Produksi Padi Jatim Turun 263 Ribu Ton GKG Sepanjang 2022, Ini Penyebabnya
loading...
A
A
A
SURABAYA - Produksi padi di Jawa Timur (Jatim) sepanjang Januari hingga Desember 2022 mencapai 9,53 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Jumlah itu turun 263 ribu ton GKG atau 2,69 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 9,79 juta ton GKG.
Produksi padi tertinggi pada 2022 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 2,29 juta ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sekitar 0,28 juta ton GKG. Berdasarkan subround, penurunan produksi padi terus-menerus terjadi pada Januari?April 2022, Mei-Agustus 2022 dan September?Desember 2022.
Masing-masing sebesar 0,02 juta ton GKG (0,51 persen), 0,21 juta ton GKG (6,29 persen), dan 0,03 juta ton GKG (1,82 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2021.
Baca juga: Inflasi Jatim Timur Februari 2023 Capai 6,47 Persen, Disumbang Rokok dan Beras
"Penurunan produksi padi di Jatim secara umum disumbang oleh adanya penurunan luas panen yang terus-menerus terjadi pada setiap subround selama tahun 2022," kata Koordinator Fungsi Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Adenan dalam rilisnya, Kamis (2/3/2023).
Berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA), realisasi luas panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2022 mencapai sekitar 1,69 juta hektare. Luasan tersebut turun 54 ribu hektare atau 3,11 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 1,75 juta hektare. Puncak panen padi pada 2022 selaras dengan 2021 yaitu terjadi pada bulan Maret.
"Luas panen padi pada Maret 2022 adalah sebesar 0,40 juta hektare. Sedangkan pada Maret 2021 luas panen padi mencapai 0,39 juta hektare," imbuh Adenan.
Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2023 mencapai 56 ribu hektare, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2023 diperkirakan seluas 0,77 juta hektare. Dengan demikian, total luas panen padi pada Subround Januari-April 2023 diperkirakan mencapai 0,83 juta hektare. Angka itu naik 28 ribu hektare (3,46 persen) dibandingkan luas panen padi pada Subround Januari-April 2022 yang sebesar 0,80 juta hektare.
Produksi padi tertinggi pada 2022 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 2,29 juta ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sekitar 0,28 juta ton GKG. Berdasarkan subround, penurunan produksi padi terus-menerus terjadi pada Januari?April 2022, Mei-Agustus 2022 dan September?Desember 2022.
Masing-masing sebesar 0,02 juta ton GKG (0,51 persen), 0,21 juta ton GKG (6,29 persen), dan 0,03 juta ton GKG (1,82 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2021.
Baca juga: Inflasi Jatim Timur Februari 2023 Capai 6,47 Persen, Disumbang Rokok dan Beras
"Penurunan produksi padi di Jatim secara umum disumbang oleh adanya penurunan luas panen yang terus-menerus terjadi pada setiap subround selama tahun 2022," kata Koordinator Fungsi Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Adenan dalam rilisnya, Kamis (2/3/2023).
Berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA), realisasi luas panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2022 mencapai sekitar 1,69 juta hektare. Luasan tersebut turun 54 ribu hektare atau 3,11 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 1,75 juta hektare. Puncak panen padi pada 2022 selaras dengan 2021 yaitu terjadi pada bulan Maret.
"Luas panen padi pada Maret 2022 adalah sebesar 0,40 juta hektare. Sedangkan pada Maret 2021 luas panen padi mencapai 0,39 juta hektare," imbuh Adenan.
Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2023 mencapai 56 ribu hektare, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2023 diperkirakan seluas 0,77 juta hektare. Dengan demikian, total luas panen padi pada Subround Januari-April 2023 diperkirakan mencapai 0,83 juta hektare. Angka itu naik 28 ribu hektare (3,46 persen) dibandingkan luas panen padi pada Subround Januari-April 2022 yang sebesar 0,80 juta hektare.
(msd)