Ridwan Kamil Dorong BUMD Agresif Tangkap Peluang Bisnis di Era AKB

Senin, 27 Juli 2020 - 22:19 WIB
loading...
Ridwan Kamil Dorong BUMD Agresif Tangkap Peluang Bisnis di Era AKB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta seluruh BUMD di lingkungan Pemprov Jabar berkontribusi terhadap PAD di masa pemulihan ekonomi. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta seluruh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di lingkungan Pemprov Jabar agresif menangkap peluang bisnis, agar dapat berkontribusi terhadap pemasukan asli daerah (PAD) di tengah upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19.

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menekankan, seluruh BUMD harus agresif melakukan perbaikan ekonomi, kinerja perusahaan,dan menjaring investor. Dia pun berharap, seluruh BUMD mampu mengikuti keberhasilan Pemprov Jabar dalam mengendalikan pandemi. Kuncinya, kata dia, kepemimpinan yang bersatu dalam kebersamaan. (BACA JUGA: Penyegelan Batu Satangtung di Cigugur Kuningan, Ini Sikap PDIP Jabar )

"COVID-19 memberikan pelajaran bahwa barang siapa tidak siap dengan disrupsi, dia akan menjadi pecundang. Barang siapa yang mampu selalu cepat melakukan adaptasi, dia jadi pemenang. Semua BUMD ini harus proaktif menjadi pelaku utama untuk investasi sendiri dan mitra utama investasi luar," kata Kang Emil dalam Diskusi Online Pokja PWI Gedung Sate "Siasat Recovery Ekonomi BUMD Jawa Barat di Era AKB", Senin (27/7/2020). (BACA JUGA: Edisis Nangis saat Beri Kesaksian di Sidang Korupsi RTH )

Kang Emil mengemukakan, selama enam bulan terakhir, total nilai investasi yang masuk ke Jabar sebesar Rp57 triliun. Dia mengingatkan seluruh BUMD untuk memanfaatkan peluang tersebut lewat kerja sama dengan para investor untuk mengelola manfaat investasinya. (BACA JUGA: Pergub Diteken, Warga Jabar Tak Pakai Masker Siap-siap Disanksi )

Kang Emil juga mengatakan, BUMD harus aktif menjemput para investor, pengusaha, para duta besar untuk menangkap setiap peluang. Selain itu, BUMD pun harus berani mengembangkan ruang lingkup bisnisnya, agar memberikan kontribusi yang besar bagi PAD.

Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, setidaknya ada tujuh peluang usaha yang berpotensi berkembang saat pandemi COVID-19. Pertama, peluang relokasi investasi, seperti relokasi industri dari China ke Jabar yang sudah dimulai.

Kedua, peluang swasembada pangan untuk kebutuhan dalam provinsi atau dalam negeri. Ketiga, pengembangan pariwisata yang digabungkan dengan pelayanan kesehatan layaknya di Singapura atau Penang, Malaysia.

Peluang keempat, yakni memanfaatkan otomasi Revolusi Industri 4.0. BUMD di Jabar, kata Kang Emil, harus menerapkannya dengan melakukan digitalisasi layanan dan optimalisasi karyawannya.

Kelima, peluang pengembangan usaha melalui pemanfaatan teknologi informasi. Keenam, bisnis ramah lingkungan dan berkelanjutan, contohnya pemasaran kendaraan listrik atau energi terbarukan. "Terakhir adalah memaksimalkan potensi pariwisata dan wisatawan lokal di Jawa Barat," ujar Kang Emil.

Menjawab keinginan Kang Emil, Ketua Forum BUMD Jabar Deni Nurdyana Hadimin mengatakan, BUMD akan terus berupaya menggarap berbagai bisnis yang berpotensi berkembang selama pandemi COVID-19, di antaranya bisnis kesehatan, e-commerce, teknologi informasi, dan pangan.

"Kita sedang bersiap ngabret. Seperti diketahui, sektor pariwisata dan penerbangan sendiri sekarang tengah terpukul dengan adanya pandemi. Kita akan berusaha tetap survive dan mengembangkan bisnis-bisnis yang jadi winner di tengah pandemi ini," kata Deni.

Deni yang juga Direktur Utama PT Jasa dan Kepariwisataan (Jaswita) Jabar ini mengatakan, jika dulu Jaswita Jabar terkenal dengan sebutan juragan kontrak karena hanya mengontrakkan aset-aset milik Pemprov Jabar, kini perusahaannya mulai mengelola restoran atau hotel di luar negeri seperti Turki, Jordania, dan Aljazair, selain sejumlah hotel dan restoran di Jabar.

Direktur Utama PT Migas Hulu Jabar, Begin Troys juga mengatakan, BUMD yang dipimpinnya berencana mulai menggarap bisnis lain di luar usaha pengelolaan Participating Interest (PI) Blok Offshore North West Java (ONWJ).

Begin mengatakan, pihaknya sudah merancang menggarap bisnis baru di luar PI 10 persen ini sesuai permintaan pemegang saham agar bersinergi dengan BUMD lain milik Pemprov Jabar. Kerja sama sudah mulai dilakukan, seperti dengan BIJB, Agronesia, dan Tirta Gemah Ripah.

"Kami pun berencana menggarap jasa konstruktri infrastruktur energi dan ketenagalistrikan. Jadi, kalau selama ini MUJ dibilang hanya nunggu PI saja, bisa terbantahkan dengan proyek-proyek baru kami," katanya.

Tak mau ketinggalan, Direktur Utama PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB), Salahudin Rafi mengatakan, Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka yang dikelolanya memang tedampak pandemi COVID-19. Namun demikian, pihaknya tengah berupaya menyambut angin segar dari perampungan Tol Cisumdawu yang rencananya beroperasi akhir 2021.

"Jika pandemi ini selesai, kita juga harus siap kembali aktif. Kalau kuliah sudah dibuka, mahasiswa dari se-Indonesia akan ke Jabar lagi, yang punya banyak universitas. Apalagi kalau 45 menit dari Bandung ke Kertajati lewat Cisumdawu sudah bisa," katanya.

Pihaknya pun kembali menjajaki penerbangan haji dan umrah bersama sejumlah maskapai dan membuka peluang penerbangan kargo melalui pesawat carteran. Selama ini, kata dia, pelanggan Bandara Kertajati adalah yang akan bepergian untuk bisnis, sekolah, atau kebutuhan keluarga dan wisata.

Sementara itu, Kepala Biro BUMD dan Investasi Provinsi Jabar, I Gusti Agung Kim Fajar Wiyati Oka mengatakan, agar mampu berperan aktif dalam pemulihan ekonomi Jabar, BUMD harus terus mencari dan menganalisa kemungkinan bisnis yang bisa dikembangkan untuk menunjang pembangunan dan sektor ekonomi.

"Selain menggerakkan ekonomi masyarakat di daerah dan memberikan kebermanfaatan, kami memberikan keleluasaan, silakan berikan relaksasi pemulihan BUMD. Dimohon juga, berapa pun, berikan deviden. Saya siap untuk menagih," tandas dia.
(awd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1099 seconds (0.1#10.140)