Mengenal Sejarah Kesultanan Gowa Tallo: Daftar Penguasa dan Peninggalannya

Rabu, 04 Oktober 2023 - 10:43 WIB
loading...
Mengenal Sejarah Kesultanan Gowa Tallo: Daftar Penguasa dan Peninggalannya
Benteng Somba Opu salah satu peninggalan Kesultanan Gowa. Foto/Smart City Kabupaten Gowa
A A A
JAKARTA - Kesultanan Gowa Tallo atau Kerajaan Gowa Tallo merupakan kesultanan yang pernah ada di Provinsi Sulawesi Selatan.

Dalam sejarahnya, Kesultanan Gowa sempat konflik dengan Kerajaan Tallo hingga dua kerajaan tersebut bersatu. Dalam kesepakatan rua Karaeng se’re ata atau "dua raja, seorang hamba" lahir Kerajaan Gowa - Tallo pada tahun 1565 M.

Sebelum masuknya Islam, Kerajaan Gowa yang diperkirakan berdiri pada abad ke-14 ini dipimpin oleh penguasa pertama yang bernama Tamurung.

Islam baru masuk ke Kerajaan Gowa Tallo di sekitar abad ke-15, pada era kepemimpinan Mangarangi Daeng Manrabbia (1593-1639) yang melanjutkan tahta Tunipasulu.



Berikut sejarah Kesultanan Gowa Tallo beserta daftar penguasa dan peninggalannya.

Daftar Penguasa Kesultanan Gowa Tallo


- Tumanurung Bainea (awal abad ke-14)
- Tamasalangga Baraya (1320 -1345)
- I Puang Loe Lembang (1345-1370)
- I Tuniata Banri (1370-1395)
- Karampang Ri Gowa (1395-1420)
- Tunatangka Lopi (1420-1445)
- Batara Gowa Tuniawangngang Ri Paralakkenna (1445-1460)
- Pakere Tau Tunijallo Ri Passukki (1460)
- Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi Kallonna (1460-1510)
- I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipallangga (1510 -1546)
- I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta (1546-1565)
- I Manggorai Daeng Mammeta Karaeng Bontolangkasa Tunijallo (1565)
- I Tepu Karaeng Daeng Parabbung Tunipasulu (1565-1590)
- Sultan Alauddin I (1593-1639)
- Sultan Malikussaid (1639-1653)
- Sultan Hasanuddin (1653-1669)
- Sultan Amir Hamzah (1669-1674)
- Sultan Mohammad Ali (1674-1677)
- Sultan Abdul Jalil (1677-1709)
- Sultan Ismail (1709-1711)
- Sultan Najamuddin (1711-?)
- Sultan Sirajuddin (?-1735)
- Sultan Abdul Chair (1735-1742)
- Sultan Abdul Kudus (1742-1753)
- Sultan Maduddin (1747-1795)
- Sultan Zainuddin (1767-1769)
- Sultan Abdul Hadi (1769-1778)
- Sultan Abdul Rauf (1778-1810)
- Sultan Muhammad Zainal Abidin (1825-1826)
- Sultan Abdul Kadir Aididin (1826-1893)
- Sultan Muhammad Idris (1893-1895)
- Sultan Muhammad Husain (1895-1906)
- Sultan Muhammad Tahir Muhibuddin (1906-1946)
- Sultan Muhammad Abdul Kadir Aiduddin (1946-1957)
- Andi Kumala Andi Idjo (2020)

Masa kejayaan Kerajaan Gowa-Tallo terjadi pada abad ke-16, terutama selama pemerintahan Sultan Hasanuddin (atau Sultan Hasanudin). Kerajaan Gowa-Tallo dikenal sebagai salah satu penguasa paling terkenal dan berpengaruh dalam sejarah Kesultanan tersebut.



Pada masa kejayaannya Kesultanan Gowa Tallo sempat mengendalikan perdagangan rempah-rempah, terutama cengkih dan pala. Pada saat itu, perdagangan rempah sangat diminati oleh bangsa Eropa.

Kerajaan ini juga memiliki kekuatan militer yang terlatih, terlebih Sultan Hasanuddin kala itu dikenal sebagai seorang pemimpin militer yang ulung.

Kesultanan Gowa Tallo mulai mengalami kemunduran dan akhir akibat persaingan dan konflik dengan Kompeni Belanda (VOC).

Bahkan VOC berhasil membuat Sultan Hasanuddin menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667 yang mengakui kedaulatan VOC atas Maluku dan sebagian besar wilayah Kesultanan Gowa Tallo.

Seperti banyak kesultanan dan kerajaan di Indonesia, Kesultanan Gowa Tallo telah mengalami perubahan signifikan dalam status dan peranannya seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan politik di Indonesia.

Sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, sistem pemerintahan di Indonesia telah berubah menjadi negara kesatuan yang berdaulat dengan bentuk pemerintahan yang berbeda. Membuat Kesultanan Gowa Tallo tidak lagi memiliki otoritas politik yang sama seperti masa lalu.



Kesultanan Gowa yang dahulu merupakan entitas politik yang kuat kini lebih merupakan entitas budaya dan sejarah daripada entitas politik yang berdaulat, karena itulah sampai saat ini masih ada Raja yang berkuasa.

Meski begitu, Kesultanan Gowa Tallo masih dihormati sebagai bagian penting dari sejarah dan budaya Sulawesi Selatan.

Peninggalan Kesultanan Gowa


Terdapat sejumlah peninggalan Kesultanan Gowa yang masih dapat dilihat sampai saat ini. Kebanyakan benda-benda bersejarah dari kerajaan tersebut seperti senjata, pakaian adat, perhiasan, dan masih banyak lagi, tersimpan di Museum Balla Lompoa.

Selain benda-benda peninggalan yang tersimpan di museum, terdapat pula beberapa bangiunan besejarah sebagai berikut ini.

- Benteng Somba Opu, merupakan benteng utama Kesultanan Gowa-Tallo yang dibangun pada abad ke-16. Benteng ini terletak di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

- Makam Sultan Hasanuddin, pemimpin terbesar yang memimpin kerajaan ini makamnya dapat dilihat di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

- Masjid Katangka, adalah masjid tertua di Sulawesi Selatan yang dibangun pada tahun 1603 oleh Sultan Alauddin I.
(okt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2609 seconds (0.1#10.140)