Kejati Dalami Penyebab Banjir Bandang Lutra, Sebut Ada Aktivitas Somel Kayu
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel turut melakukan pendalaman untuk memastikan penyebab pasti banjir bandang yang menghantam wilayah Masamba, Luwu Timur, beberapa waktu yang lalu. Baca : Biaya Pembangunan Rutan Kejati Sulsel Capai Rp 1 Miliar
Kepala kejati Sulsel, Dr Firdaus Dewilmar, mengatakan, pasca kunjungannya ke Masamba, menyebut alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan sawit diduga kuat menjadi sebab utama banjir bandang.
"Saya kan sempat meninjau bersama Gubernur Sulsel, Pangdam XIV Hasanuddin serta Kapolda Sulsel. Nah indikasinya selain karena terjadi penyumbatan sungai, kita temukan juga ada perkebunan sawit besar-besaran, dan benar saja ada aktivitas somel di perbatasan Palopo-Luwu Utara," ungkapnya kepada SINDOnews.
Kata Dia, diduga kuat pembalakan hutan itu dilakukan oknum tidak bertanggung jawab untuk pengalihan hutan menjadi perkebunan sawit. "Kalau ada perkebunan sawit, berarti ada pengalihan hutan, makanya itu diperkuat dengan adanya temuan aktifitas somel di perbatasan antara Palopo-Luwu Utara," ujarnya.
Olehnya Firdaus mengatakan pihaknya juga akan turut andil dalam mendalami penyebab banjir Luwu Utara tersebut. "Kita juga sudah mulai Penyelidikan, tim akan terlibat mencari fakta-faktanya,"tukasnya.
"Kami ingatkan penyidik jangan melihatnya secara formalistik, bahwa ini sudah sesuai, sementara tidak melihat dari dampak. Sebab banjir ini merupakan dampak dari kerusakan lingkungan akibat pengrusakan dan pembukaan lahan sawit," pungkasnya.
Kepala kejati Sulsel, Dr Firdaus Dewilmar, mengatakan, pasca kunjungannya ke Masamba, menyebut alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan sawit diduga kuat menjadi sebab utama banjir bandang.
"Saya kan sempat meninjau bersama Gubernur Sulsel, Pangdam XIV Hasanuddin serta Kapolda Sulsel. Nah indikasinya selain karena terjadi penyumbatan sungai, kita temukan juga ada perkebunan sawit besar-besaran, dan benar saja ada aktivitas somel di perbatasan Palopo-Luwu Utara," ungkapnya kepada SINDOnews.
Kata Dia, diduga kuat pembalakan hutan itu dilakukan oknum tidak bertanggung jawab untuk pengalihan hutan menjadi perkebunan sawit. "Kalau ada perkebunan sawit, berarti ada pengalihan hutan, makanya itu diperkuat dengan adanya temuan aktifitas somel di perbatasan antara Palopo-Luwu Utara," ujarnya.
Olehnya Firdaus mengatakan pihaknya juga akan turut andil dalam mendalami penyebab banjir Luwu Utara tersebut. "Kita juga sudah mulai Penyelidikan, tim akan terlibat mencari fakta-faktanya,"tukasnya.
"Kami ingatkan penyidik jangan melihatnya secara formalistik, bahwa ini sudah sesuai, sementara tidak melihat dari dampak. Sebab banjir ini merupakan dampak dari kerusakan lingkungan akibat pengrusakan dan pembukaan lahan sawit," pungkasnya.
(sri)