Misteri Meninggalnya Mahasiswi Unair, Partai Perindo: Perlu Investigasi Mendalam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Perindo turut prihatin dan berduka cita atas meninggalnya CA (21), mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur.
Korban ditemukan tewas dalam kondisi yang tak wajar dalam mobil, di Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (5/11/2023).
Juru Bicara Nasional DPP Partai Perindo Ike Julies Tiati atau Ike Suharjo mendorong pihak Kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tewasnya mahasiswi tersebut.
"Saya rasa tidak berhenti di sini saja. Tapi dalam hal ini pihak kepolisian hendaknya terus melakukan investigasi penyelidikan apakah memang korban ini benar-benar bunuh diri atau ada yang membunuh," kata Ike kepada wartawan, Selasa (7/11/2023).
Ike melanjutkan, polisi juga harus menyelidiki lebih jauh terkait surat wasiat yang ditemukan saat olah tempat kejadian perkara (TKP). Hal ini untuk mengungkap motif tewasnya mahasiswi asal Kediri, Jawa Timur itu.
"Dalam hal ini korban meninggalkan surat wasiat, bisa diselidiki apakah memang benar-benar korban yang menulis surat wasiat itu ataukah orang lain," ucap Ike yang juga merupakan Caleg DPR RI Dapil Sumatera Selatan II ini.
"Begitu juga terkait kondisi korban yang kabarnya dipenuhi dengan racun, apakah proses dalam melakukan bundir itu korban sendiri yang melakukan ataukah ada orang lain," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, kasus kematian mahasiswi berinisial CA tersebut kini masih dalam penyelidikan polisi. Selain menunggu hasil autopsi, polisi juga melakukan uji toksikologi ke tubuh korban.
Meski diduga bunuh diri, namun polisi belum bisa memastikan kematian korban.
Uji toksikologi ini dilakukan, karena diduga kematian korban akibat gas helium yang ditemukan di sekitar lokasi kejadian.
Polisi juga telah memeriksa saudara kandung korban yang tinggal bersama korban di sebuah apartemen di Surabaya. Tidak hanya itu, polisi juga memeriksa sejumlah orang di lingkungan kampus yang sering berhubungan dengan korban, termasuk dosen pembimbing korban.
Dari hasil pemeriksaan sementara, diketahui selain sebagai mahasiswi kedokteran hewan, korban juga tercatat sebagai asisten dosen di kampusnya.
"Saat ini kita sedang menunggu hasil autopsi, lalu dilanjutkan uji toksilogi untuk menentukan penyebab kematian korban," kata Kasatreskrim Polresta Sidoarjo, Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo.
Korban ditemukan tewas dalam kondisi yang tak wajar dalam mobil, di Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (5/11/2023).
Juru Bicara Nasional DPP Partai Perindo Ike Julies Tiati atau Ike Suharjo mendorong pihak Kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tewasnya mahasiswi tersebut.
"Saya rasa tidak berhenti di sini saja. Tapi dalam hal ini pihak kepolisian hendaknya terus melakukan investigasi penyelidikan apakah memang korban ini benar-benar bunuh diri atau ada yang membunuh," kata Ike kepada wartawan, Selasa (7/11/2023).
Ike melanjutkan, polisi juga harus menyelidiki lebih jauh terkait surat wasiat yang ditemukan saat olah tempat kejadian perkara (TKP). Hal ini untuk mengungkap motif tewasnya mahasiswi asal Kediri, Jawa Timur itu.
"Dalam hal ini korban meninggalkan surat wasiat, bisa diselidiki apakah memang benar-benar korban yang menulis surat wasiat itu ataukah orang lain," ucap Ike yang juga merupakan Caleg DPR RI Dapil Sumatera Selatan II ini.
"Begitu juga terkait kondisi korban yang kabarnya dipenuhi dengan racun, apakah proses dalam melakukan bundir itu korban sendiri yang melakukan ataukah ada orang lain," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, kasus kematian mahasiswi berinisial CA tersebut kini masih dalam penyelidikan polisi. Selain menunggu hasil autopsi, polisi juga melakukan uji toksikologi ke tubuh korban.
Meski diduga bunuh diri, namun polisi belum bisa memastikan kematian korban.
Uji toksikologi ini dilakukan, karena diduga kematian korban akibat gas helium yang ditemukan di sekitar lokasi kejadian.
Polisi juga telah memeriksa saudara kandung korban yang tinggal bersama korban di sebuah apartemen di Surabaya. Tidak hanya itu, polisi juga memeriksa sejumlah orang di lingkungan kampus yang sering berhubungan dengan korban, termasuk dosen pembimbing korban.
Dari hasil pemeriksaan sementara, diketahui selain sebagai mahasiswi kedokteran hewan, korban juga tercatat sebagai asisten dosen di kampusnya.
"Saat ini kita sedang menunggu hasil autopsi, lalu dilanjutkan uji toksilogi untuk menentukan penyebab kematian korban," kata Kasatreskrim Polresta Sidoarjo, Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo.
(shf)