Stres Pemicu Penyakit Kulit, Begini Cara Penanganan pada Orang Dewasa dan Anak

Jum'at, 17 Juli 2020 - 10:49 WIB
loading...
Stres Pemicu Penyakit...
Stres menjadi salah satu sebab kondisi kulit yang memerah, kering dan kulit pecah merupakan tanda penyakit kulit atau eksim (dermatitis atopik). (Foto/Ist)
A A A
YOGYAKARTA - Stres menjadi salah satu sebab kondisi kulit yang memerah, kering dan kulit pecah merupakan tanda penyakit kulit atau eksim (dermatitis atopik). Karenanya, penanganan yang tidak optimal dapat menyebabkan kondisi peradangan kulit, ini biasanya berlangsung lama hingga bertahun tahun lamanya.

Hal ini dipaparkan oleh spesialis kulit dari Siloam Hospitals Yogyakarta, dr. Ika Fatimah D, M.Sc, Sp.KK dalam keterangannya, Kamis (17/7/2020) di Yogyakarta.

Dia menyatakan setiap pengidap eksim dapat merasakan gejala yang berbeda melalui tingkatan umur. Pada balita, gejala berbentuk kulit bersisik, memerah dan berkerak diarea pipi, tangan kaki juga diareal kepala. Adapun untuk orang dewasa, gejala gatal diareal leher, lutut maupun siku. (BACA JUGA: Penyebaran COVID-19 Tak Terbendung, Pemkot Solo Tutup 2 Hotel dan 1 Mal)

"Umumnya, sakit kulit pada balita dipengaruhi oleh dampak detergen kimia dari pakean yang dikenakan. Sedangkan orang dewasa kerap dipengaruhi penurunan imun tubuh diakibatkan gaya hidup maupun stress," tuturnya.

Masih menurutnya, dermatitis atopik jika tidak segera ditangani akan menyebar keseluruh kulit, gatal memerah dan timbul demam pada tubuh.

"Ya timbul demam dikarenakan kulit menjadi rusak akibat garukan. Solusinya adalah pengobatan termasuk mengatur pola mandi dengan air dingin atau bersuhu normal", ungkap Ika Fatimah. (BACA JUGA: Tak Direkomendasi PDIP di Pilwalkot Solo, Achmad Purnomo Tahu dari Jokowi)

Dokter spesialis kulit ini juga turut mengingatkan agar pengidap dapat melakukan konsultasi melalui layanan telekonsultasi AidoHealth yang telah disediakan pihak Siloam Hospitals Yogyakarta apabila. "Konsultasi guna mendapatkan periode pengobatan dermatitis bisa dilakukan dengan layanan online. Karena penyakit ini dapat berkorelasi dengan penyakit lainnya, misalnya diabetes melitus," pungkasnya.
(vit)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3042 seconds (0.1#10.140)