Miris! Puluhan Siswa SDN Bantargebang Sukabumi Belajar di Tenda Darurat
loading...
A
A
A
SUKABUMI - Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bantargebang di Kampung Ciwaru, Desa Bantargebang, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terpaksa belajar di tenda darurat. Mereka ketakutan tertimpa material bangunan sekolah yang sudah rusak.
Bangunan gedung sekolah yang rusak parah sejak beberapa bulan terakhir ini, memaksa pihak kepala sekolah dan guru-guru bersama komite sekolah, memutuskan untuk membangun kelas untuk kegiatan belajar mengajar dari terpal yang melindungi murid dari terik panas matahari.
Kepala Sekolah SDN Bantargebang, Edi Suhaedi mengatakan, pembuatan tenda darurat untuk kegiatan KBM muridnya tersebut, dilakukan untuk mengantisipasi kejadian siswa yang tertimpa material bangunan yang sudah rusak.
"Karena ruang kelasnya tidak layak, di khawatiran ada anak yang tertimpa (atap runtuh) dan dimungkinkan kalau kejadian (ada korban) guru dan pihak sekolah yang disalahkan," ujar Edi kepada MNC Portal Indonesia, Senin (30/10/2023).
Lebih lanjut Edi mengatakan, kejadian siswa tertimpa material bangunan tersebut pernah terjadi di SDN Bantargebang. Walaupun tidak mengalami cidera berat, namun hal tersebut menjadi rasa was-was pihak sekolah untuk tetap melakukan KBM di ruangan kelas yang rusak dan hampir roboh tersebut.
"Ada 4 ruang kelas di sekolah ini yang memiliki kondisi rusak memprihatinkan. Ruang kelas III hingga kelas VI sudah tidak layak untuk ditempati hingga pelajar kelas IV dan V terpaksa diungsikan untuk belajar di ruas perpustakaan," ujar Edi.
Upaya untuk meminta perbaikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi pun telah diajukan oleh Edi, namun hingga saat ini belum terealisasi. Bangunan sekolah yang dibuat pada tahun 2009 tersebut hingga sekarang belum pernah menerima bantuan untuk pemeliharaan ataupun perbaikan.
Sementara itu salah satu siswa kelas VI di sekolah tersebut, Luki (12) mengharapkan adanya pembangunan kelas untuk menunjang KBM di SDN Bantargebang. Ia bersama teman-temannya tidak nyaman belajar di tenda darurat.
"Sejak Juli (belajar di tenda darurat), panas dan tidak nyaman. Harapannya ingin dibangun sekolahnya," ujar Luki.
Bangunan gedung sekolah yang rusak parah sejak beberapa bulan terakhir ini, memaksa pihak kepala sekolah dan guru-guru bersama komite sekolah, memutuskan untuk membangun kelas untuk kegiatan belajar mengajar dari terpal yang melindungi murid dari terik panas matahari.
Kepala Sekolah SDN Bantargebang, Edi Suhaedi mengatakan, pembuatan tenda darurat untuk kegiatan KBM muridnya tersebut, dilakukan untuk mengantisipasi kejadian siswa yang tertimpa material bangunan yang sudah rusak.
"Karena ruang kelasnya tidak layak, di khawatiran ada anak yang tertimpa (atap runtuh) dan dimungkinkan kalau kejadian (ada korban) guru dan pihak sekolah yang disalahkan," ujar Edi kepada MNC Portal Indonesia, Senin (30/10/2023).
Lebih lanjut Edi mengatakan, kejadian siswa tertimpa material bangunan tersebut pernah terjadi di SDN Bantargebang. Walaupun tidak mengalami cidera berat, namun hal tersebut menjadi rasa was-was pihak sekolah untuk tetap melakukan KBM di ruangan kelas yang rusak dan hampir roboh tersebut.
"Ada 4 ruang kelas di sekolah ini yang memiliki kondisi rusak memprihatinkan. Ruang kelas III hingga kelas VI sudah tidak layak untuk ditempati hingga pelajar kelas IV dan V terpaksa diungsikan untuk belajar di ruas perpustakaan," ujar Edi.
Upaya untuk meminta perbaikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi pun telah diajukan oleh Edi, namun hingga saat ini belum terealisasi. Bangunan sekolah yang dibuat pada tahun 2009 tersebut hingga sekarang belum pernah menerima bantuan untuk pemeliharaan ataupun perbaikan.
Sementara itu salah satu siswa kelas VI di sekolah tersebut, Luki (12) mengharapkan adanya pembangunan kelas untuk menunjang KBM di SDN Bantargebang. Ia bersama teman-temannya tidak nyaman belajar di tenda darurat.
"Sejak Juli (belajar di tenda darurat), panas dan tidak nyaman. Harapannya ingin dibangun sekolahnya," ujar Luki.
(hri)