Indikator Makro Jawa Barat Melaju Pesat Selama Lima Tahun Terakhir
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pembangunan yang dicanangkan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum menunjukkan hasil yang signifikan. Hal tersebut tercermin dari berbagai indikator makro Jabar yang membaik selama lima tahun terakhir.
Laju Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jabar seperti tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022 mencapai 49,04 juta per kapita. Naik tajam sejak tahun 2018 yakni sebesar 40,27 juta per kapita (naik 8,77 juta).
Kenaikan juga terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana pada tahun 2018 sebesar 71,3 menjadi 73,12 pada akhir tahun 2022. Efisiensi anggaran (unit cost per 1 point kenaikan IPM) Jabar paling juara dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa.
Dalam persoalan lingkungan, penanganan DAS Citarum melalui program Citarum Harum juga menunjukkan progres yang cukup signifikan.
Indeks Kualitas Air (IKA) DAS Citarum pada tahun 2018 sebesar 33,43 naik menjadi 51,01 atau dari cemar berat menjadi cemar ringan. Program tersebut akan terus dilanjutkan hingga mencapai angka IKA 60 atau bebas cemar.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Iendra Sofyan mengatakan bahwa ada beberapa kunci keberhasilan Gubernur Ridwan Kamil dalam membangun Jabar. Selain inovasi, kolaborasi dan keberlanjutan kerap ditanamkan Ridwan Kamil kepada para jajarannya.
"Beliau selalu memperhatikan sejarah. Apa yang dibangun adalah keberlanjutan dari sebelumnya," ucapnya dalam diskusi bersama wartawan di Kota Bandung pada Kamis (10/8/2023).
Menurut Iendra, inovasi yang diciptakan kerap melibatkan keberlanjutan program-program yang sudah dicanangkan pendahulunya. "Dari sisi pembangunan, kita terus mengawal. Acuan kita adalah RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) 2005-2025," tuturnya.
Oleh karena itu, pada masa awal pemerintahannya. Ridwan Kamil membentuk Tim Optimalisasi dan Sinkronisasi (TOS). Tugas TOS menerjemahkan Visi Misi 2018-2023, yaitu Terwujudnya Jabar Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi.
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Jabar mencapai 49 juta pada 2022. Puluhan juta penduduk tersebut tersebar di 18 kabupaten dan 9 kota.
Pada masa kepemimpinannya, Ridwan Kamil berusaha untuk menambah Daerah Otonomi Baru (DOB) di Jabar. Hasilnya ada 9 DOB yang tinggal menunggu keran moratorium dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo. "Mudah-mudahan bertambah terus sampai 37 kabupaten kota," tuturnya.
Hal lain yang mengalami kemajuan yakni dari keberhasilan mengerem laju pertumbuhan penduduk, indeksnya terus menurun sejak 2005 hingga 2022. Dimana pada 2005, laju pertumbuhannya mencapai 2,10. Sedangkan pada 2022 menyisakan angka 1,33.
Sementara di lain hal, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Jabar pun mengalami pasang surut tepatnya saat pandemi COVID-19 melanda Tanah Air.
Pada 2020, LPE Jabar sempat -2,52. Namun itu hanya berlaku sementara. Di masa kepemimpinan Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil. Dapat mengembalikan kurva negatif tersebut pada 2021 dimana nilai LPE menjadi 3,74. Setahun berselang kembali on the track di angka 5,45.
Sementara itu, akademisi kebijakan pembangunan Unikom Bandung, Ari Nurman menyoroti Jabar dari sisi IPM. Jika dibandingkan dengan DKI Jakarta dan Jawa Tengah pada 2017, Jabar masih tertinggal jauh.
Walaupun anggaran Jabar mencapai ratusan triliun, namun ada 50-an juta penduduk yang harus diurus. Sedangkan DKI Jakarta jumlah penduduknya tidak lebih banyak dari Jabar.
Namun, hal itu terlihat setelah lima tahun berjalan. Progres IPM Jabar dibanding DKI dan Jawa Tengah melaju lebih cepat. "Kalau dari sisi ngebut, Jabar yang paling ngebut. Untuk efisiensi anggaran, Jabar yang paling tinggi. Dari sisi inilah Jabar juaranya," ucap Ari.
Laju Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jabar seperti tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022 mencapai 49,04 juta per kapita. Naik tajam sejak tahun 2018 yakni sebesar 40,27 juta per kapita (naik 8,77 juta).
Kenaikan juga terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana pada tahun 2018 sebesar 71,3 menjadi 73,12 pada akhir tahun 2022. Efisiensi anggaran (unit cost per 1 point kenaikan IPM) Jabar paling juara dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa.
Dalam persoalan lingkungan, penanganan DAS Citarum melalui program Citarum Harum juga menunjukkan progres yang cukup signifikan.
Indeks Kualitas Air (IKA) DAS Citarum pada tahun 2018 sebesar 33,43 naik menjadi 51,01 atau dari cemar berat menjadi cemar ringan. Program tersebut akan terus dilanjutkan hingga mencapai angka IKA 60 atau bebas cemar.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Iendra Sofyan mengatakan bahwa ada beberapa kunci keberhasilan Gubernur Ridwan Kamil dalam membangun Jabar. Selain inovasi, kolaborasi dan keberlanjutan kerap ditanamkan Ridwan Kamil kepada para jajarannya.
"Beliau selalu memperhatikan sejarah. Apa yang dibangun adalah keberlanjutan dari sebelumnya," ucapnya dalam diskusi bersama wartawan di Kota Bandung pada Kamis (10/8/2023).
Menurut Iendra, inovasi yang diciptakan kerap melibatkan keberlanjutan program-program yang sudah dicanangkan pendahulunya. "Dari sisi pembangunan, kita terus mengawal. Acuan kita adalah RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) 2005-2025," tuturnya.
Oleh karena itu, pada masa awal pemerintahannya. Ridwan Kamil membentuk Tim Optimalisasi dan Sinkronisasi (TOS). Tugas TOS menerjemahkan Visi Misi 2018-2023, yaitu Terwujudnya Jabar Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi.
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Jabar mencapai 49 juta pada 2022. Puluhan juta penduduk tersebut tersebar di 18 kabupaten dan 9 kota.
Pada masa kepemimpinannya, Ridwan Kamil berusaha untuk menambah Daerah Otonomi Baru (DOB) di Jabar. Hasilnya ada 9 DOB yang tinggal menunggu keran moratorium dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo. "Mudah-mudahan bertambah terus sampai 37 kabupaten kota," tuturnya.
Hal lain yang mengalami kemajuan yakni dari keberhasilan mengerem laju pertumbuhan penduduk, indeksnya terus menurun sejak 2005 hingga 2022. Dimana pada 2005, laju pertumbuhannya mencapai 2,10. Sedangkan pada 2022 menyisakan angka 1,33.
Sementara di lain hal, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Jabar pun mengalami pasang surut tepatnya saat pandemi COVID-19 melanda Tanah Air.
Pada 2020, LPE Jabar sempat -2,52. Namun itu hanya berlaku sementara. Di masa kepemimpinan Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil. Dapat mengembalikan kurva negatif tersebut pada 2021 dimana nilai LPE menjadi 3,74. Setahun berselang kembali on the track di angka 5,45.
Sementara itu, akademisi kebijakan pembangunan Unikom Bandung, Ari Nurman menyoroti Jabar dari sisi IPM. Jika dibandingkan dengan DKI Jakarta dan Jawa Tengah pada 2017, Jabar masih tertinggal jauh.
Walaupun anggaran Jabar mencapai ratusan triliun, namun ada 50-an juta penduduk yang harus diurus. Sedangkan DKI Jakarta jumlah penduduknya tidak lebih banyak dari Jabar.
Namun, hal itu terlihat setelah lima tahun berjalan. Progres IPM Jabar dibanding DKI dan Jawa Tengah melaju lebih cepat. "Kalau dari sisi ngebut, Jabar yang paling ngebut. Untuk efisiensi anggaran, Jabar yang paling tinggi. Dari sisi inilah Jabar juaranya," ucap Ari.
(dsa)