Asal Usul Nama dan Sejarah Probolinggo, Wilayah yang dijadikan Perang Paregreg

Rabu, 08 Maret 2023 - 11:03 WIB
loading...
Asal Usul Nama dan Sejarah Probolinggo, Wilayah yang dijadikan Perang Paregreg
Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang masuk dalam wilayah Provinsi Jawa Timur. Foto DOK ist
A A A
JAKARTA - Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang masuk dalam wilayah Provinsi Jawa Timur . Luas wilayahnya mencapai 1.696,17 km2 yang 24 kecamatan, 5 kelurahan, dan 325 desa.

Dalam perjalannya, terdapat rangkaian sejarah yang menarik untuk dibahas. Diantaranya seperti asal usul dari nama probolinggo hingga sejarah pembentukannya menjadi wilayah administrasi.

Baca juga : Asal-usul dan Sejarah Keberadaan Kabupaten Klaten di Jawa Tengah

Sejarah Kabupaten Probolinggo

Sejarah Probolinggo dimulai dari zaman pemerintahan Hayam Wuruk, Raja Majapahit ke-IV pada periode 1350 hingga 1389 dalam buku NegaraKertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca.

Probolinggo merupakan sebuah pedukuhan kecil yang dikenal dengan nama “Banger”, sebuah nama yang diambil dari salah satu sungai yang mengalir di daerahnya.

Di bawah kekuasaan pemerintahan Majapahit, Banger kemudian berkembang menjadi Pakuwon atau tempat peristirahatan sementara.

Namun pada saat Bre Wirabumi (Minakjinggo), Raja Blambangan Berkuasa, Banger yang merupakan perbatasan antara Majapahit dan Blambangan pun ikut turut serta dikuasainya.

Banger kemudian menjadi wilayah perang saudara antara Bre Wirabumi (Blambangan) dengan Prabu Wikramawardhana (Majapahit) yang dikenal dengan “Perang Paregreg”.

Beralih pada masa penjajahan yakni pada tahun 1743, seluruh daerah di timur pasuruan kemudian dikuasai oleh VOC. Untuk menguasai wilayah ini, langkah pertama yang dilakukan oleh VOC adalah mengangkat Kyai Djojolelono sebagai Bupati Pertama di Banger dengan gelar Tumenggung.

Kyai Djojolelono merupakan putra dari Boen Djolodrijo (Kiem Boen), Patih Pasuruan. Patihnya Bupati Pasuruan Tumenggung Wironagoro (Untung Suropati), Kompeni (VOC) terkenal dengan politik adu dombanya.

Saat menjabat sebagai Bupati, dirinya dipengaruhi oleh VOC untuk menangkap atau membunuh Panembahan Semeru, Patih Tengger, keturunan Untung Suropati yang turut memusuhi kompeni. Panembahan Semeru pun akhirnya terbunuh oleh Kyai Djojolelono.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2161 seconds (0.1#10.140)