Peringati Hari Anak Nasional, Ganjar Kenakan Pakaian Adat Dayak
loading...
A
A
A
SEMARANG - Peringatan Hari Anak Nasional 2020 di Jawa Tengah berbeda dengan tahun sebelumnya. Kali ini, peringatan dilakukan secara virtual dan dapat disaksikan live melalui YouTube, Kamis (23/7/2020).
Dalam kegiatan yang diselenggarakan DP3AKB Jawa Tengah tersebut, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo datang mengenakan pakaian adat Dayak Kenyah Kalimantan.
(Baca juga: Pesan Sri Mulyani di Hari Anak Nasional, Tetap Bebaskan Pikiran dan Kreativitas )
Acara yang diikuti Forum Anak se-Jawa Tengah ini dibuka dengan tampilan anak-anak. Di antaranya Lintang Citra Kirana asal Kota Semarang dengan menyanyikan lagu berisi semangat melawan COVID-19 dan menerapkan protokol kesehatan.
Tampilan seni lain disajikan Bernadheta Astri, seorang dalang cilik yang mengusung tema New Normal. Menariknya, ia menghadirkan wayang sosok Ganjar Pranowo dalam menyampaikan pesan dalam ceritanya.
Usai penampilan anak, Ganjar Pranowo menuturkan bahwa COVID-19 mendorong semuanya untuk berubah. Ia memerumpamakan komputer dan handphone yang perlu di setel ulang.
(Baca juga: Kasus TBC di Jateng Tinggi, Penularannya Mirip COVID-19 )
"COVID-19 mendorong kita semuanya untuk berubah. Seperti komputer dan handphone yang di setel ulang. Sekaligus menjadi penelitian yang sangat besar," ujarnya.
Ia memotivasi anak-anak untuk terus bersemangat di tengah pandemi. Pendidikan yang juga terdampak tidak membuat proses belajar mengajar lesu. Diceritakannya, ada beberapa daerah di Jawa Tengah yang tetap survive di saat pandemi.
"Kita harus tetap survive, eksis dan tidak menyerah. Disamping itu, kita menjaga diri dengan kedisiplinan. Ada anak di Banyumas yanb harus naik bukit untuk bisa mendapatkan sinyal agar tetap bisa belajar. Di Kabupaten Rembang ada satu anak yang berangkat ke sekolah karena tidak punya gadget. Kita diminta untuk mampu menyelesaikan persoalan dan mandiri," paparnya.
Namun, ia berjanji terus berupaya mencari solusi dengan menyiapkan infrastruktur yang mendukung pembangunan di masa pandemi. "Kita akan siapin infrastruktur, dalam waktu dekat akan dikebut. Tapi tidak bisa langsung memberikan semuanya," imbuhnya.
Sementara itu, Ganjar menjelaskan tentang pakaian adat yang dikenakan saat itu. “Saya beli, saya pesan langsung dari Kalimantan (Timur). Untuk apa? Untuk ke-Indonesiaan kita. Saya punya koleksi baju adat dari seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Selain merawat ke-Indonesiaan, cara ini juga bisa mendorong perekonomian, terutama produsen baju adat di tiap daerah. Disampaikannya, ia juga mengoleksi banyak pakaian adat daerah di Indonesia.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan DP3AKB Jawa Tengah tersebut, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo datang mengenakan pakaian adat Dayak Kenyah Kalimantan.
(Baca juga: Pesan Sri Mulyani di Hari Anak Nasional, Tetap Bebaskan Pikiran dan Kreativitas )
Acara yang diikuti Forum Anak se-Jawa Tengah ini dibuka dengan tampilan anak-anak. Di antaranya Lintang Citra Kirana asal Kota Semarang dengan menyanyikan lagu berisi semangat melawan COVID-19 dan menerapkan protokol kesehatan.
Tampilan seni lain disajikan Bernadheta Astri, seorang dalang cilik yang mengusung tema New Normal. Menariknya, ia menghadirkan wayang sosok Ganjar Pranowo dalam menyampaikan pesan dalam ceritanya.
Usai penampilan anak, Ganjar Pranowo menuturkan bahwa COVID-19 mendorong semuanya untuk berubah. Ia memerumpamakan komputer dan handphone yang perlu di setel ulang.
(Baca juga: Kasus TBC di Jateng Tinggi, Penularannya Mirip COVID-19 )
"COVID-19 mendorong kita semuanya untuk berubah. Seperti komputer dan handphone yang di setel ulang. Sekaligus menjadi penelitian yang sangat besar," ujarnya.
Ia memotivasi anak-anak untuk terus bersemangat di tengah pandemi. Pendidikan yang juga terdampak tidak membuat proses belajar mengajar lesu. Diceritakannya, ada beberapa daerah di Jawa Tengah yang tetap survive di saat pandemi.
"Kita harus tetap survive, eksis dan tidak menyerah. Disamping itu, kita menjaga diri dengan kedisiplinan. Ada anak di Banyumas yanb harus naik bukit untuk bisa mendapatkan sinyal agar tetap bisa belajar. Di Kabupaten Rembang ada satu anak yang berangkat ke sekolah karena tidak punya gadget. Kita diminta untuk mampu menyelesaikan persoalan dan mandiri," paparnya.
Namun, ia berjanji terus berupaya mencari solusi dengan menyiapkan infrastruktur yang mendukung pembangunan di masa pandemi. "Kita akan siapin infrastruktur, dalam waktu dekat akan dikebut. Tapi tidak bisa langsung memberikan semuanya," imbuhnya.
Sementara itu, Ganjar menjelaskan tentang pakaian adat yang dikenakan saat itu. “Saya beli, saya pesan langsung dari Kalimantan (Timur). Untuk apa? Untuk ke-Indonesiaan kita. Saya punya koleksi baju adat dari seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Selain merawat ke-Indonesiaan, cara ini juga bisa mendorong perekonomian, terutama produsen baju adat di tiap daerah. Disampaikannya, ia juga mengoleksi banyak pakaian adat daerah di Indonesia.
(msd)