Kisah Syekh Subakir Islamkan Nusantara, Utusan Turki Usmani Penakluk Ki Semar Sabdo Palon
loading...
A
A
A
Silakan kembangkan ajaran Islam sesuai dengan kitab yang diakuinya, tetapi biarlah adat dan budaya berkembang sedemikian rupa. Syarat-syarat itu akhirnya disetujui Syekh Subakir agar dia menyebarkan ajaran agama islam dengan tenang.
Selain di Puncak Gunung Tidar, Syekh Subakir juga membersihkan beberapa tempat angker di tanah Jawa yang dikuasai para raja jin dan makhluk halus lainnya. Dalam versi lain diceritakan untuk membersihkan wilayah Gunung Tidar dari bangsa jin kala itu.
Diceritakan Syekh Subakir membawa senjata pusaka berupa Tombak Kiai Panjang.Lalu tombak pusaka tersebut ditancapkan tepat di Puncak Tidar sebagai penolak bala.
Dan benar, tombak sakti itu menciptakan hawa panas yang bukan main bagi para lelembut dan bangsa jin. Alhasil penunggu yang berdiam di Gunung Tidar kemudian lari tunggang langgang meninggalkan Gunung Tidar.
Sebagian pengikut Sabda Palon dari bangsa jin melarikan diri ke timur dan konon hingga sekarang menempati daerah Gunung Merapi yang masih dipercaya gunung agker.
Bahkan sebagian lagi anak buah Sabda Palon ada yang melarikan diri ke alas Roban, dan ke Gunung Srandil.Tombak itu sekarang masih dijaga oleh masyarakat dan ditempatkan di Puncak Gunung Tidar dengan nama Makam Tombak Kiai Panjang.
Dengan adanya tombak sakti itu, maka amanlah Gunung Tidar dari kekuasaan para jin dan makhluk halus. Karena keberhasilannya menumbal tanah Jawa lalu penyebaran Islam oleh Wali Songo periode pertama menjadi menjadi lancar.
Nama Syekh Subakir lalu menjadi sangat terkenal dan dikagumi di kalangan para pendekar, penganut ilmu gaib dan kanuragan, bangsawan serta masyarakat di tanah Jawa ketika itu. Sehingga mereka terkesan mendewakan sang ulama asal Persia tersebut.
Akhirnya, untuk melepaskan kefanatikan masyarakat terhadap Syekh Subakir dan untuk menjaga aqidah umat Islam. Tahun 1462 Masehi, Syekh Subakir pulang ke Persia, Iran.
Selain di Puncak Gunung Tidar, Syekh Subakir juga membersihkan beberapa tempat angker di tanah Jawa yang dikuasai para raja jin dan makhluk halus lainnya. Dalam versi lain diceritakan untuk membersihkan wilayah Gunung Tidar dari bangsa jin kala itu.
Diceritakan Syekh Subakir membawa senjata pusaka berupa Tombak Kiai Panjang.Lalu tombak pusaka tersebut ditancapkan tepat di Puncak Tidar sebagai penolak bala.
Dan benar, tombak sakti itu menciptakan hawa panas yang bukan main bagi para lelembut dan bangsa jin. Alhasil penunggu yang berdiam di Gunung Tidar kemudian lari tunggang langgang meninggalkan Gunung Tidar.
Sebagian pengikut Sabda Palon dari bangsa jin melarikan diri ke timur dan konon hingga sekarang menempati daerah Gunung Merapi yang masih dipercaya gunung agker.
Bahkan sebagian lagi anak buah Sabda Palon ada yang melarikan diri ke alas Roban, dan ke Gunung Srandil.Tombak itu sekarang masih dijaga oleh masyarakat dan ditempatkan di Puncak Gunung Tidar dengan nama Makam Tombak Kiai Panjang.
Dengan adanya tombak sakti itu, maka amanlah Gunung Tidar dari kekuasaan para jin dan makhluk halus. Karena keberhasilannya menumbal tanah Jawa lalu penyebaran Islam oleh Wali Songo periode pertama menjadi menjadi lancar.
Nama Syekh Subakir lalu menjadi sangat terkenal dan dikagumi di kalangan para pendekar, penganut ilmu gaib dan kanuragan, bangsawan serta masyarakat di tanah Jawa ketika itu. Sehingga mereka terkesan mendewakan sang ulama asal Persia tersebut.
Akhirnya, untuk melepaskan kefanatikan masyarakat terhadap Syekh Subakir dan untuk menjaga aqidah umat Islam. Tahun 1462 Masehi, Syekh Subakir pulang ke Persia, Iran.