Waspada! Modus Pemalsuan Pengajuan Kredit Bakal Kena Pidana Penjara
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Saat ini marak kasus penggunaan data pribadi untuk pengajuan kredit pihak lain. Modusnya, debitur memakai data pribadinya untuk pengajuan kredit kendaraan bermotor. Setelah disetujui, lalu kendaraan tersebut langsung diserahkan kepada orang lain.
Kasus ini terjadi di Kota Makassar menimpa AI, warga Pabbentengan, Bulukumba yang berprofesi sebagai wiraswasta.Dia nekat melakukan penipuan kredit kepada perusahaan pembiayaan yang menimbulkan kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Awalnya AI mengajukan kredit 1 unit Isuzu Traga Pick Up 1 Ton PU pada Bulan Juni 2022. Namun sejak angsuran ke-4 Ahmadi mangkir membayar angsuran. Pihak perusahaan melakukan penelusuran dan didapati ternyata Ahmadi telah melakukan penipuan kredit.
Sejak awal kredit, kendaraan sudah dikuasai oleh pihak ketiga dan kemudian dijual seharga 30 juta rupiah. Ketika dilakukan kunjungan dan mediasi, Ahmadi menolak bertanggung jawab dan berdalih dia hanya atas nama saja.
Kemudian perusahaan melaporkan kasus ini ke Polda Sulsel. Namun, 25 Januari 2023 berkas perkara dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan Negeri Makassar dan AI divonis dinyatakan bersalah dengan pidana penjara selama 2 tahun 4 bulan.
AI terbukti telah melanggar Pasal 35 UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. Melihat hal itu, perusahaan kredit meminta warga Makassar untuk berhati-hati dan tetap mengikuti aturan agar tidak terjebak dalam kasus hukum.
Seperti diungkapkan Branch Manager ACC Makassar Raditya Anjana. Menurut dia, kasus penipuan kredit oleh AI karena penggunaan nama dan data terkait lainnya oleh debitur namun fasilitas pembiayaan yang diterima diperuntukkan orang lain bentuk pindana pemalsuan.
“Kami berharap kasus seperti ini tidak terjadi lagi dan atas kasus penipuan kredit ini kami ingin mengingatkan kepada customer atau calon customer kami agar berhati-hati dalam melakukan proses kredit,” kata Raditya.
“Untuk itu, customer yang ingin melakukan pengajuan kredit dapat berdiskusi secara langsung dengan tim baik mengenai produk dan layanan sehingga proses kredit berjalan dengan lancar, dan aman dari kasus hukum,” tegasnya.
Kasus ini terjadi di Kota Makassar menimpa AI, warga Pabbentengan, Bulukumba yang berprofesi sebagai wiraswasta.Dia nekat melakukan penipuan kredit kepada perusahaan pembiayaan yang menimbulkan kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Awalnya AI mengajukan kredit 1 unit Isuzu Traga Pick Up 1 Ton PU pada Bulan Juni 2022. Namun sejak angsuran ke-4 Ahmadi mangkir membayar angsuran. Pihak perusahaan melakukan penelusuran dan didapati ternyata Ahmadi telah melakukan penipuan kredit.
Baca Juga
Sejak awal kredit, kendaraan sudah dikuasai oleh pihak ketiga dan kemudian dijual seharga 30 juta rupiah. Ketika dilakukan kunjungan dan mediasi, Ahmadi menolak bertanggung jawab dan berdalih dia hanya atas nama saja.
Kemudian perusahaan melaporkan kasus ini ke Polda Sulsel. Namun, 25 Januari 2023 berkas perkara dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan Negeri Makassar dan AI divonis dinyatakan bersalah dengan pidana penjara selama 2 tahun 4 bulan.
AI terbukti telah melanggar Pasal 35 UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. Melihat hal itu, perusahaan kredit meminta warga Makassar untuk berhati-hati dan tetap mengikuti aturan agar tidak terjebak dalam kasus hukum.
Seperti diungkapkan Branch Manager ACC Makassar Raditya Anjana. Menurut dia, kasus penipuan kredit oleh AI karena penggunaan nama dan data terkait lainnya oleh debitur namun fasilitas pembiayaan yang diterima diperuntukkan orang lain bentuk pindana pemalsuan.
“Kami berharap kasus seperti ini tidak terjadi lagi dan atas kasus penipuan kredit ini kami ingin mengingatkan kepada customer atau calon customer kami agar berhati-hati dalam melakukan proses kredit,” kata Raditya.
“Untuk itu, customer yang ingin melakukan pengajuan kredit dapat berdiskusi secara langsung dengan tim baik mengenai produk dan layanan sehingga proses kredit berjalan dengan lancar, dan aman dari kasus hukum,” tegasnya.
(ams)