Kisah Akhir Hayat Gajah Mada Memilih Moksa Setelah Karier Militernya Redup

Rabu, 02 Agustus 2023 - 08:06 WIB
loading...
Kisah Akhir Hayat Gajah Mada Memilih Moksa Setelah Karier Militernya Redup
Sosok Mahapatih Gajah Mada hasil pecintraan artificial intelligence (AI) yang diunggah akun Instagram @ainusantara. Foto/Ainusantara
A A A
Asal usul Patih Majapahit Gajah Mada masih menjadi misteri hingga saat ini. Namun bukan hanya kelahiran dan latar belakangnya, kematian tokoh yang kesohor karena sumpah Palapa ini juga masih simpang siur.

Disebutkan sekembalinya Hayam Wuruk dari upacara keagamaan di Simping, dia menjumpai Gajah Mada telah sakit. Gajah Mada disebutkan meninggal dunia pada tahun 1286 Saka atau 1364 Masehi karena sakit.

Meski begitu, Mahapatih Gajah Mada dikisahkan melakukan meditasi terakhir dan moksa (menghilang dari muka bumi) di kawasan Madakaripura, Probolinggo, Jawa Timur. Gajah Mada menyucikan diri dengan bertapa demi mencapai moksa.

Kawasan Madakaripura disebutkan dalam kitab Negarakertagama merupakan hadiah Raja Majapahit, Hayam Wuruk yang diberikan untuk Mahapatih Gajah Mada. Patung Mahapatih Gajah Mada pun dibangun di dekat lokasi air terjun.



Air terjun di Madakaripura dipercaya osejumlah masyarakat di sekitar lokasi sebagai tempat untuk meditasi terakhir hingga akhirnya mencapai moksa. Sehingga tak mengherankan jika banyak orang yang datang untuk bermeditasi, khususnya hari yang dikeramatkan.

Aliran air di terjun Madakaripura konon tak pernah berhenti mengalir. Oleh karenanya, lokasi Mahapatih Gajah Mada bersemedi ini disebut juga sebagai air terjun abadi. Air terjun Madakaripura berada di dalam kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru.

Jika benar apa yang disampaikan Empu Prapanca dalam kitab Negarakertagama itu, maka sesungguhnya tidak ada keraguan soal di mana Gajah Mada menghabiskan sisa hidupnya setelah tidak menjadi Mahapatih.

Juga akhir hidupnya di pertapaan Madakaripura setidaknya sedikit menjawab pertanyaan terkait asal usul Gajah Mada.Dalam lontar Badad Gajah Maddha diceritakan bahwa orangtua Gajah Mada adalah pendeta hindu di Wilatikta (Majapahit).



Ayahnya bernama Mpu Curadharmayogi dan ibunya bernama Patni Nuriratih, keduanya diangkat menjadi pendeta oleh Mpu Ragarunting. Dalam aturan yang berlaku untuk pendeta, kedua pasangan ini dilarang bersetubuh meski sudah berstatus nikah.

Selanjutnya Curadharmayogi memilih berdomisili di luar Wilatikta, di asrama Gili Madri, sedangkan Patni Nariratih berdomisili di Wilatikta. Meski terpisah, namun keduanya intens bertemu.

Patni setiap hari mengunjungi sang suami untuk mengantarkan sarapan dan kebutuhan harian lainnya. Hingga pada suatu hari kejadian tidak biasa terjadi di antara keduanya. Saat hendak menyantap masakan sang istri, tanpa sengaja gelas tersenggol dan air pun tumpah.

Melihat hal itu, Curadharmayogi pun pergi mencari air minum. Sedangkan sang istri ditinggal sendirian. Proses kehamilan Patni diawali dengan perbuatan Hyang Brahma (Dewa Api) yang tergoda untuk bersetubuh dengan Patni.



Maka berubahlah wujud sang Dewa ini menyerupai Curadharmayogi dan mendatangi Patni, di saat suaminya yang asli sedang pergi mencari air minum. Kehamilan Patni seolah tamparan bagi keduanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.0351 seconds (0.1#10.140)