Asal Usul Minangkabau dan Hubungannya dengan Kerajaan Majapahit

Kamis, 09 Maret 2023 - 07:17 WIB
loading...
Asal Usul Minangkabau dan Hubungannya dengan Kerajaan Majapahit
Rumah gadang adalah rumah adat Minangkabau, Provinsi Sumatera Barat yang memiliki keunikan tersendiri
A A A
Adityawarman konon memiliki hubungan dengan Kerajaan Majapahit . Sosok ini juga punya peranan mendirikan sebuah kerajaan di wilayah barat Pulau Sumatera. Adityawarman sendiri memang masih menjadi misteri di kalangan sejarah.

Ada beberapa yang menganggap sosoknya pernah menjadi menteri atau pejabat tinggi lain di istana Kerajaan Majapahit, tetapi ada yang beranggapan juga bahwa sosok Adityawarman pernah memimpin sebuah kerajaan di wilayah Sumatera Barat.

Pernyataan Sejarah Dinasti Ming menyatakan, Adityawarman merupakan pemimpin di Kerajaan Pagar Ruyung. Ketika Kerajaan Majapahit mengadakan serangan terhadap Suwarnabhumi pada tahun 1376 Masehi, Adityawarman masih berkuasa di sana.

Sang raja ini dikisahkan Prof. Slamet Muljana pada bukunya "Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit", ingin membebaskan diri dari wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit dan ancaman tentaranya. Dinasti Ming juga mencatatkan raja Adityawarman konon mangkat sesudah tahun 1376, jenazahnya dimakamkan di Kubur Raja, Lima Kaum di propinsi Sumatra Barat.

Baca juga: Asal Usul Nama dan Sejarah Probolinggo, Wilayah yang dijadikan Perang Paregreg

Maka dengan identifikasi itu bisa jadi Adityawarman adalah pendiri Kerajaan Pagar Ruyung di Samatra Barat. Daerah itu hingga sekarang disebut Minangkabau, biasa disingkat Minang saja. Ditinjau dari segi sejarah Adityawarman adalah putra Melayu, cucu Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa, yang dibesarkan di Majapahit. Ia tinggal di Majapahit sampai tahun 1343.

Nama Minangkabau tercatat dalam Nagarakretagama pupuh XIII/1, nama Minangkabau itu telah ada paling sedikit sejak tahun 1365. Minangkabau tercatat sebagai salah satu negara bawahan Majapahit di Pulau Sumatra. Sejarahnya biasa dikaitkan dengan ekspedisi militer Majapahit ke Sumatra.

Pada tambo Minangkabau atau sejarah Minangkabau ada usaha untuk menjelaskan nama Minangkabau yang dikaitkan dengan peristiwa sejarah tentang kedatangan tentara Majapahit di Minangkabau. Secara singkat dikatakan bahwa orang-orang Minangkabau menolak kedatangan tentara Majapahit.

Demi menghindari perang frontal dicapai persetujuan untuk menggantikannya dengan adu kerbau. Artinya kerbau Majapahit diadu dengan kerbau Minangkabau. Orang Majapahit memilih kerbau jantan yang paling kuat. Kebalikannya orang Minangkabau memilih anak kerbau (gudel dalam bahasa Jawa) yang sebelum diadu, beberapa hari tidak disusui oleh induknya.

Ketika kedua kerbau itu masuk gelanggang, anak kerbau itu mengejar kerbau Jantan Majapahit untuk menyusu. Susu apa yang akan diberikan, karena kerbau Majapahit adalah kerbau jantan? Namun anak kerbau itu tidak berhenti-hentinya mengejar kerbau Majapahit, minta disusui.

Akhirnya kerbau jantan itu lari keluar gelanggang untuk menghindari desakan anak kerbau itu. Orang-orang Minangkabau ramai bersorak. Kerbau jantan Majapahit dianggap kalah, berkat kemenangan adu kerbau makar negaranya dinamai Minangkabau. Nama itu ditafsirkan berasal dari peristiwa menang-adu-kerbau.

Tafsiran di atas jelas adalah hasil kerata-basa atau volkseti- mologi; terlalu enak didengar, tetapi sulit dipercaya. Meskipun demikian cerita itu telah tersebar luas dalam masyarakat. Profesor Purbatjaraka pernah berusaha untuk menjelaskan nama Minangkabau, terdiri dari kata Minang, dan kabau berasal dari Minanga Tamwan.

Kata Minanga Tamwan ditemukan pada Prasasti Kedukan Bukit, yang dimaksud dengan Minanga Tamwan ialah pertemuan dua sungai, yakni Sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri. Demikianlah kata Tamwan disamakan dengan Kampar. Dalam kata Tamwan tersimpan kata temu yang berarti pertemuan.

Usaha itu jelas tidak memuaskan, karena kata temu juga kedapatan pada prasasti-prasasti Sriwijaya. Kiranya kata Minanga Tamwan tidak ada hubungannya dengan pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Perlu diperhatikan bahwa Sungai Kampar memang mempunyai peranan penting untuk komunikasi di daerah Minangkabau.

Kata minanga artinya: muara sungai. Paling sedikit kata minanga bertalian dengan sungai. Arti yang demikian adalah umum di wilayah Indonesia, kedapatan di pelbagai daerah. Dalam bahasa Makasar bentuknya binanga dan di dalam bahasa Tae' Toraja " bentuknya minanga. Di Sumatra Utara kata itu telah berubah menjadi nama tempat Binanga, terletak di tepi Sungai Barumun. Di Yogyakarta bentuknya Winanga sebagai nama sungai yang menerjang bagian barat kota Yogyakarta.

Kiranya kata minanga memang juga digunakan di Propinsi Sumatra Barat zaman dahulu dan masih ketinggalan dalam nama Minangkabau. Dalam bahasa Melayu ada kata kabau" sejenis tumbuh-tumbuhan, namanya Latin ialah allophylus glaber atau pithecellobrium ellipticum.

Jadi Minangkabau artinya daerah yang sungainya banyak ditumbuhi allophylus glaber atau pithecellobrium ellipticum, namanya sekarang ialah jering. Nama tempat (toponim) berdasarkan nama tumbuh-tumbuhan yang terdapat di situ, adalah peristiwa biasa dalam masyarakat
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1752 seconds (0.1#10.140)