Kisah Tragis Raja Jayanegara, Dikenal Kebal Senjata Tajam tapi Tewas Gara-gara Bisul

Kamis, 31 Agustus 2023 - 05:12 WIB
loading...
A A A
Bahkan, patih yang membantunya memerintah di Kadiri, atau Daha, Lembu Sora, turut melakukan pemberontakan pada tahun 1311. Pemberontakan ini terjadi karena hasutan Mahapati yang diduga juga musuh dalam selimut Jayanegara.

Pemberontakan berikutnya, dilancarkan oleh Nambi pada tahun 1316. Aksi pemberontakan paling dahsyat, adalah yang dilakukan Kuti pada tahun 1319. Di mana Kuti mampu menguasai Istana Majapahit, hingga membuat Jayanegara lari mengungsi di Desa Badamder. Berkat kelihaian dan keberanian Gajah Mada dengan pasukan Bhayangkaranya, akhirnya pemberontakan Kuti berhasil ditumpas.

Bukan hanya menghadapi pemberontakan dari internal kerajaannya. Jayanegara ternyata juga sempat menghadapi serangan dari pasukan Mongol. Hal ini didasarkan pada kesaksian seorang misonaris Odorico da Pordenone saat mengunjungi Pulau Jawa. Upaya pasukan Mogol menjajah Jawa, berhasil digagalkan oleh pasukan Majapahit.



Bara dari pemberontakan-pemberontakan itu, ternyata tidak sepenuhnya mampu dipadamkan. Kondisi ini juga diungkapkan oleh Slamet Muljana, pada bukunya yang berjudul "Puncak Kemegahan Sejarah Kerajaan Majapahit".

Slamet Muljana menyebut, Kuti merupakan bagian dari tujuh Dharmaputra Raja atau abdi dalem. Mereka terdiri dari Kuti, Semi, Pangsa, Wedeng, Juju, Tanca, dan Banyak. Usai Kuti dibunuh karena pemberontakan, para abdi dalem ini masih menyimpan bara akibat ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan Jayanegara.

Bahkan, para abdi dalem ini masih terus berupaya membunuh rajanya. Dari tujuh abdi dalem tersebut, masih menyisakan satu orang yakni Tanca. Selama mengabdi di dalam Istana Majapahit, ternyata masih memendam ambisi membunuh raja.

Sembilan tahun pasca peristiwa Kuti, menurut Slamet Muljana, putri Tribuanarunggadewi dan Rajadewi Maharajasa yang merupakan dua putri keturunan Raden Wijaya, tidak diizinkan menikah oleh Raja Jayanegara. Alasannya karena keduanya hendak dikawini oleh Jayanegara.

Alhasil tindakan asusila tak senonoh diterima kedua putri Kertanegara. Tindakan Jayanegara ini didengar oleh Dharmaputra Tanca. Tanca mengadukannya kepada Gajah Mada, yang kala itu masih menjadi komandan pasukan Bhayangkara pengawal Raja Jayanegara. Para jejaka dan laki-laki menghendaki sang putri disingkirkan oleh Raja Jayanegara.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6307 seconds (0.1#10.140)