Kisah Ki Ageng Pamanahan Membangun Tanah Mataram Menjadi Kerajaan Besar
loading...
A
A
A
Ki Ageng Pamanahan terkenal sebagai perintis Kerajaan Mataram. Sosoknya merupakan ayah dari Panembahan Senopati yang merupakan pendiri Kerajaan Mataram.
Tanah Mataram yang menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Mataram merupakan pemberian usai Ki Ageng Pamanahan berhasil menaklukkan Arya Penangsang dari Kerajaan Jipang.
Ki Ageng Pamanahan sendiri konon awalnya bernama Ki Pamanahan, namun ketika ia diberi tanah Mataram ia mengganti namanya. Sang perintis Mataram itu melakukan tapa di kawasan tanah Mataram.
Konon Ki Ageng Pamanahan mengetahui apa yang pernah diramalkan oleh Sunan Giri, yakni bahwa kelak di Mataram akan muncul raja-raja besar yang berkuasa atas seluruh tanah Jawa, sebagaimana dikutip dari "Puncak Kekuasaan Mataram : Politik Ekspansi Sultan Agung", dari De Graaf.
Ki Ageng Pamanahan berharap bahwa keturunannyalah yang akan menjadi raja-raja itu.
Serat Kandha menggambarkan tindakan pertama yang dilakukan oleh Ki Ageng Pamanahan setibanya di Mataram. Ki Pamanahan memanggil 800 pengikutnya itu, dan memberitahukan kepada mereka perihal piagam dari raja.
Karena itu, para pengikutnya mengakui Pamanahan sebagai gusti mereka. Pada suatu hari yang telah ditentukan, atas perintah Pamanahan, penduduk mulai membersihkan hutan dan membangun sebuah dalem.
Jalan-jalan ditanami dengan pohon buah-buahan. Pembangunan ini berlangsung pada 1591.
Tetapi yang mencolok disini dari catatan De Graaf adalah adanya piagam raja dan pengakuan dari rakyat, yang tidak terdapat dalam Babad Tanah Djawi. Disebutkan bahwa Jawa kadang-kadang lebih demokratis daripada apa yang tampak. Hal ini memunculkan tafsiran apakah karena pengaruh luar negeri di sini.
Tanah Mataram yang menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Mataram merupakan pemberian usai Ki Ageng Pamanahan berhasil menaklukkan Arya Penangsang dari Kerajaan Jipang.
Ki Ageng Pamanahan sendiri konon awalnya bernama Ki Pamanahan, namun ketika ia diberi tanah Mataram ia mengganti namanya. Sang perintis Mataram itu melakukan tapa di kawasan tanah Mataram.
Konon Ki Ageng Pamanahan mengetahui apa yang pernah diramalkan oleh Sunan Giri, yakni bahwa kelak di Mataram akan muncul raja-raja besar yang berkuasa atas seluruh tanah Jawa, sebagaimana dikutip dari "Puncak Kekuasaan Mataram : Politik Ekspansi Sultan Agung", dari De Graaf.
Ki Ageng Pamanahan berharap bahwa keturunannyalah yang akan menjadi raja-raja itu.
Serat Kandha menggambarkan tindakan pertama yang dilakukan oleh Ki Ageng Pamanahan setibanya di Mataram. Ki Pamanahan memanggil 800 pengikutnya itu, dan memberitahukan kepada mereka perihal piagam dari raja.
Baca Juga
Karena itu, para pengikutnya mengakui Pamanahan sebagai gusti mereka. Pada suatu hari yang telah ditentukan, atas perintah Pamanahan, penduduk mulai membersihkan hutan dan membangun sebuah dalem.
Jalan-jalan ditanami dengan pohon buah-buahan. Pembangunan ini berlangsung pada 1591.
Tetapi yang mencolok disini dari catatan De Graaf adalah adanya piagam raja dan pengakuan dari rakyat, yang tidak terdapat dalam Babad Tanah Djawi. Disebutkan bahwa Jawa kadang-kadang lebih demokratis daripada apa yang tampak. Hal ini memunculkan tafsiran apakah karena pengaruh luar negeri di sini.