Kisah Ken Dedes Nyaris Jadi Penguasa Tumapel setelah Tunggul Ametung Dibunuh Kebo Ijo
loading...
A
A
A
Ken Arok pun lantas mengulangi pernyataannya lagi bahwa dengan mangkatnya si akuwu, maka yang menjabat akuwu baru adalah Parameswari.
Namun massa justru semakin keras protesnya. Akhirnya Ken Arok maju dan mengangkat tangannya sebagai tanda untuk tenang. la pun menyuruh massa untuk diam, sehingga protes- protes massa itu menjadi reda seketika.
Melihat fenomena ini, Ken Dedes langsung tahu bahwa mayoritas rakyat Tumapel lebih patuh dan tunduk pada Ken Arok.
Tetapi diam-diam Ken Dedes, agak tidak rela jika jabatan sebagai akuwu Tumapel itu jatuh ke Arok dan bukan ke pangkuannya. Sebab, Ken Dedes merasa bahwa dirinya merupakan seorang brahmani dan Ken Arok adalah seorang yang berdarah sudra.
Karenanya sudah sepantasnya kalau jabatan akuwu itu berada dalam genggamannya. Namun ia juga bersikap realistis bahwa mayoritas rakyat Tumapel lebih menghendaki Arok menjadi akuwu, bukan dirinya.
Mereka lebih patuh dan lebih mendengarkan suaranya Arok daripada dirinya. Tentu saja suara rakyat ini tidak bisa diabaikan.
Lihat Juga: Kisah Malam Takbiran di Timor Timur, Bukan Diiringi Suara Bedug Melainkan Desingan Peluru
Namun massa justru semakin keras protesnya. Akhirnya Ken Arok maju dan mengangkat tangannya sebagai tanda untuk tenang. la pun menyuruh massa untuk diam, sehingga protes- protes massa itu menjadi reda seketika.
Melihat fenomena ini, Ken Dedes langsung tahu bahwa mayoritas rakyat Tumapel lebih patuh dan tunduk pada Ken Arok.
Tetapi diam-diam Ken Dedes, agak tidak rela jika jabatan sebagai akuwu Tumapel itu jatuh ke Arok dan bukan ke pangkuannya. Sebab, Ken Dedes merasa bahwa dirinya merupakan seorang brahmani dan Ken Arok adalah seorang yang berdarah sudra.
Karenanya sudah sepantasnya kalau jabatan akuwu itu berada dalam genggamannya. Namun ia juga bersikap realistis bahwa mayoritas rakyat Tumapel lebih menghendaki Arok menjadi akuwu, bukan dirinya.
Mereka lebih patuh dan lebih mendengarkan suaranya Arok daripada dirinya. Tentu saja suara rakyat ini tidak bisa diabaikan.
Lihat Juga: Kisah Malam Takbiran di Timor Timur, Bukan Diiringi Suara Bedug Melainkan Desingan Peluru
(shf)