Pastikan PTM Aman, Ini yang Dilakukan Pemerintah Hadapi Hepatitis Akut

Selasa, 24 Mei 2022 - 21:15 WIB
loading...
Pastikan PTM Aman, Ini yang Dilakukan Pemerintah Hadapi Hepatitis Akut
Pemerintah, melalui Kemenkes, telah menyiapkan sejumlah langkah menghadapi penyakit hepatitis akut. Hal ini untuk memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) berlangsung aman dan nyaman. Foto ist
A A A
BOGOR - Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes), telah menyiapkan sejumlah langkah menghadapi penyakit hepatitis akut. Hal ini untuk memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) berlangsung aman dan nyaman.

Juru Bicara Kemenkes, dr Mohammad Syahril mengatakan, pemerintah telah menunjuk RSPI Sulianti Saroso sebagai salah satu RS rujukan untuk kasus hepatitis akut yang masihbelum diketahui penyebabnya ini.

Lanjut Syahril, Indonesia saat ini, dengan keputusan Dirjen Kemenkes ,sudah ditunjuk rumah sakit-rumah sakit umum Kemenkes yang tersebar di seluruh provinsi untuk menjadi rumah sakit rujukan hepatitis.



"Untuk di Jakarta ada rumah sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan RSPI Sulianti Saroso," ujar Syahril dalam diskusi daring yang digelar Forum Merdeka Barat 9 bertajuk "HepatitisAkut Dicegah, Sekolah PTM Aman" pada Senin (23/5/22).

Untuk diketahui, per Minggu (22/5/22), sebanyak 614 kasus hepatitis akut telah ditemukan di 31 negara di seluruh dunia. Sementara di Indonesia, terdapat 14 dugaan kasus, satu di antaranya probable."Yang 13 adalah case pending. Pending classification adalah status kepastiannya masih menunggu hasil pemeriksaan lab untuk hepatitis A-E," imbujnya.

Berdasarkan definisi WHO atas kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya terdapat 5 kategori yakni confirmed, probable, Epi-Linked, pending classification dan discarded."Sementara yang ada di Indonesia itu masih pending classification," ungkapnya.

Pemerintah, jelas Syahril, menerapkan metode yang sama padapenderita hepatitis A-Z. Jika pasien hanya menunjukkan gejala, mual muntah atau sakit perut sampai diare, penanganan bisa dilakukan di Puskesmas atau RSUD.

"Jadi tidak mesti disampaikan ke rumah sakit pusat. Kemudian yang kedua, jika gejalanya berlanjut -contoh kencingnya seperti air teh, BAB-nya seperti keputihan dan ada kuning di mata, penanganannya juga ada step-nya," tuturnya.

Namun jika pasien menunjukkan gejala lebih berat, misalnya mengalami kejang, kesadaran yang menurun, maka harus ditangani di rumah sakit yang lebih besar seperti RS Cipto Mangunkusumo dan RSPI Sulianti Saroso.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1925 seconds (0.1#10.140)