Kisah Pilu Julia Tertimpa Reruntuhan Bangunan Akibat Lahar Dingin Gunung Marapi, Ibu dan Paman Meninggal
loading...
![Kisah Pilu Julia Tertimpa...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2024/05/15/174/1377089/kisah-pilu-julia-tertimpa-reruntuhan-bangunan-akibat-lahar-dingin-gunung-marapi-ibu-dan-paman-meninggal-oim.webp)
Kerusakan akibat banjir bandang lahar dingin di Jorong Galuang, Sungai Pua, Agam, Sumatera Barat. Sejumlah warga menjadi korban dan harus kehilangan keluarganya. Foto/MPI/Rus Akbar
A
A
A
AGAM - Julia (19) salah satu korban selamat banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi di Jorong Galuang, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumatera Barat berdiri terpaku di tonggak bangunan.
Dia terpaku sedih melihat jenazah pamannya Amri Koto (70) yang baru selesai di autopsi dari rumah sakit Achmad Mochtar dimasukkan dalam lokal sebuah sekolah dasar tempat posko banjir lahar dingin.
Amrizal Koto salah satu korban banjir lahar dingin yang ditemukan di sekitar Masjid Jami’ Galuang, pada Selasa (14/5/2024).
Julia hanya mengangguk-angguk saat beberapa anggota TNI AL menanyakan, apakah dia mau ikut menyembahyangkan jenazah pamannya yang sudah dibungkus kain kafan.
Kenangan bencana banjir lahar dingin masih yang menimpa keluarnya, masih ingat jelas di memorinya.
Peristiwa yang merenggut nyawa ibunya Suryani (52). Julia menuturkan malam kejadian Sabtu (11/5) sekira pukul 22.00 WIB, hujan lebat disertai petir saat itu dia hendak mau tidur.
“Saat petir itu mati lampu, disitulah air itu datang, awalnya terdengar suara gemuruh tiba, saya kira itu guruh tapi setelah lampu mati di situlah air bah datang,” tuturnya, Selasa (14/5/2026).
Dia terpaku sedih melihat jenazah pamannya Amri Koto (70) yang baru selesai di autopsi dari rumah sakit Achmad Mochtar dimasukkan dalam lokal sebuah sekolah dasar tempat posko banjir lahar dingin.
Amrizal Koto salah satu korban banjir lahar dingin yang ditemukan di sekitar Masjid Jami’ Galuang, pada Selasa (14/5/2024).
Julia hanya mengangguk-angguk saat beberapa anggota TNI AL menanyakan, apakah dia mau ikut menyembahyangkan jenazah pamannya yang sudah dibungkus kain kafan.
Kenangan bencana banjir lahar dingin masih yang menimpa keluarnya, masih ingat jelas di memorinya.
Peristiwa yang merenggut nyawa ibunya Suryani (52). Julia menuturkan malam kejadian Sabtu (11/5) sekira pukul 22.00 WIB, hujan lebat disertai petir saat itu dia hendak mau tidur.
“Saat petir itu mati lampu, disitulah air itu datang, awalnya terdengar suara gemuruh tiba, saya kira itu guruh tapi setelah lampu mati di situlah air bah datang,” tuturnya, Selasa (14/5/2026).