Sadis! Siswa MTs di Garut Sayat Leher Teman Pakai Cutter hingga Tewas
loading...
A
A
A
GARUT - Agum Gumelar (13), remaja asal Kecamatan Leuwigoong, Garut, Jawa Barat menjadi korban pembunuhan berencana oleh teman mainnya. Leher korban disayat pakai cutter hingga akhirnya tewas dan tenggelam di Sungai Cimanuk.
Jenazahnya ditemukan beberapa setelah pembunuhan dalam kondisi membusuk di tepi Sungai Cimanuk. Pembunuh Agum pun terungkap, yaitu seorang teman yang terakhir bermain voli dengannya pada Senin 30 Oktober 2023 lalu.
Pelaku berusia 12 tahun dan masih satu sekolah dengan korban. Ia menyebut motif pelaku membunuh korban adalah karena sakit hati.
"Pelakunya merupakan teman korban, telah diamankan. Motifnya sakit hati, salah satunya saat bermain voli ada beberapa kali bola mengenai wajahnya sehingga dia dendam," kata Kapolres Garut AKBP Rohman Yonky Dilatha, Senin (6/11/2023).
Pelaku yang masih di bawah umur ini lantas berencana membalas dendamnya. Ia merancang skenario untuk dapat bersama korban selepas main voli.
"Sebetulnya korban dan pelaku ini sebelumnya main voli bertiga, ada seorang temannya lagi. Namun temannya itu pulang lebih dahulu. Untuk memuluskan rencana membalas dendam, dia mengajak korban untuk mandi di sungai," ujarnya.
Korban yang tak mengetahui rencana bocah jahat itu pun memenuhi ajakan tersebut. Sebelum ke sungai, mereka terlebih dahulu mampir ke rumah pelaku untuk menyimpan bola voli.
"Dari rumah, pelaku ini membekali diri dengan pisau cutter sebelum berangkat ke sungai untuk mandi bersama. Saat di lokasi sungai korban dan pelaku beraktivitas mandi seperti biasa. Hingga pada akhirnya dia memiliki kesempatan, pelaku ini pun langsung menjalankan aksinya," jelasnya.
Kesempatan yang dimiliki pelaku adalah saat korban terpeleset jatuh ke air sungai dan meminta bantuan terhadap pelaku. Pelaku yang telah mempersiapkan cutter pun langsung menyayatkan senjata tajam tersebut ke leher korban.
"Pelaku berpura-pura menolong korban. Posisinya dia ada di atas batu sementara korban di air. Jadi satu tangan pelaku memegang tangan korban, tangan lainnya menyayatkan cutter ke leher korban," ungkapnya.
AKBP Rohman Yonky Dilatha menambahkan, tidak ada saksi mata ketika peristiwa pembunuhan itu terjadi. Pelaku yang telah puas melancarkan aksinya ini kembali pulang ke rumahnya seolah tak terjadi apa-apa.
Sejak saat itu keluarga korban cemas karena Agum tidak kunjung pulang selepas meminta izin untuk bermain voli. Mereka kemudian melaporkan hilangnya korban ke aparat Polsek Leuwigoong, dan menyebarkan informasi mengenai remaja ini melalui media sosial Instagram.
Dari informasi yang diperoleh dari akun Instagram @infoleuwigoong, sehari-hari korban memiliki nama panggilan Jagan. Saat mengabarkan korban hilang, akun media sosial ini menyebut Agum Gumelar bersekolah di MTs Al Yusufiyah Leuwigoong, Garut.
Jenazah Agum Gumelar pun ditemukan beberapa hari setelah peristiwa pembunuhan itu, yakni pada Jumat (3/11/2023) pekan lalu. Kondisi jenazah ditemukan membusuk di tepi Sungai Cimanuk kawasan Kampung Babakan Serang, Desa Cibiuk Kaler, Kecamatan Cibiuk.
Polisi yang curiga atas kematian korban, kemudian membawanya ke RS Sartika Asih Bandung untuk diautopsi. Dari hasil pemeriksaan itu, terungkap jika korban mengalami penganiayaan berat, berupa disayat oleh senjata tajam.
Jenazahnya ditemukan beberapa setelah pembunuhan dalam kondisi membusuk di tepi Sungai Cimanuk. Pembunuh Agum pun terungkap, yaitu seorang teman yang terakhir bermain voli dengannya pada Senin 30 Oktober 2023 lalu.
Pelaku berusia 12 tahun dan masih satu sekolah dengan korban. Ia menyebut motif pelaku membunuh korban adalah karena sakit hati.
"Pelakunya merupakan teman korban, telah diamankan. Motifnya sakit hati, salah satunya saat bermain voli ada beberapa kali bola mengenai wajahnya sehingga dia dendam," kata Kapolres Garut AKBP Rohman Yonky Dilatha, Senin (6/11/2023).
Pelaku yang masih di bawah umur ini lantas berencana membalas dendamnya. Ia merancang skenario untuk dapat bersama korban selepas main voli.
"Sebetulnya korban dan pelaku ini sebelumnya main voli bertiga, ada seorang temannya lagi. Namun temannya itu pulang lebih dahulu. Untuk memuluskan rencana membalas dendam, dia mengajak korban untuk mandi di sungai," ujarnya.
Korban yang tak mengetahui rencana bocah jahat itu pun memenuhi ajakan tersebut. Sebelum ke sungai, mereka terlebih dahulu mampir ke rumah pelaku untuk menyimpan bola voli.
"Dari rumah, pelaku ini membekali diri dengan pisau cutter sebelum berangkat ke sungai untuk mandi bersama. Saat di lokasi sungai korban dan pelaku beraktivitas mandi seperti biasa. Hingga pada akhirnya dia memiliki kesempatan, pelaku ini pun langsung menjalankan aksinya," jelasnya.
Kesempatan yang dimiliki pelaku adalah saat korban terpeleset jatuh ke air sungai dan meminta bantuan terhadap pelaku. Pelaku yang telah mempersiapkan cutter pun langsung menyayatkan senjata tajam tersebut ke leher korban.
"Pelaku berpura-pura menolong korban. Posisinya dia ada di atas batu sementara korban di air. Jadi satu tangan pelaku memegang tangan korban, tangan lainnya menyayatkan cutter ke leher korban," ungkapnya.
AKBP Rohman Yonky Dilatha menambahkan, tidak ada saksi mata ketika peristiwa pembunuhan itu terjadi. Pelaku yang telah puas melancarkan aksinya ini kembali pulang ke rumahnya seolah tak terjadi apa-apa.
Sejak saat itu keluarga korban cemas karena Agum tidak kunjung pulang selepas meminta izin untuk bermain voli. Mereka kemudian melaporkan hilangnya korban ke aparat Polsek Leuwigoong, dan menyebarkan informasi mengenai remaja ini melalui media sosial Instagram.
Dari informasi yang diperoleh dari akun Instagram @infoleuwigoong, sehari-hari korban memiliki nama panggilan Jagan. Saat mengabarkan korban hilang, akun media sosial ini menyebut Agum Gumelar bersekolah di MTs Al Yusufiyah Leuwigoong, Garut.
Jenazah Agum Gumelar pun ditemukan beberapa hari setelah peristiwa pembunuhan itu, yakni pada Jumat (3/11/2023) pekan lalu. Kondisi jenazah ditemukan membusuk di tepi Sungai Cimanuk kawasan Kampung Babakan Serang, Desa Cibiuk Kaler, Kecamatan Cibiuk.
Polisi yang curiga atas kematian korban, kemudian membawanya ke RS Sartika Asih Bandung untuk diautopsi. Dari hasil pemeriksaan itu, terungkap jika korban mengalami penganiayaan berat, berupa disayat oleh senjata tajam.
(shf)