Sejarah Penumpasan G30S PKI, Slogan PKI Berubah: We are Nowhere but Will be Everywhere!
loading...
A
A
A
Perolehan suara PKI di Jawa Timur adalah yang terbesar kedua setelah perolehan suara NU. PKI mendapat dukungan 2.299.602 suara. Di beberapa karesidenan, yakni di Besuki (Tapal Kuda), Madiun dan Kediri, perolehan suara PKI bahkan yang terbesar.
Di Jawa Timur secara keseluruhan, perolehan suara PKI masih di atas PNI yang menempati urutan ketiga dan posisi keempat ditempati Masyumi. Begitu partai lebur akibat peristiwa G30SPKI, kader dan simpatisan PKI menyebar ke mana-mana.
Begitu juga di Jawa Tengah. Perolehan suara PKI menempati urutan kedua setelah PNI. PKI meraup sebanyak 2.326.108 suara. Kendati demikian hanya di karesidenan Surakarta (Solo), perolehan suara PKI paling unggul.
Di beberapa karesidenan lain, suara yang diraup menempati urutan ketiga, yakni di bawah PNI dan NU. Sementara jumlah suara dukungan Masyumi menempati urutan keempat.
Sudisman yang lolos dari penangkapan, diketahui menyusun konsep KOK (Kritik Oto Kritik) yang disebarkan melalui penerbitan gelap. Isinya tiga hal, yakni membangun kembali partai, Perjuangan Rakyat Bersenjata (Perjuta) dan membentuk Front Persatuan Nasional.
“Sudisman lewat satu buletinnya mengatakan, We are nowhere, but will be everywhere”.
Untuk menghidupkan kembali strategi Desa Mengepung Kota, PKI kembali membentuk kembali basis-basis di daerah minus.
Termasuk membentuk sekolah perlawanan rakyat. Di Jawa Tengah yang disebut Comitte Daerah Besar (CDB), mereka membentuk beberapa Komite Proyek (Kompro). Di antaranya Kompro Lawu Kendeng, Muria, Merapi Merbabu Kompleks dan Kapur Selatan.
Di Solo mereka membentuk basis di Wonogiri, Tirtomoyo, Girimerto dan Purwantoro. Di Cepu mereka membentuk basis di Cepu Utara, Cepu Selatan, Blora, Randublatung dan Grobogan.
Di Jawa Timur secara keseluruhan, perolehan suara PKI masih di atas PNI yang menempati urutan ketiga dan posisi keempat ditempati Masyumi. Begitu partai lebur akibat peristiwa G30SPKI, kader dan simpatisan PKI menyebar ke mana-mana.
Begitu juga di Jawa Tengah. Perolehan suara PKI menempati urutan kedua setelah PNI. PKI meraup sebanyak 2.326.108 suara. Kendati demikian hanya di karesidenan Surakarta (Solo), perolehan suara PKI paling unggul.
Di beberapa karesidenan lain, suara yang diraup menempati urutan ketiga, yakni di bawah PNI dan NU. Sementara jumlah suara dukungan Masyumi menempati urutan keempat.
Baca Juga
Sudisman yang lolos dari penangkapan, diketahui menyusun konsep KOK (Kritik Oto Kritik) yang disebarkan melalui penerbitan gelap. Isinya tiga hal, yakni membangun kembali partai, Perjuangan Rakyat Bersenjata (Perjuta) dan membentuk Front Persatuan Nasional.
“Sudisman lewat satu buletinnya mengatakan, We are nowhere, but will be everywhere”.
Untuk menghidupkan kembali strategi Desa Mengepung Kota, PKI kembali membentuk kembali basis-basis di daerah minus.
Termasuk membentuk sekolah perlawanan rakyat. Di Jawa Tengah yang disebut Comitte Daerah Besar (CDB), mereka membentuk beberapa Komite Proyek (Kompro). Di antaranya Kompro Lawu Kendeng, Muria, Merapi Merbabu Kompleks dan Kapur Selatan.
Di Solo mereka membentuk basis di Wonogiri, Tirtomoyo, Girimerto dan Purwantoro. Di Cepu mereka membentuk basis di Cepu Utara, Cepu Selatan, Blora, Randublatung dan Grobogan.