Gubernur Sumsel Ikuti Acara Penyaluran Dana Pemulihan Ekonomi
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Gubernur Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru mengikuti acara penyaluran dana bergulir untuk koperasi dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, melalui video conference di Ruang Command Centre Kantor Gubernur Sumsel, Kamis (23/7/2020).
(Baca juga: Ramuan Arak Bali Sudah Sembukan 800 Orang Terpapar COVID-19 )
Acara tersebut dibuka langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Wakil Presiden KH Maruf Amin; Menko Perekonomian Airlangga Hartarto; Seskab Pramono Anung; Mensesneg Pratikno; dan Menteri KUKM Teten Masduki.
Presiden mengakui telah memerintahkan Menteri Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KUKM), Teten Masduki, agar secepatnya memberikan relaksasi dan restrukturisasi kepada koperasi serta UKM supaya tidak kena imbas dari pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden saat memberikan sambutan pada acara Penyaluran Dana Bergulir untuk Koperasi dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis (23/7/2020), di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta.
Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa keadaan krisis ekonomi ini juga terjadi pada 215 negara yang terkena pandemi, sehingga kondisi sekarang ini tidak mudah terutama untuk mengendalikan COVID-19 dan ekonomi agar berjalan beriringan.
"Tiga bulan yang lalu saya telepon pada Managing Director-nya IMF, dia mengatakan kemungkinan tahun ini ekonomi global akan minus 2,5 dari yang sebelumnya 3 sampai 3,5 plus sekarang diperkirakan tahun ini minus 2,5%," tutur Presiden.
(Baca juga: Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya Gelontorkan Sembako )
Dua bulan yang lalu, Presiden menelepon Bank Dunia, namun jawaban yang disampaikan berbeda yakni pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan minus 5% growth-nya. Namun, Kepala Negara bercerita bahwa dua minggu yang lalu menghubungi Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), jawaban yang disampaikan berbeda yakni pertumbuhan ekonomi dunia akan tumbuh minus 6 sampai minus 7,6%.
"Gambaran apa yang ingin saya sampaikan, bahwa setiap bulan selalu berubah-ubah, sangat dinamis, dan posisinya tidak semakin mudah, tetapi semakin sulit. Minus 2,5% ganti sebulan berikutnya minus 5%, satu bulan berikutnya minus sampai minus 7,6%. Gambaran kesulitannya seperti itu," ujar Presiden.
(Baca juga: Ramuan Arak Bali Sudah Sembukan 800 Orang Terpapar COVID-19 )
Acara tersebut dibuka langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Wakil Presiden KH Maruf Amin; Menko Perekonomian Airlangga Hartarto; Seskab Pramono Anung; Mensesneg Pratikno; dan Menteri KUKM Teten Masduki.
Presiden mengakui telah memerintahkan Menteri Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KUKM), Teten Masduki, agar secepatnya memberikan relaksasi dan restrukturisasi kepada koperasi serta UKM supaya tidak kena imbas dari pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden saat memberikan sambutan pada acara Penyaluran Dana Bergulir untuk Koperasi dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis (23/7/2020), di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta.
Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa keadaan krisis ekonomi ini juga terjadi pada 215 negara yang terkena pandemi, sehingga kondisi sekarang ini tidak mudah terutama untuk mengendalikan COVID-19 dan ekonomi agar berjalan beriringan.
"Tiga bulan yang lalu saya telepon pada Managing Director-nya IMF, dia mengatakan kemungkinan tahun ini ekonomi global akan minus 2,5 dari yang sebelumnya 3 sampai 3,5 plus sekarang diperkirakan tahun ini minus 2,5%," tutur Presiden.
(Baca juga: Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya Gelontorkan Sembako )
Dua bulan yang lalu, Presiden menelepon Bank Dunia, namun jawaban yang disampaikan berbeda yakni pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan minus 5% growth-nya. Namun, Kepala Negara bercerita bahwa dua minggu yang lalu menghubungi Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), jawaban yang disampaikan berbeda yakni pertumbuhan ekonomi dunia akan tumbuh minus 6 sampai minus 7,6%.
"Gambaran apa yang ingin saya sampaikan, bahwa setiap bulan selalu berubah-ubah, sangat dinamis, dan posisinya tidak semakin mudah, tetapi semakin sulit. Minus 2,5% ganti sebulan berikutnya minus 5%, satu bulan berikutnya minus sampai minus 7,6%. Gambaran kesulitannya seperti itu," ujar Presiden.