Pemerintah Siapkan Dua Gedung di RSA UGM untuk Pasien Covid-19

Rabu, 29 April 2020 - 23:00 WIB
loading...
Pemerintah Siapkan Dua...
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (tengah) saat meninjau pembangunan gedung darurat penanganan COVID-19 di RSA UGM, Rabu (29/4/2020). Foto/Dok Humas UGM
A A A
SLEMAN - Pembangunan Gedung Arjuna dan Yudhistira di kompleks Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM yang berada di Kronggahan, Gamping, Sleman, kembali dilanjutkan. Nantinya, dua gedung tersebut akan difungsikan untuk penanganan khusus pasien COVID-19.

Untuk diketahui, bangunan seluas 71.000 meter persegi tersebut mulai dikerjakan pada 2010 lalu hingga berdiri tiang rangka konstruksi. Sejak 20 April 2020, pembangunan kembali dilanjutkan dan ditargetkan selesai pada 27 Mei 2020. Akhir Mei diharapkan gedung itu sudah bisa dimanfaatkan.

Rencananya, bangunan setinggi lima lantai itu diperuntukan sebagai ruang isolasi kritis, ruang perawatan Pasien dalam Pengawasan (PDP), ruang ganti medis, ruang istirahat tenaga kesehatan, ruang poliklinik COVID-19 dengan 107 kamar pasien.

Direktur RSA UGM Arief Budiyanto mengatakan, gedung tersebut diharapkan bisa membantu penanganan pasien COVID-19 di DIY dan sekitarnya. RSA UGM sejak ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan pasien corona pada 17 Meret 2020, sudah memeriksa 1.197 pasien dan merawat empat pasien positif COVID-19.

"Dari jumlah itu, tiga orang sembuh dan satu orang masih dalam perawatan," kata Arief saat mendampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PURR) Basuki Hadimuljono meninjau pembangunan gedung darurat penanganan COVID-19 di RSA UGM, Rabu (29/4/2020).

Rektor UGM Prof Panut Mulyono mengatakan, dua gedung baru yang digunakan untuk penanganan pasien COVID-19 ini merupakan bekas gedung yang tertunda pengerjaannya sejak 10 tahun lalu. "Sudah tertunda 10 tahun belum terselesaikan dan kami berharap gedung ini segera dimanfatakan untuk penaganan dan penangulangan covid-19," katanya.

Apabila pandemic covid-19 telah selesai, gedung baru ini akan dimanfaatkan sesuai perencanaan semula untuk penanganan penyakit menular di RSA UGM.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan gedung dalam kondisi darurat ini memang mengharuskan penyedia jasa dan kontraktor melaksanakan pembangunan lebih cepat tanpa tidak mengurangi kualitas bangunan yang dihasilkan. Semua sesuai standarisasi dan metodologi kerja lebih cepat. Sudah sesuai dengan kontrak kerjanya.

"Pembangunan gedung darurat COVID-19 di RSA UGM tidak memerlukan waktu lama karena sudah ada kontruksi bangunan yang dibangun sejak 2010 lalu. Sudah uji teknis, beberapa struktur perlu penguatan strukturnya.Sementara panel sudah ada dan peralatan medis sudah siap semua sesuai rekomendasi Kemenkes," katanya.

Menurut Basuki, gedung ini tidak berbeda jauh dengan pembangunan rumah sakit darurat COVID-19 di Pulau Galang, Kepulauan Riau. "Di Pulau Galang adan 340 bed, sekarang terisi 150-an. Namun kita harus siap jika yang masuk lebih banyak. Kalau sedikit justru alhamdulillah. Mudah-mudahan bisa terlayani," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2162 seconds (0.1#10.140)