41 Alat Berat Dikerahkan Normalisasi Sungai di Kabupaten Lutra
loading...
A
A
A
MASAMBA - Dua pekan berlalu pascabanjir bandang menerjang Kabupaten Luwu Utara (Lutra) , Sulsel. Kini, pemerintah daerah berfokus untuk melakukan penanganan pascabencana yang memporak-porandakan sebagian wilayah kota hingga merendam 6 kecamatan.
Tidak hanya memenuhi kebutuhan pokok pengungsi dan pembersihan kota, hal terpenting yang menjadi fokus kerja selama masa tanggap darurat diberlakukan yakni melakukan normalisasi sungai.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lutra, Suaib Mansur, menyampaikan normalisasi sungai harus dilakukan untuk mengembalikan aliran air sungai yang melebar dan menggenangi badan jalan hingga memutus sejumlah ruas jalan.
"Sekarang selain pembersihan kota, harus dilakukan normalisasi karena percuma kalau kota kita bersihkan tapi sungainya tidak, air juga akan tetap ke jalan. Hanya karena memang kendalanya adalah elevansi sungai yang sudah lebih tinggi dari jalan karena pendangkalan," kata Suaib, Kamis (30/7/2020).
Untuk itu, pihaknya bersama pihak balai tengah memulai pekerjaan normalisasi sungai dari hilir ke arah hulu. Selain itu, pemerintah juga memasang gorong-gorong untuk meninggikan badan jalan agar air tak lagi tergenang. "Dan karena ini masih wewenang dari balai maka kami dari PUPR pemerintah daerah sifatnya supporting dan kita siap mendukung," lanjut dia.
Berdasarkan data inventaris, sejauh ini ada 41 alat berat excavator dari Dinas PUPR, BUMN dan Kementerian Balai PUPR yang bekerja sama pada titik Sungai Masamba dan Sungai Radda serta poros jalan nasional yang dimobilisasi untuk normalisasi sungai dan pemulihan jalan.
Tidak hanya memenuhi kebutuhan pokok pengungsi dan pembersihan kota, hal terpenting yang menjadi fokus kerja selama masa tanggap darurat diberlakukan yakni melakukan normalisasi sungai.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lutra, Suaib Mansur, menyampaikan normalisasi sungai harus dilakukan untuk mengembalikan aliran air sungai yang melebar dan menggenangi badan jalan hingga memutus sejumlah ruas jalan.
"Sekarang selain pembersihan kota, harus dilakukan normalisasi karena percuma kalau kota kita bersihkan tapi sungainya tidak, air juga akan tetap ke jalan. Hanya karena memang kendalanya adalah elevansi sungai yang sudah lebih tinggi dari jalan karena pendangkalan," kata Suaib, Kamis (30/7/2020).
Untuk itu, pihaknya bersama pihak balai tengah memulai pekerjaan normalisasi sungai dari hilir ke arah hulu. Selain itu, pemerintah juga memasang gorong-gorong untuk meninggikan badan jalan agar air tak lagi tergenang. "Dan karena ini masih wewenang dari balai maka kami dari PUPR pemerintah daerah sifatnya supporting dan kita siap mendukung," lanjut dia.
Berdasarkan data inventaris, sejauh ini ada 41 alat berat excavator dari Dinas PUPR, BUMN dan Kementerian Balai PUPR yang bekerja sama pada titik Sungai Masamba dan Sungai Radda serta poros jalan nasional yang dimobilisasi untuk normalisasi sungai dan pemulihan jalan.
(tri)