Memilukan! Keluarga Difabel Tinggal di Rumah Hampir Roboh, Setiap Hari Jalan Kaki 5 Km
loading...
A
A
A
BLITAR - Satu keluarga difabel di Kabupaten Blitar, Jawa Timur terpaksa tinggal di rumah tak layak huni yang hampir roboh. Keluarga kurang mampu tersebut, Sasmiati beserta dua anaknya hingga kini belum tersentuh bantuan.
Sasmiati tinggal di Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar. Kondisi rumahnya selain hampir roboh juga tanpa tempat tidur.
Perempuan ini juga masih mengurus dua anaknya yang sekolah di SLB Kesamben lantaran keterbelakangan mental.
Setiap harinya, dia berjalan sejauh 5 kilometer (Km) untuk mengantar dua anaknya sekolah.
Namun hingga kini tidak ada yang memberikan bantuan sama sekali untuk memperbaiki rumah maupun memenuhi kebutuhan ekonomi.
Samiati terpaksa makan dengan ala kadarnya karena ditinggal suaminya sejak beberapa tahun yang lalu.
Kepala Desa Pagerwojo, Mujiadi mengatakan, rumah yang ditinggali Sasmiati memang sudah lama rusak.
Mujiadi mengaku sudah sering mengajukan bantuan ke Pemkab Blitar. Namun hingga kini tidak ada tangapan.
"Sedangkan untuk bantuan lainnya, Sasmiati belum dapat sama sekali lantaran belum memiliki e-KTP dan kartu keluarga (KK)," ujarnya, Selasa (3/10/2023).
Saat ini Sasmiati tak punya pilihan lain selain bertahan dan harus memenuhi kebutuhan hidup seorang diri dengan dua anaknya yang mengalami keterbelakangan mental.
Sasmiati tinggal di Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar. Kondisi rumahnya selain hampir roboh juga tanpa tempat tidur.
Perempuan ini juga masih mengurus dua anaknya yang sekolah di SLB Kesamben lantaran keterbelakangan mental.
Setiap harinya, dia berjalan sejauh 5 kilometer (Km) untuk mengantar dua anaknya sekolah.
Namun hingga kini tidak ada yang memberikan bantuan sama sekali untuk memperbaiki rumah maupun memenuhi kebutuhan ekonomi.
Samiati terpaksa makan dengan ala kadarnya karena ditinggal suaminya sejak beberapa tahun yang lalu.
Kepala Desa Pagerwojo, Mujiadi mengatakan, rumah yang ditinggali Sasmiati memang sudah lama rusak.
Mujiadi mengaku sudah sering mengajukan bantuan ke Pemkab Blitar. Namun hingga kini tidak ada tangapan.
"Sedangkan untuk bantuan lainnya, Sasmiati belum dapat sama sekali lantaran belum memiliki e-KTP dan kartu keluarga (KK)," ujarnya, Selasa (3/10/2023).
Saat ini Sasmiati tak punya pilihan lain selain bertahan dan harus memenuhi kebutuhan hidup seorang diri dengan dua anaknya yang mengalami keterbelakangan mental.
(shf)