Atasi Stunting di DIY, GKR Mangkubumi: Perlu Edukasi Ibu Hamil dan Menyusui
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Penanganan stunting di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) perlu strategi dan kolaborasi lintas sektor dengan berbagai mitra. Pada 2024 ditargetkan program percepatan penurunan stunting mencapai 14 persen.
Hal itu mengemuka saat berlangsungnya Global Friendship for Prosperous Families: "Zero Stunting for the Nation di Jakarta. Kegiatan ini merupakan penggalangan dana sosial bagi bantuan program percepatan penurunan stunting di DIY.
Ketua Badan Pengurus Pusat, Andalan Kelompok Usaha (BPP AKU) Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA), GKR Mangkubumi mengatakan bahwa stunting merupakan masalah serius di Indonesia. Pada 2022 sekitar 21,6% anak Indonesia di bawah usia lima tahun terkena stunting.
Putri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X itu menjelaskan, diperlukan berbagai inisiatif dan kolaborasi berbagai pihak untuk menurunkan angka stunting tersebut.
Salah satu inisiatif penting adalah memberikan edukasi dan dukungan kepada ibu hamil dan ibu menyusui untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan nutrisi dan perawatan yang tepat selama kehamilan dan masa menyusui.
"Juga mendorong praktik pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak, yang merupakan periode kritis untuk pertumbuhan dan perkembangan," ujar GKR Mangkubumi dikutip Rabu (21/6/2023).
Selain itu, inisiatif lainnya adalah penyebaran makanan yang kaya nutrisi kepada anak-anak di sekolah dan komunitas rentan. Dengan memberikan akses terhadap nutrisi yang lebih baik, maka diharapkan bisa meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan mencegah terjadinya stunting.
Selain itu juga diperlukan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, yang sangat penting untuk mencegah penyakit dan memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. GKR Mangkubumi mengajak semua pihak untuk bergabung dalam upaya ini.
Hal itu mengemuka saat berlangsungnya Global Friendship for Prosperous Families: "Zero Stunting for the Nation di Jakarta. Kegiatan ini merupakan penggalangan dana sosial bagi bantuan program percepatan penurunan stunting di DIY.
Baca Juga
Ketua Badan Pengurus Pusat, Andalan Kelompok Usaha (BPP AKU) Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA), GKR Mangkubumi mengatakan bahwa stunting merupakan masalah serius di Indonesia. Pada 2022 sekitar 21,6% anak Indonesia di bawah usia lima tahun terkena stunting.
Putri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X itu menjelaskan, diperlukan berbagai inisiatif dan kolaborasi berbagai pihak untuk menurunkan angka stunting tersebut.
Salah satu inisiatif penting adalah memberikan edukasi dan dukungan kepada ibu hamil dan ibu menyusui untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan nutrisi dan perawatan yang tepat selama kehamilan dan masa menyusui.
"Juga mendorong praktik pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak, yang merupakan periode kritis untuk pertumbuhan dan perkembangan," ujar GKR Mangkubumi dikutip Rabu (21/6/2023).
Selain itu, inisiatif lainnya adalah penyebaran makanan yang kaya nutrisi kepada anak-anak di sekolah dan komunitas rentan. Dengan memberikan akses terhadap nutrisi yang lebih baik, maka diharapkan bisa meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan mencegah terjadinya stunting.
Selain itu juga diperlukan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, yang sangat penting untuk mencegah penyakit dan memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. GKR Mangkubumi mengajak semua pihak untuk bergabung dalam upaya ini.