Era Digital Tourism, Tantangan dan Peluang Baru Perekonomian
loading...
A
A
A
PROBOLINGGO - Peluang pasar baru dan beragam bisnis semakin terbuka di era digital . Salah satunya yaitu digital tourism. Yulius Christian, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Probolinggo mengatakan, salah satu pasar baru yang menjadi wajah ekonomi digital kita adalah digital tourism.
”Ke depan, pasar ini sangat berpeluang untuk digarap lebih besar. Tahun lalu, meski sempat digempur Covid-19, digital tourism terbukti mampu menyumbang devisa negara hingga USD 10 miliar,” ujar Yulius, Sabtu (18/3/2023).
Yulius menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber dalam diskusi luring (offline) yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi di depan Komunitas Digital Jawa Timur, di Desa Guyangan, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Mengutip data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), yang melakukan riset pada 2021, dari total populasi Indonesia sebanyak 272,6 juta ternyata yang terhubung dengan internet mencapai 210 juta jiwa (77,02 persen).
Pasarnya luas dan tidak terbatas. Di era digital, kata Yulius, semua proses produksi, konsumsi dan pemasaran semakin dimudahkan. "Pembelian dan penjualan produk usaha tidak lagi memerlukan transaksi langsung dan bertemu fisik,” urai Yulius.
”Kini, semua urusan bisa dan mudah dilakukan secara online. Hal ini jelas sangat menghemat waktu dan biaya, serta memunculkan peluang yang sangat besar untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di seluruh Indonesia,” terang Yulius.
Yulius menambahkan, salah satu pasar baru yang menjadi wajah ekonomi digital kita adalah digital tourism. ”Ke depan, pasar ini sangat berpeluang untuk digarap lebih besar. Tahun lalu, meski sempat digempur Covid-19, digital tourism terbukti mampu menyumbang devisa negara hingga USD 10 miliar,” ujarnya.
”Tentu, pasarkan potensi wisata dengan pendekatan digital tourism. Apalagi digenjot lewat promosi yang makin nyata dengan teknologi digital, pesona dan destinasi wisata niscaya akan lebih menarik secara visual. Makin mengundang lebih banyak wisatawan,” sambungnya.
Bagi pemerintah daerah, digital tourism juga berpotensi menghasilkan pendapatan baru dan menambah peluang kerja lebih luas di level daerah.
”Ke depan, pasar ini sangat berpeluang untuk digarap lebih besar. Tahun lalu, meski sempat digempur Covid-19, digital tourism terbukti mampu menyumbang devisa negara hingga USD 10 miliar,” ujar Yulius, Sabtu (18/3/2023).
Yulius menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber dalam diskusi luring (offline) yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi di depan Komunitas Digital Jawa Timur, di Desa Guyangan, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Mengutip data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), yang melakukan riset pada 2021, dari total populasi Indonesia sebanyak 272,6 juta ternyata yang terhubung dengan internet mencapai 210 juta jiwa (77,02 persen).
Pasarnya luas dan tidak terbatas. Di era digital, kata Yulius, semua proses produksi, konsumsi dan pemasaran semakin dimudahkan. "Pembelian dan penjualan produk usaha tidak lagi memerlukan transaksi langsung dan bertemu fisik,” urai Yulius.
”Kini, semua urusan bisa dan mudah dilakukan secara online. Hal ini jelas sangat menghemat waktu dan biaya, serta memunculkan peluang yang sangat besar untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di seluruh Indonesia,” terang Yulius.
Yulius menambahkan, salah satu pasar baru yang menjadi wajah ekonomi digital kita adalah digital tourism. ”Ke depan, pasar ini sangat berpeluang untuk digarap lebih besar. Tahun lalu, meski sempat digempur Covid-19, digital tourism terbukti mampu menyumbang devisa negara hingga USD 10 miliar,” ujarnya.
”Tentu, pasarkan potensi wisata dengan pendekatan digital tourism. Apalagi digenjot lewat promosi yang makin nyata dengan teknologi digital, pesona dan destinasi wisata niscaya akan lebih menarik secara visual. Makin mengundang lebih banyak wisatawan,” sambungnya.
Bagi pemerintah daerah, digital tourism juga berpotensi menghasilkan pendapatan baru dan menambah peluang kerja lebih luas di level daerah.