Jadi Daerah Endemis DBD, Sepanjang 2022 Tercatat Muncul 662 Kasus di Cimahi
loading...
A
A
A
CIMAHI - Dinas Kesehatan Kota Cimahi mencatat ada sebanyak 662 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di tahun 2022. Guna menekan kasus serupa di tahun ini, upaya preventif seperti fogging akan semakin digencarkan ke lingkungan masyarakat.
"Kasus DBD di Cimahi masih tinggi, tahun kemarin saja ada 662 kasus yang tercatat dan dilaporkan ke Dinkes," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan, Kota Cimahi, Dwihadi Isnalini, Selasa (3/1/2023).
Menurutnya, masih tingginya angka penyakit DBD di Kota Cimahi harus diwaspadai secara serius. Kondisi tersebut salah satunya dipicu karena kondisi cuaca hujan yang tidak menentu. Sehingga rentan adanya genangan yang membuat nyamuk menjadi mudah berkembang biak.
Selain itu tingkat kesadaran masyarakat mengenai pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M juga masih harus ditingkatkan. Mengingat penyakit ini bisa dihindari ketika masyarakat bisa menciptakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungannya masing-masing.
"Kota Cimahi merupakan daerah endemis DBD sehingga selalu ada temuan kasus setiap tahunnya. Untuk itu wawasan masyarakat akan PHBS dan melakukan pencegahan melalui 3M harus intens dilakukan," imbuhnya.
Masyarakat bisa melakukan pencegahan dari rumah dan lingkungan masing-masing. Seperti dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan menjalankan Gerakan satu Rumah satu Jumantik. Agar membuat nyamuk yang jadi penyebab DBD sulit berkembangbiak.
Baca: Geger! Ibu Hamil Teriak-teriak lalu Pingsan di Taman Nasional Alas Purwo.
Sedangkan untuk pelaksanaan fogging, lanjut dia, akan dilakukan setelah adanya laporan kasus yang ditindaklanjuti dengan assesment di lapangan oleh petugas. Pasalnya fogging dinilai hanya ampuh untuk membunuh nyamuk yang sudah dewasa.
"Nyamuk penyebab DBD berkembang di air yang bersih, pemberantasan jentik dan telur nyamuknya harus dengan PSN, karena fogging itu untuk membunuh nyamuk dewasa," pungkasnya.
Lihat Juga: Dukung Pemerintahan Prabowo, Cagub Jabar Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie Buat Program Telur Asih
"Kasus DBD di Cimahi masih tinggi, tahun kemarin saja ada 662 kasus yang tercatat dan dilaporkan ke Dinkes," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan, Kota Cimahi, Dwihadi Isnalini, Selasa (3/1/2023).
Menurutnya, masih tingginya angka penyakit DBD di Kota Cimahi harus diwaspadai secara serius. Kondisi tersebut salah satunya dipicu karena kondisi cuaca hujan yang tidak menentu. Sehingga rentan adanya genangan yang membuat nyamuk menjadi mudah berkembang biak.
Selain itu tingkat kesadaran masyarakat mengenai pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M juga masih harus ditingkatkan. Mengingat penyakit ini bisa dihindari ketika masyarakat bisa menciptakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungannya masing-masing.
"Kota Cimahi merupakan daerah endemis DBD sehingga selalu ada temuan kasus setiap tahunnya. Untuk itu wawasan masyarakat akan PHBS dan melakukan pencegahan melalui 3M harus intens dilakukan," imbuhnya.
Masyarakat bisa melakukan pencegahan dari rumah dan lingkungan masing-masing. Seperti dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan menjalankan Gerakan satu Rumah satu Jumantik. Agar membuat nyamuk yang jadi penyebab DBD sulit berkembangbiak.
Baca: Geger! Ibu Hamil Teriak-teriak lalu Pingsan di Taman Nasional Alas Purwo.
Sedangkan untuk pelaksanaan fogging, lanjut dia, akan dilakukan setelah adanya laporan kasus yang ditindaklanjuti dengan assesment di lapangan oleh petugas. Pasalnya fogging dinilai hanya ampuh untuk membunuh nyamuk yang sudah dewasa.
"Nyamuk penyebab DBD berkembang di air yang bersih, pemberantasan jentik dan telur nyamuknya harus dengan PSN, karena fogging itu untuk membunuh nyamuk dewasa," pungkasnya.
Lihat Juga: Dukung Pemerintahan Prabowo, Cagub Jabar Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie Buat Program Telur Asih
(nag)