4 Masjid Tertua di Sulawesi Utara Saksi Peradaban Islam
loading...
A
A
A
Bagian dalam atap Masjid Agung Al-Falah Kyai Mojo sepenuhnya terbuat dari kayu yang ditata dengan rapi dan sangat artistik. Ukiran halus bercitarasa tinggi ditoreh di kayu bersilang lengkung yang berada di bagian pusat, yang juga masih asli peninggalan dari bangunan lama.
Walau sudah dilakukan renovasi, namun beberapa ornamen bagian dalam masjid masih menunjukan keasliannya, di antaranya, mimbar berbahan kayu adow. Hingga sekarang mimbar berukuran panjang 1 meter, lebar 1,2 meter dan tinggi 2 meter, dengan empat tiang penyangga itu posisinya masih ada hingga sekarang.
Bangunan Masjid Al-Huda selesai dibangun pada Maret 1928. Arsitek yang membangun berasal dari China. Kondisi Masjid Al-Huda sebelum direnovasi keseluruhan berbahan kayu, dengan ukuran awal 14 x 14 meter, bisa menampung 300 jemaah untuk sholat.
Setelah dilakukan pemugaran, bangunan telah berubah ukuran menjadi 17 x 17 meter dan bisa menampung 500 jemaah. Dahulu untuk mengumandangkan Adzan, muazin harus naik ke atas masjid dengan menggunakan anak tangga, lalu mengumandangkan adzan tanpa pengeras suara.
4. Masjid Al-Huda
Masjid Al-Huda terletak di Desa Kopandakan Satu, Kecamatan Kotamobagu Selatan, Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara. Masjid tertua di Kotamobagu ini, dibangun pada masa Kolonial Belanda, yakni Februari 1926.Walau sudah dilakukan renovasi, namun beberapa ornamen bagian dalam masjid masih menunjukan keasliannya, di antaranya, mimbar berbahan kayu adow. Hingga sekarang mimbar berukuran panjang 1 meter, lebar 1,2 meter dan tinggi 2 meter, dengan empat tiang penyangga itu posisinya masih ada hingga sekarang.
Bangunan Masjid Al-Huda selesai dibangun pada Maret 1928. Arsitek yang membangun berasal dari China. Kondisi Masjid Al-Huda sebelum direnovasi keseluruhan berbahan kayu, dengan ukuran awal 14 x 14 meter, bisa menampung 300 jemaah untuk sholat.
Setelah dilakukan pemugaran, bangunan telah berubah ukuran menjadi 17 x 17 meter dan bisa menampung 500 jemaah. Dahulu untuk mengumandangkan Adzan, muazin harus naik ke atas masjid dengan menggunakan anak tangga, lalu mengumandangkan adzan tanpa pengeras suara.
(eyt)