Kisah Perang Bubat antara Majapahit dengan Sunda di Lapangan Ibu Kota

Senin, 03 Juli 2023 - 07:20 WIB
loading...
Kisah Perang Bubat antara...
Perang Bubat merupakan peperangan antara Kerajaan Sunda dan pasukan Majapahit di lapangan Ibu Kota Majapahit. Foto/Ilustrasi/@ainusantara
A A A
Perang Bubat merupakan peperangan antara rombongan pengantin Kerajaan Sunda dan pasukan Majapahit ketika hendak melakukan pernikahan. Saat itu rombongan Sunda hendak menyerahkan putri raja Dyah Pitaloka Citraresmi untuk dipersunting oleh Hayam Wuruk.

Tetapi keinginan Gajah Mada Mahapatih Majapahit membuat semuanya berubah dan terjadilah peperangan di Bubat. Lokasi Bubat konon digambarkan oleh Kakawin Nagarakretagama sebagai wilayah kekuasaan Majapahit.

Lokasinya konon sebagai padang rumput di sebelah utara kediaman kerajaan yang digunakan untuk acara olahraga. Sumber lain Kidung Sunda menggambarkan bagaimana Bubat merupakan pelabuhan sungai dari Ibu Kota Majapahit.

Alhasil Bubat menjadi tempat pertemuan para pedagang yang tengah berniaga di Majapahit, sebagaimana dikutip dari "Perang Bubat 1279 Saka: Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit".



Nigel Bullough, seorang naturalis asal Inggris yang berganti nama Hadi Sidomulya, dalam Napak Tilas Perjalanan Mpu Prapanca menyebut, Bubat berada di sebelah selatan Kali Brantas mungkin Desa Tempuran dahulu terletak 10 kilometer di sebelah utara Majapahit dan sekitar 8 kilometer barat daya pelabuhan di Canggu.

Sementara sumber lain menyatakan bahwa Bubat terletak di Desa Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Tempat tersebut semula difungsikan oleh Gajah Mada untuk mengatur pasukan Majapahit.

Selain itu, tempat tersebut semula digunakan untuk pelaksanaan upacara Sradah di mana raja Majapahit dan raja bawahan berkumpul. Bubat juga dijadikan tempat diselenggarakannya hiburan rakyat selama sebulan.



Keberadaan Bubat juga dikuatkan oleh Catatan Perjalanan Bujangga Manik. Pada catatannya Bujangga Manik diketahui pernah mengunjungi ibu kota Kerajaan Majapahit.

Lapangan Bubat yang disebutnya menjadi petunjuk kuat keberadaan dirinya sesudah melewati empat daerah selepas dari Kali Brantas. Selepas Jombang, ia berjalan ke timur hingga mencapai Trowulan Di sana, ia tinggal di Bubat.

Dari Bubat, Bujangga Manik berjalan menuju Manguntur. Di wilayah kotaraja Majapahit, ia mencatat nama-nama Darma Anar, Karang Kajraman, Karang Jaka, dan Palintahan.

Dari nama-nama itu, hanya Palintahan yang memiliki petunjuk sebagai Plintahan, nama wilayah di tenggara Gunung Pananggungan atau sering disebut dengan Pawitra.



Selepas Gunung Pananggungan, Bujangga Manik berjalan menuju Gunung Brahma atau kini disebut Gunung Bromo. Sebelum mencapai Lesan, ia berjalan ke arah Gending atau kini sebelah timur Probolinggo.

Di antara dua daerah ini, ia menyeberangi Ci-Rabut Wahangan (Kali Pinangan). Dari sini, ia melanjutkan perjalanan menuju Gunung Arum (Gunung Ringgit) yang terletak di sebelah barat Panarukan di lurah (daerah) Telaga Wurung, Gunung Ijen, dan Gunung Raung.

Setelah melewati Raung, Bujangga Manik sampai di Balungbungan (Blambangan atau Banyuwangi) yang semula berupa bandar laut cukup besar. Ia berlayar menuju Bali.

Dari Bali, ia kembali ke Jawa, dengan jung anjang 25 depa dan lebar 8 depa, ia berlayar dari Jawa ke Palembang dan Parayaman.

Nahkodanya bernama Belasagara. Turun di Blambangan, resi itu menuju Padangalun, Gunung Watangan atau ebelah timur Puger atau dekat Pulau Nusa Barung, Sarampon, Sadeng, dan Kenep.

Dari Kenep, Bujangga Manik menyisir sisi selatan Gunung Brahma (Bromo) dengan melewati Pacira, Ranobawa, Kayu Taji, Kukub, Kasturi, Sagara Dalem, dan Kagenengan, sebelum mencapai Gunung Kawi.

Dari Gunung Kawi, ia berjalan menuju Gunung Kampud atau Gunung Kelud. Ia mengunjungi Rabut Pasajen dan berlanjut ke Rabut Palah. Di tempat terakhir itulah, ia tinggal cukup lama.

Dari situlah dapat disimpulkan kemungkinan besar Bubat merupakan suatu wilayah di dataran rendah yang luas kala itu. Daerah itu menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit, dengan lokasi cukup strategis.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2983 seconds (0.1#10.24)