Indikator Makro Jawa Barat Melaju Pesat Selama Lima Tahun Terakhir
loading...
A
A
A
Pada masa kepemimpinannya, Ridwan Kamil berusaha untuk menambah Daerah Otonomi Baru (DOB) di Jabar. Hasilnya ada 9 DOB yang tinggal menunggu keran moratorium dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo. "Mudah-mudahan bertambah terus sampai 37 kabupaten kota," tuturnya.
Hal lain yang mengalami kemajuan yakni dari keberhasilan mengerem laju pertumbuhan penduduk, indeksnya terus menurun sejak 2005 hingga 2022. Dimana pada 2005, laju pertumbuhannya mencapai 2,10. Sedangkan pada 2022 menyisakan angka 1,33.
Sementara di lain hal, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Jabar pun mengalami pasang surut tepatnya saat pandemi COVID-19 melanda Tanah Air.
Pada 2020, LPE Jabar sempat -2,52. Namun itu hanya berlaku sementara. Di masa kepemimpinan Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil. Dapat mengembalikan kurva negatif tersebut pada 2021 dimana nilai LPE menjadi 3,74. Setahun berselang kembali on the track di angka 5,45.
Sementara itu, akademisi kebijakan pembangunan Unikom Bandung, Ari Nurman menyoroti Jabar dari sisi IPM. Jika dibandingkan dengan DKI Jakarta dan Jawa Tengah pada 2017, Jabar masih tertinggal jauh.
Walaupun anggaran Jabar mencapai ratusan triliun, namun ada 50-an juta penduduk yang harus diurus. Sedangkan DKI Jakarta jumlah penduduknya tidak lebih banyak dari Jabar.
Namun, hal itu terlihat setelah lima tahun berjalan. Progres IPM Jabar dibanding DKI dan Jawa Tengah melaju lebih cepat. "Kalau dari sisi ngebut, Jabar yang paling ngebut. Untuk efisiensi anggaran, Jabar yang paling tinggi. Dari sisi inilah Jabar juaranya," ucap Ari.
Hal lain yang mengalami kemajuan yakni dari keberhasilan mengerem laju pertumbuhan penduduk, indeksnya terus menurun sejak 2005 hingga 2022. Dimana pada 2005, laju pertumbuhannya mencapai 2,10. Sedangkan pada 2022 menyisakan angka 1,33.
Sementara di lain hal, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Jabar pun mengalami pasang surut tepatnya saat pandemi COVID-19 melanda Tanah Air.
Pada 2020, LPE Jabar sempat -2,52. Namun itu hanya berlaku sementara. Di masa kepemimpinan Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil. Dapat mengembalikan kurva negatif tersebut pada 2021 dimana nilai LPE menjadi 3,74. Setahun berselang kembali on the track di angka 5,45.
Sementara itu, akademisi kebijakan pembangunan Unikom Bandung, Ari Nurman menyoroti Jabar dari sisi IPM. Jika dibandingkan dengan DKI Jakarta dan Jawa Tengah pada 2017, Jabar masih tertinggal jauh.
Walaupun anggaran Jabar mencapai ratusan triliun, namun ada 50-an juta penduduk yang harus diurus. Sedangkan DKI Jakarta jumlah penduduknya tidak lebih banyak dari Jabar.
Namun, hal itu terlihat setelah lima tahun berjalan. Progres IPM Jabar dibanding DKI dan Jawa Tengah melaju lebih cepat. "Kalau dari sisi ngebut, Jabar yang paling ngebut. Untuk efisiensi anggaran, Jabar yang paling tinggi. Dari sisi inilah Jabar juaranya," ucap Ari.
(dsa)