Penyakit Demam Berdarah di Blitar Alami Tren Naik, 3 Bulan 93 Kasus
loading...
A
A
A
BLITAR - Penyakit demam berdarah (DB) kembali mengancam warga Kabupaten Blitar Jawa Timur. Tercatat dalam waktu tiga bulan terakhir ada 93 kasus DB telah ditemukan. Kasus DB ini mengalami tren kenaikan.
“Mulai Januari hingga akhir Maret ini sudah ada 93 kasus,” ujar Subko Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Eko Wahyudi kepada wartawan, Kamis (30/3/2023).
Sebagian besar pasien DB di Kabupaten Blitar diketahui sebagai kluster anak-anak. Dari 93 kasus yang ada itu, mayoritas pasien berusia lima hingga 14 tahun. Kasus DB juga diketahui tersebar merata di 22 kecamatan.
Jumlah terbanyak ditemukan di wilayah Kecamatan Garum, Talun, Kanigoro, Sutojayan dan Kademangan. Yakni wilayah Kabupaten sisi Timur dan Selatan Kabupaten Blitar yang padat penduduk.
Menurut Eko, kasus DB yang ada saat ini berpotensi mengalami tren kenaikan. Dibanding tahun sebelumnya dengan kurun waktu yang sama, ada kecenderungan meningkat.
Pada tahun 2022, tercatat ada sebanyak 390 kasus DB , yakni dengan empat bulan awal (Januari-April) sebanyak 144 kasus. Dibanding tahun 2021, yakni sebanyak 105 kasus dalam setahun, kasus DB tahun 2022 lebih tinggi.
Adanya potensi tren kenaikan kasus pada tahun ini, kata Eko dipicu oleh situasi penghujan yang akhir-akhir ini rutin mengguyur sebagian besar wilayah Blitar, yakni terutama pada sore hari.
Hujan deras yang diselingi panas menimbulkan genangan air di mana-mana. Oleh nyamuk aedes aegypti, genangan air itu dijadikan sarang berkembang biak.
“Tren kenaikan kasus karena musim penghujan rentan banyak genangan air,” terangnya. Agar tren kenaikan kasus DB tidak terjadi, dinas kesehatan terus melakukan sosialisasi ke masyarakat.
Warga dihimbau meningkatkan intensitas pemberantasan sarang nyamuk. Yakni menyingkirkan segala hal yang berpotensi sebagai tempat perkembangbiakkan nyamuk.
“Mulai Januari hingga akhir Maret ini sudah ada 93 kasus,” ujar Subko Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Eko Wahyudi kepada wartawan, Kamis (30/3/2023).
Sebagian besar pasien DB di Kabupaten Blitar diketahui sebagai kluster anak-anak. Dari 93 kasus yang ada itu, mayoritas pasien berusia lima hingga 14 tahun. Kasus DB juga diketahui tersebar merata di 22 kecamatan.
Jumlah terbanyak ditemukan di wilayah Kecamatan Garum, Talun, Kanigoro, Sutojayan dan Kademangan. Yakni wilayah Kabupaten sisi Timur dan Selatan Kabupaten Blitar yang padat penduduk.
Menurut Eko, kasus DB yang ada saat ini berpotensi mengalami tren kenaikan. Dibanding tahun sebelumnya dengan kurun waktu yang sama, ada kecenderungan meningkat.
Pada tahun 2022, tercatat ada sebanyak 390 kasus DB , yakni dengan empat bulan awal (Januari-April) sebanyak 144 kasus. Dibanding tahun 2021, yakni sebanyak 105 kasus dalam setahun, kasus DB tahun 2022 lebih tinggi.
Adanya potensi tren kenaikan kasus pada tahun ini, kata Eko dipicu oleh situasi penghujan yang akhir-akhir ini rutin mengguyur sebagian besar wilayah Blitar, yakni terutama pada sore hari.
Hujan deras yang diselingi panas menimbulkan genangan air di mana-mana. Oleh nyamuk aedes aegypti, genangan air itu dijadikan sarang berkembang biak.
“Tren kenaikan kasus karena musim penghujan rentan banyak genangan air,” terangnya. Agar tren kenaikan kasus DB tidak terjadi, dinas kesehatan terus melakukan sosialisasi ke masyarakat.
Warga dihimbau meningkatkan intensitas pemberantasan sarang nyamuk. Yakni menyingkirkan segala hal yang berpotensi sebagai tempat perkembangbiakkan nyamuk.
(don)