Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Datangi Kampung Ambon, Wawali Whisnu Sakti: Katong Basudara
loading...
Whisnu Sakti Buana mendatangi perkampungan di kawasan Surabaya Utara ini, semalam. Foto/SINDONews/Ali Masduki
A
A
A
SURABAYA - Langkah sosialisasi pencegahan Covid-19 di wilayah perkampungan terus berjalan. Termasuk perkampungan warga perantauan asal Maluku di Kelurahan Krembangan Selatan, Surabaya. Wakil Ketua I Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana mendatangi perkampungan di kawasan Surabaya Utara ini, semalam.
Ratusan warga asal Maluku yang tergabung dalam Maluku Satu Rasa (M1R) menyambut hangat kehadiran WS -sapaan Whisnu Saki Buana-sejak tiba dilokasi. WS menjelaskan, upaya Pemkot Surabaya dalam pemutusan mata rantai pandemi Corona tak pernah surut. "Ini demi merubah yang sempat dikabarkan Surabaya menjadi zona hitam katanya. Kerja keras tidak pernah berhenti. Termasuk langkah yang saya lakukan di kampung ini,” katanya.
Orang nomor dua di jajaran Pemkot Surabaya ini menyarankan agar warga di perkampungan Ambon untuk senantiasa bergotong-royong dalam memutus virus Corona. Warga perantauan Maluku di Surabaya dikatakan WS sudah dianggap menjadi bagian dari warga Surabaya. Itu dibuktikan dengan kebersamaan dan persatuan hidup rukun bagi seluruh warga. Termasuk perantauan luar Kota Pahlawan. (Baca: Kantongi Rekomendasi PDIP, Pungkasiadi Gandeng Titik Masudah)
“Saya tidak bisa bahasa Ambon. Saya cuma bisa bilang: Katong Basodara,” terang dia disambut riuh tepuk tangan warga yang hadir. Dikatakan alumnus ITS Surabaya ini, langkah kedisiplinan dalam mentaati protokol kesehatan harus dilakukan. Penggunaan masker, pembuatan desinfektan dan pemberdayaan padat karya untuk warga terdampak menjadi perhatian.
“Ini juga menjadi perhatian kami di Pemkot Surabaya dalam program padat karya. Khususnya bagi warga terdampak selama pandemi. Karena meski nanti sudah menurun, namun dampaknya masih terjadi,” terang alumnus SMAN 9 Surabaya ini.
Suami dari Dini Syafariah Endah ini begitu diterima di lingkungan masyarakat Kampung Ambon. WS bahkan diperkenalkan dan mencicipi Papeda, kuliner khas Maluku.”Enak..enak, saya belum pernah mencoba. Rasanya lezat pakai kuah ikan kuning,” pungkas dia.
Ratusan warga asal Maluku yang tergabung dalam Maluku Satu Rasa (M1R) menyambut hangat kehadiran WS -sapaan Whisnu Saki Buana-sejak tiba dilokasi. WS menjelaskan, upaya Pemkot Surabaya dalam pemutusan mata rantai pandemi Corona tak pernah surut. "Ini demi merubah yang sempat dikabarkan Surabaya menjadi zona hitam katanya. Kerja keras tidak pernah berhenti. Termasuk langkah yang saya lakukan di kampung ini,” katanya.
Orang nomor dua di jajaran Pemkot Surabaya ini menyarankan agar warga di perkampungan Ambon untuk senantiasa bergotong-royong dalam memutus virus Corona. Warga perantauan Maluku di Surabaya dikatakan WS sudah dianggap menjadi bagian dari warga Surabaya. Itu dibuktikan dengan kebersamaan dan persatuan hidup rukun bagi seluruh warga. Termasuk perantauan luar Kota Pahlawan. (Baca: Kantongi Rekomendasi PDIP, Pungkasiadi Gandeng Titik Masudah)
“Saya tidak bisa bahasa Ambon. Saya cuma bisa bilang: Katong Basodara,” terang dia disambut riuh tepuk tangan warga yang hadir. Dikatakan alumnus ITS Surabaya ini, langkah kedisiplinan dalam mentaati protokol kesehatan harus dilakukan. Penggunaan masker, pembuatan desinfektan dan pemberdayaan padat karya untuk warga terdampak menjadi perhatian.
“Ini juga menjadi perhatian kami di Pemkot Surabaya dalam program padat karya. Khususnya bagi warga terdampak selama pandemi. Karena meski nanti sudah menurun, namun dampaknya masih terjadi,” terang alumnus SMAN 9 Surabaya ini.
Suami dari Dini Syafariah Endah ini begitu diterima di lingkungan masyarakat Kampung Ambon. WS bahkan diperkenalkan dan mencicipi Papeda, kuliner khas Maluku.”Enak..enak, saya belum pernah mencoba. Rasanya lezat pakai kuah ikan kuning,” pungkas dia.
(don)
Explore More