Kisah Nyi Ageng Serang, Panglima Perang Keturunan Sunan Kalijaga yang Ditakuti

Kamis, 10 Agustus 2023 - 10:51 WIB
loading...
Kisah Nyi Ageng Serang,...
Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno atau yang dikenal Nyi Ageng Serang. Foto/Istimewa
A A A
Legenda Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno atau yang dikenal Nyi Ageng Serang seorang wanita yang menjadi Pahlawan Nasional Indonesia asal Serang, Purwodadi, Jawa Tengah yang lahir pada tahun 1762.

Pada awal Perang Diponegoro, 1825, Ageng Serang yang berusia 73 tahun memimpin pasukan dengan tandu untuk membantu Pangeran Diponegoro melawan Belanda. Beliau adalah putri bungsu dari Bupati Serang, Panembahan Natapraja.

Dia menguasai wilayah terpencil dari kerajaan Mataram tepatnya di Serang yang sekarang wilayah perbatasan Purwodadi-Sragen. Setelah ayahnya wafat, Nyi Ageng Serang yang juga salah satu keturunan Sunan Kalijaga menggantikan ayahnya.



Meski merupakan putri bangsawan, namun sejak kecil Nyi Ageng Serang dikenal dekat dengan rakyat. Setelah dewasa dia juga tampil sebagai salah satu panglima perang melawan penjajah.

Semangatnya untuk bangkit selain untuk membela rakyat, juga dipicu kematian kakaknya saat membela Pangeran Mangkubumi melawan Paku Buwana I yang dibantu Belanda.

Yang sangat menonjol dari sejarah perilaku dan perjuangan Pahlawan Wanita ini antara lain ialah kemahirannya dalam krida perang, kepemimpinan yang arif bijaksana sehingga menjadi suri tauladan bagi penganut-penganutnya.



Tekadnya keras untuk lebih maju dalam berbagai bidang, dengan jiwa patriotisme dan anti penjajahan yang kuat dan konsekuen.

Imannya teguh terhadap Allah SWT dan terampil dalam menjalankan peran gandanya sebagai pejuang sekalligus istri/ibu rumah tangga dan pendidik utama putra-putranya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2941 seconds (0.1#10.140)