Pria Pengangguran Terlibat Jaringan Hacker Internasional, Berhasil Retas Kartu Kredit WNA
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pria pengangguran di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, berinisial BS (29) alias Bams meretas kartu kredit milik Warga Negara Asing (WNA). BS yang diduga terlibat jaringan hacker internasional, hanya bisa tertunduk lesu saat ditangkap Polda Sulawesi Selatan.
BS melancarkan aksinya meretas kartu kredit dengan modus menyebarkan tautan melalui Facebook, Telegram, dan Email. Saat korban membuka tautan tersebut, maka data dari para korban akan tersalin secara otomatis ke komputer pelaku.
Selama ini, BS yang merupakan warga Jalan Batua, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar tersebut, juga menjadi incaran FBI dan Interpol. Hal ini dikarenakan, banyak korban peretasan yang dilakukan BS merupakan WNA.
Sebelum penangkapan terhadap BS, Mabes Polri telah berhasil menangkap hacker berinisial RS yang menjadi pimpinan jaringan hacker internasional tempat BS bergabung di dalamnya.
Wadirkrimsus Polda Sulawesi Selatan, AKBP Gani Alamsyah mengatakan, pelaku melancarkan aksinya dengan menyebarkan tautan melalui Facebook, Telegram, dan Email secara acak. "Saat korban membuka tautan tersebut, maka seluruh data korban akan tersalin otomatis di komputer pelaku," terangnya.
Dari hasil pemeriksaan sementara, Gani menyebut, hacker tersebut mendapatkan 16 piranti lunak untuk membuat tautan yang digunakan meretas data korban, dengan cara membeli seharga Rp2 juta ke jaringan hacker yang diikutinya.
"Kami masih melakukan pengembangan penyelidikan, untuk membongkar komplotan hacker yang meretas kartu kredit tersebut. Belum diketahui pasti jumlah korban dan kerugian akibat peretasan yang dilakukan pelaku," ungkap Gani.
Dari pengakuan BS kepada polisi, dia meretas kartu kredit korban dengan melakukan transaksi dalam jumlah kecil. Hal ini dilakukannya, untuk menghindari kecurigaan para korban bila telah diretas.
Selain menangkap BS, polisi juga menyita sejumlah barang bukti berupa sebuah komputer. Kini tersangka masih mendekam di sel tahanan Polda Sulawesi Selatan, untuk kepentingan penyelidikan.
BS melancarkan aksinya meretas kartu kredit dengan modus menyebarkan tautan melalui Facebook, Telegram, dan Email. Saat korban membuka tautan tersebut, maka data dari para korban akan tersalin secara otomatis ke komputer pelaku.
Selama ini, BS yang merupakan warga Jalan Batua, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar tersebut, juga menjadi incaran FBI dan Interpol. Hal ini dikarenakan, banyak korban peretasan yang dilakukan BS merupakan WNA.
Sebelum penangkapan terhadap BS, Mabes Polri telah berhasil menangkap hacker berinisial RS yang menjadi pimpinan jaringan hacker internasional tempat BS bergabung di dalamnya.
Wadirkrimsus Polda Sulawesi Selatan, AKBP Gani Alamsyah mengatakan, pelaku melancarkan aksinya dengan menyebarkan tautan melalui Facebook, Telegram, dan Email secara acak. "Saat korban membuka tautan tersebut, maka seluruh data korban akan tersalin otomatis di komputer pelaku," terangnya.
Dari hasil pemeriksaan sementara, Gani menyebut, hacker tersebut mendapatkan 16 piranti lunak untuk membuat tautan yang digunakan meretas data korban, dengan cara membeli seharga Rp2 juta ke jaringan hacker yang diikutinya.
"Kami masih melakukan pengembangan penyelidikan, untuk membongkar komplotan hacker yang meretas kartu kredit tersebut. Belum diketahui pasti jumlah korban dan kerugian akibat peretasan yang dilakukan pelaku," ungkap Gani.
Dari pengakuan BS kepada polisi, dia meretas kartu kredit korban dengan melakukan transaksi dalam jumlah kecil. Hal ini dilakukannya, untuk menghindari kecurigaan para korban bila telah diretas.
Selain menangkap BS, polisi juga menyita sejumlah barang bukti berupa sebuah komputer. Kini tersangka masih mendekam di sel tahanan Polda Sulawesi Selatan, untuk kepentingan penyelidikan.
(eyt)