Kemegahan Keraton Kerajaan Mataram Islam di Plered dengan Gerbang Tiga Lapis
loading...
A
A
A
Desa-desa di Mataram juga sangat subur dan bisa ditemukan di sepanjang jalan. Di antara sawah-sawah yang membentang subur itu terdapat area perbukitan yang ditanami pepohonan dan aneka macam buah-buahan.
Pintu gerbang Selimbi itu merupakan pintu masuk wilayah negara agung Mataram. Jalan antara gerbang Selimbi dan gerbang Tadi, berjarak sekitar 7 mil. Setelah gerbang kedua, akan diperlihatkan pegunungan yang mengitari pusat Kerajaan Plered.
Rijklof van Goens Gubernur Jenderal Hindia Belanda juga melukiskan bahwa desa - desa di antara kedua pintu gerbang tersebut, sangat padat penduduk. Setiap desa dihuni oleh sekitar 100 - 150 orang, bahkan ada yang mencapai sekitar 1000 - 1500 orang.
Lalu Pusat kerajaan bisa dicapai setelah melalui gerbang ketiga, yang dinamai Kaliajir. Dari gerbang ketiga ini terdapat jalan menuju istana raja, sepanjang dua mil.
Jarak antara gerbang Kaliajir dan istana raja ini banyak ditemui rumah para pangeran dan berbagai residen. Pagar-pagar kota juga dibangun dengan indahnya. Pagar kota ini diperkirakan berukuran luas 2 x 2 mil, dengan ketinggian tembok sekitar 6-7 meter.
Di dalam tembok keraton tersebut, terdapat sejumlah komponen yang di antaranya adalah Sitinggil, Bangsal Witana, Mandungan, Sri Menganti, Pecaosan, Sumur Gumuling tempat memandikan keris pusaka, Masjid Panepen (Suronoto), Prabayeksa, Bangsal Kencana, Bangsal Kemuning, Bangsal Manis, Gedong Kuning, dan tempat tinggal abdi dalem, Kedhondhong.
Di sebelah utara kompleks keraton terdapat alun-alun yang luasnya sekitar 300 x 400 m, dengan Masjid di sebelah baratnya. Di dalam kompleks Masjid Agung itu sendiri terdapat beberapa makam.
Desa Kauman yang berlokasi di sekitar masjid, bisa jadi dihuni oleh para pemuka agama dan pegawai masjid. Rumah-rumah para pangeran yang terletak di sebelah utara alun-alun, merupakan terusan yang tembus ke gerbang Kaliajir.
Pintu gerbang Selimbi itu merupakan pintu masuk wilayah negara agung Mataram. Jalan antara gerbang Selimbi dan gerbang Tadi, berjarak sekitar 7 mil. Setelah gerbang kedua, akan diperlihatkan pegunungan yang mengitari pusat Kerajaan Plered.
Rijklof van Goens Gubernur Jenderal Hindia Belanda juga melukiskan bahwa desa - desa di antara kedua pintu gerbang tersebut, sangat padat penduduk. Setiap desa dihuni oleh sekitar 100 - 150 orang, bahkan ada yang mencapai sekitar 1000 - 1500 orang.
Lalu Pusat kerajaan bisa dicapai setelah melalui gerbang ketiga, yang dinamai Kaliajir. Dari gerbang ketiga ini terdapat jalan menuju istana raja, sepanjang dua mil.
Jarak antara gerbang Kaliajir dan istana raja ini banyak ditemui rumah para pangeran dan berbagai residen. Pagar-pagar kota juga dibangun dengan indahnya. Pagar kota ini diperkirakan berukuran luas 2 x 2 mil, dengan ketinggian tembok sekitar 6-7 meter.
Di dalam tembok keraton tersebut, terdapat sejumlah komponen yang di antaranya adalah Sitinggil, Bangsal Witana, Mandungan, Sri Menganti, Pecaosan, Sumur Gumuling tempat memandikan keris pusaka, Masjid Panepen (Suronoto), Prabayeksa, Bangsal Kencana, Bangsal Kemuning, Bangsal Manis, Gedong Kuning, dan tempat tinggal abdi dalem, Kedhondhong.
Di sebelah utara kompleks keraton terdapat alun-alun yang luasnya sekitar 300 x 400 m, dengan Masjid di sebelah baratnya. Di dalam kompleks Masjid Agung itu sendiri terdapat beberapa makam.
Desa Kauman yang berlokasi di sekitar masjid, bisa jadi dihuni oleh para pemuka agama dan pegawai masjid. Rumah-rumah para pangeran yang terletak di sebelah utara alun-alun, merupakan terusan yang tembus ke gerbang Kaliajir.