majapahit pun kocar-kacir hingga lari terbirit-birit meninggalkan medang perang itu.
Keris Makripat mempunyai kesaktian yang unik, jika dihunus konon akan menimbulkan angin ribut hingga hujan badai. Sementara Badong dapat mengerahkan para tikus yang menyerang lawan perangnya.
Dalam kisahnya, Raden Iman yang bergerak dengan membawa 1.000 pasukkan bisa nampak oleh musuh menjadi 10.000 pasukan. Tikus-tikus yang keluar dari pusaka Badong pun bisa menghabiskan perbekalan makanan tentara Majapahit.
Angin ribut yang ditimbulkan Keris Makripat menimbulkan banyak kerusakan. Ada juga kumbang yang bergerak menakut-nakuti lawannya. Dengan begitu, tentara Majapahit pun dipukul mundur. Namun, hanya Adipati Terunglah yang selamat dari kerusakan karena sang adipati telah sah memeluk agama Islam sebelumnya.
Diceritakan Prabu Brawijaya kemudian mengungsi ke Sengguruh dengan segenap keluarganya dan Patih Gajah Mada. Sang Prabu kemudian diberikan kesempatan untuk masuk Islam.
Oleh karena itu, Demak pun mengirim utusan Lembu Peteng dan Karan Panolih ke Sengguruh bertemu dengan sang raja dari Majapahit itu. Akan tetapi sang prabu tetap menolak dan Sengguruh pun terpaksa diserbu oleh Demak.
Sebelum diserbu, Prabu Brawijaya beserta bala tentaranya sempat melarikan diri ke Pulau Bali. Pada tahun 1.400, Sengguruh pun jatuh. Candra sangkalanya juga sirna ilang kertining bumi.
Lihat Juga: Ulama Keturunan Wali Songo Percaya Ganjar Mampu Jaga Nasionalisme dan Harkat Martabat Bangsa
Suatu ketika Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati Cirebon telah menggunakan pusaka Wali Songo untuk menaklukan Majapahit. Saat itu mereka tengah berupaya untuk mengislamkan semua bupati dan pemimpin yang ada di wilayah Jawa.
Dari berbagai bupati yang ada di Pulau Jawa, hanya Raja Majapahit Prabu Brawijaya dan Adipati Klungkung yang konon menolak untuk masuk agama Islam. Mereka teguh pendirian dengan kepercayaan yang dianutnya.
Bahkan, mereka tak segan untuk melakukan upaya pemberontakan terhadap langkah para Wali Songo. Demi membela menyebarkan agama Allah SWT, Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati pun mengeluarkan senjata pusakanya.
Kisah 2 Pusaka Wali Songo yang Membuat Majapahit Kalang Kabut
Dikutip dari buku yang bertajuk “Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” yang ditulis Slamet Muljana, seluruh Wali atau Sunan pun memerintahkan putra mereka ke medan perang untuk melawan pasukkan Majapahit.
Dari sembilan wali, Sunan Kudus yang ikut terjun ke medang perang tersebut dengan pemimpin pasukan demak bernama Raden Iman. Sedangkan pasukkan Majapahit dipimpin oleh Gajah Mada, Adipati Terung, dan Dayaningrat yang berasal dari Pengging.
Sebagai bekal untuk pasukkan Majapahit, Sunan Giri pun memberikan pusakanya berupa keris yang dinamai ‘Keris Makripat’ kepada Raden Iman. Sedangkan Sunan Gunung Jati Cirebon memberikan pusaka yang dinamakan ‘Badong’.
Kedua benda tersebut konon memiliki kesaktian yang luar biasa. Dengan kekuatan dan kesaktiannya, pasukan Majapahit pun kocar-kacir hingga lari terbirit-birit meninggalkan medang perang itu.
Keris Makripat mempunyai kesaktian yang unik, jika dihunus konon akan menimbulkan angin ribut hingga hujan badai. Sementara Badong dapat mengerahkan para tikus yang menyerang lawan perangnya.
Dalam kisahnya, Raden Iman yang bergerak dengan membawa 1.000 pasukkan bisa nampak oleh musuh menjadi 10.000 pasukan. Tikus-tikus yang keluar dari pusaka Badong pun bisa menghabiskan perbekalan makanan tentara Majapahit.
Angin ribut yang ditimbulkan Keris Makripat menimbulkan banyak kerusakan. Ada juga kumbang yang bergerak menakut-nakuti lawannya. Dengan begitu, tentara Majapahit pun dipukul mundur. Namun, hanya Adipati Terunglah yang selamat dari kerusakan karena sang adipati telah sah memeluk agama Islam sebelumnya.
Diceritakan Prabu Brawijaya kemudian mengungsi ke Sengguruh dengan segenap keluarganya dan Patih Gajah Mada. Sang Prabu kemudian diberikan kesempatan untuk masuk Islam.
Oleh karena itu, Demak pun mengirim utusan Lembu Peteng dan Karan Panolih ke Sengguruh bertemu dengan sang raja dari Majapahit itu. Akan tetapi sang prabu tetap menolak dan Sengguruh pun terpaksa diserbu oleh Demak.
Sebelum diserbu, Prabu Brawijaya beserta bala tentaranya sempat melarikan diri ke Pulau Bali. Pada tahun 1.400, Sengguruh pun jatuh. Candra sangkalanya juga sirna ilang kertining bumi.
Lihat Juga: Ulama Keturunan Wali Songo Percaya Ganjar Mampu Jaga Nasionalisme dan Harkat Martabat Bangsa
(okt)