Asal Usul Nama dan Sejarah Jepara, Daerah Pusat Niaga Simbol Perlawanan Melawan Portugis

Selasa, 04 April 2023 - 11:28 WIB
loading...
Asal Usul Nama dan Sejarah Jepara, Daerah Pusat Niaga Simbol Perlawanan Melawan Portugis
Jepara merupakan sebuah Kabupaten yang terletak di sebelah utara Provinsi Jawa Tengah. Foto DOK Perpusda Jateng
A A A
JAKARTA - Jepara merupakan sebuah Kabupaten yang terletak di sebelah utara Provinsi Jawa Tengah . Sama seperti daerah lainnya, daerah kelahiran R.A. Kartini ini juga memiliki sejarah dan asal-usulnya tersendiri.

Diketahui bahwa Jepara dulunya merupakan wilayah yang terpisah oleh selat Juwana dan sempat dihuni oleh orang-orang dari daerah Yunan Selatan (wilayah China).

Asal Usul Nama Jepara

Dilansir dari laman resmi PPID Kabupaten Jepara, asal nama daerah ini berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah.

Ada pula sumber yang mengartikan Para sebagai Pepara, yang berarti sebuah tempat untuk bermukim para pedagang dari berbagai daerah.


Sejarah Jepara

Dalam buku "Suma Oriental" yang ditulis oleh seorang sastrawan Portugis, Tome Pires, menyebutkan bahwa Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M) sebagai bandar perdagangan kecil yang baru dihuni oleh 90-100 orang dan dipimpin oleh Aryo Timur dan berada di bawah pemerintahan Demak.

Setelah Aryo Timur meninggal, Putranya Pati Unus lalu mengambil alih dan berusaha untuk mengubah Jepara menjadi kota niaga. Pati Unus memimpin di tahun 1507 sampai meninggalnya pada 1521.

Hingga pada tahun 1549, Ratu Kalinyamat naik takhta. Jepara berkembang pesat menjadi Bandar Niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani ekspor impor. Di samping itu juga menjadi Pangkalan Angkatan Laut yang telah dirintis sejak masa Kerajaan Demak.



Sikap Patriotisme Ratu Kalinyamat terbukti ketika mengirimkan armada perangnya ke Malaka guna menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574.

Sayangnya ketika peperangan mulai beralih ke wilayah darat, tentara Portugis dengan persenjataan lengkap berhasil mematahkan kepungan tentara Kalinyamat.

24 tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu Kalinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal di antaranya 80 buah kapal jung besar berawak 15.000 orang prajurit pilihan.

Sayangnya, perang kedua ini tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka. Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka kompleks kuburan yang disebut sebagai Makam Tentara Jawa.

Menurut catatan sejarah, Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di desa Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran Hadiri.
(bim)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4358 seconds (0.1#10.140)