Misteri Kolam Segaran, Kolam Kuno Peninggalan Majapahit yang Menyimpan Harta Karun
loading...
A
A
A
Air jernih membentang seluas 6,5 hektare, dikelilingi tembok kolam berbahan batu bata dengan panjang mencapai 375 meter, dan lebar 175 meter. Dinding batu bata tersebut, memiliki tebal 1,6 meter, dengan kedalaman mencapai 2,88 meter.
Warga setempat menyebutnya dengan nama Kolam Segaran. Dilansir dari laman candi.perpusnas.go.id, Kolam Segaran merupakan satu-satunya bangunan kolam kuno terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia.
Kolam Segaran, merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang berpusat di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Kerajaan yang berdiri pada 1293 dengan raja pertamanya Raden Wijaya ini, sempat berjaya hingga menguasai Nusantara.
Cerita rakyat yang hingga kini masih melekat, menyebut Kolam Segaran menjadi tempat berwisata bagi petinggi Kerajaan Majapahit. Kolam ini juga menjadi tempat perjamuan tamu-tamu penting kerajaan.
Bahkan, menurut pemerhati Majapahit, dari Gotrah Wilwatikta, Anam Anis, Kolam Segaran disebut pernah menjadi tempat perjamuan tamu Kerajaan Majapahit dari China. Kisah inilah yang kemudian menyebutkan bahwa Kolam Segaran menjadi tempat pamer kekayaan.
Dikisahkan pula, pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, digelar pesta penyambutan duta dari China yang merupakan angkatan perang Tar Tar. Saat itu, raja menyambut tamu dengan hidangan mewah. Tak hanya itu, peralatan makan dalam pesta ini juga terbuat dari emas.
"Untuk menunjukkan bahwa Majapahit adalah kerajaan yang kaya raya. Usai perjamuan, piring, gelas dan perkakas lainnya yang terbuat dari emas itu, langsung dibuang ke kolam," ujar Anam Anis.
Cerita rakyat itu menegaskan bahwa petinggi Kerajaan Majapahit cukup cerdik dalam berpolitik. Aksi membuang perkakas makan yang terbuat dari emas itu mengisyaratkan bahwa Kerajaan Majapahit adalah kerajaan yang kaya raya.
Politik cerdik juga ditunjukkan dalam kisah lanjutannya. Usaha membuang perkakas mewah tersebut ternyata mereka ambil kembali dengan memasang jaring di bagian bawah kolam. "Secara turun temurun kisah ini diingat dan menjadi kisah unik di balik sejarah Kolam Segaran," paparnya.
Kisah ini, menjadi kejadian yang tak tertulis dalam catatan sejarah. Hanya saja, Anis meyakini jika cerita itu bersumber dari masyarakat kuno saat itu dan hingga kini diyakini masyarakat sekitar.
Dalam catatan kitab Negarakertagama, disebutkan adanya Segaran, yang berarti adalah telaga. Para ahli memperkirakan jika Kolam Segaran inilah yang disebutkan dalam kitab Negarakertagama. "Kalau secara fungsi, ini menjadi waduk atau irigasi dan upaya penanggulangan banjir. Memang, Kerajaan Majapahit memiliki peradaban yang tinggi dalam penataan irigasi," ungkapnya.
Sementara dikutip dari buku "Perang Bubat 1279 Saka, Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit" karya Sri Wintala Achmad. Kolam Segaran pada era Kerajaan Majapahit memiliki nama asli Citra Wulan, Trawulan, atau Trowulan.
Pada masanya, kolam ini dibangun untuk kebutuhan penampungan air di musim hujan. Sebagai persediaan air di musim kemarau. Pemberian nama Citra Wulan untuk kolam tersebut belum diketahui secara pasti.
Dikisahkan, keindahan kolam tersebut menjadi alasan mengapa diberi nama Citra Wulan. Pada malam hari, cahaya bulan akan terbayang di permukaan air kolam. Saat bulan purnama, semua orang di yang berada di sekitar kolam akan mengakui suasananya yang indah.
Semasa Majapahit, keindahan memukau kolam tersebut diperkirakan lebih terasa. Sebab, kala itu belum ada cahaya listrik di sekitar kolam. Kolam Citra Wulan semasa Majapahit dapat disebut sebagai tempat rekreasi di kala purnama, bagi kaum bangsawan, keluarga raja, bahkan raja sendiri.
Sebuah pemberitaan China menyebutkan, setiap purnama penduduk Majapahit bersuka cita di sekitar Kolam Citra Wulan. Bahkan, kaum perempuan membentuk barisan di sekitar kolam sambil bernyanyi.
Nama Kolam Segaran atau Citra Wulan, berdasarkan namanya merupakan tempat ideal untuk menikmati cahaya purnama. Lokasi ini menjadi tempat ideal untuk melakukan pemujaan kepada Dewa Candra.
Kekuatan dan keindahan Candra terbayang di permukaan air kolam. Bayangan bulan purnama pasti terpantul di permukaan air. Artinya, air kolam pada masa itu dipenuhi oleh kekuatan indahnya Sang Candra.
Diperkirakan Kolam Citra Wulan dibuat di masa Raja Hayam Wuruk. Hal ini juga tercatat dalam Kitab Negarakertagama, karya Mpu Prapanca. Diduga, Hayam Wuruk sengaja memerintahkan pembangunan Kolam Citra Wulan, untuk mengenang kekasihnya, Dyah Pitaloka Citraresmi.
Dalam laman candi.perpusnas.go.id disebutkan, Kolam Segaran terletak di Dukuh Trowulan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Kolam Segaran ditemukan pada tahun 1926, dalam keadaan teruruk tanah.
Disebutkan pula dalam candi.perpusnas.go.id, pada tahun 1966 kolam ini mengalami pemugaran sekedarnya. Baru pada tahun 1974 dimulai pelaksanaan pemugaran yang lebih terencana dan menyeluruh, yang memakan waktu sepuluh tahun.
Pintu masuk ke Kolam Segaran, diduga berada di sebelah barat, dengan memperhatikan adanya teras yang menjorok ke tengah kolam, dan terdapat tangga untuk turun ke kolam. Sementara di sisi tenggara, terdapat saluran yang merupakan jalan masuk air ke dalam kolam, sedangkan di sisi barat laut terdapat saluran jalan keluar air.
Air yang keluar dari Kolam Segaran, mengalir ke Balongdawa, dan Balongbunder. Balongdowo berada di barat laut Kolam Segaran. Sedangkan Balongbunder berada di selatan Kolam Segaran.
Baca Juga
Warga setempat menyebutnya dengan nama Kolam Segaran. Dilansir dari laman candi.perpusnas.go.id, Kolam Segaran merupakan satu-satunya bangunan kolam kuno terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia.
Kolam Segaran, merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang berpusat di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Kerajaan yang berdiri pada 1293 dengan raja pertamanya Raden Wijaya ini, sempat berjaya hingga menguasai Nusantara.
Cerita rakyat yang hingga kini masih melekat, menyebut Kolam Segaran menjadi tempat berwisata bagi petinggi Kerajaan Majapahit. Kolam ini juga menjadi tempat perjamuan tamu-tamu penting kerajaan.
Bahkan, menurut pemerhati Majapahit, dari Gotrah Wilwatikta, Anam Anis, Kolam Segaran disebut pernah menjadi tempat perjamuan tamu Kerajaan Majapahit dari China. Kisah inilah yang kemudian menyebutkan bahwa Kolam Segaran menjadi tempat pamer kekayaan.
Dikisahkan pula, pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, digelar pesta penyambutan duta dari China yang merupakan angkatan perang Tar Tar. Saat itu, raja menyambut tamu dengan hidangan mewah. Tak hanya itu, peralatan makan dalam pesta ini juga terbuat dari emas.
"Untuk menunjukkan bahwa Majapahit adalah kerajaan yang kaya raya. Usai perjamuan, piring, gelas dan perkakas lainnya yang terbuat dari emas itu, langsung dibuang ke kolam," ujar Anam Anis.
Cerita rakyat itu menegaskan bahwa petinggi Kerajaan Majapahit cukup cerdik dalam berpolitik. Aksi membuang perkakas makan yang terbuat dari emas itu mengisyaratkan bahwa Kerajaan Majapahit adalah kerajaan yang kaya raya.
Baca Juga
Politik cerdik juga ditunjukkan dalam kisah lanjutannya. Usaha membuang perkakas mewah tersebut ternyata mereka ambil kembali dengan memasang jaring di bagian bawah kolam. "Secara turun temurun kisah ini diingat dan menjadi kisah unik di balik sejarah Kolam Segaran," paparnya.
Kisah ini, menjadi kejadian yang tak tertulis dalam catatan sejarah. Hanya saja, Anis meyakini jika cerita itu bersumber dari masyarakat kuno saat itu dan hingga kini diyakini masyarakat sekitar.
Dalam catatan kitab Negarakertagama, disebutkan adanya Segaran, yang berarti adalah telaga. Para ahli memperkirakan jika Kolam Segaran inilah yang disebutkan dalam kitab Negarakertagama. "Kalau secara fungsi, ini menjadi waduk atau irigasi dan upaya penanggulangan banjir. Memang, Kerajaan Majapahit memiliki peradaban yang tinggi dalam penataan irigasi," ungkapnya.
Sementara dikutip dari buku "Perang Bubat 1279 Saka, Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit" karya Sri Wintala Achmad. Kolam Segaran pada era Kerajaan Majapahit memiliki nama asli Citra Wulan, Trawulan, atau Trowulan.
Pada masanya, kolam ini dibangun untuk kebutuhan penampungan air di musim hujan. Sebagai persediaan air di musim kemarau. Pemberian nama Citra Wulan untuk kolam tersebut belum diketahui secara pasti.
Dikisahkan, keindahan kolam tersebut menjadi alasan mengapa diberi nama Citra Wulan. Pada malam hari, cahaya bulan akan terbayang di permukaan air kolam. Saat bulan purnama, semua orang di yang berada di sekitar kolam akan mengakui suasananya yang indah.
Semasa Majapahit, keindahan memukau kolam tersebut diperkirakan lebih terasa. Sebab, kala itu belum ada cahaya listrik di sekitar kolam. Kolam Citra Wulan semasa Majapahit dapat disebut sebagai tempat rekreasi di kala purnama, bagi kaum bangsawan, keluarga raja, bahkan raja sendiri.
Sebuah pemberitaan China menyebutkan, setiap purnama penduduk Majapahit bersuka cita di sekitar Kolam Citra Wulan. Bahkan, kaum perempuan membentuk barisan di sekitar kolam sambil bernyanyi.
Nama Kolam Segaran atau Citra Wulan, berdasarkan namanya merupakan tempat ideal untuk menikmati cahaya purnama. Lokasi ini menjadi tempat ideal untuk melakukan pemujaan kepada Dewa Candra.
Kekuatan dan keindahan Candra terbayang di permukaan air kolam. Bayangan bulan purnama pasti terpantul di permukaan air. Artinya, air kolam pada masa itu dipenuhi oleh kekuatan indahnya Sang Candra.
Diperkirakan Kolam Citra Wulan dibuat di masa Raja Hayam Wuruk. Hal ini juga tercatat dalam Kitab Negarakertagama, karya Mpu Prapanca. Diduga, Hayam Wuruk sengaja memerintahkan pembangunan Kolam Citra Wulan, untuk mengenang kekasihnya, Dyah Pitaloka Citraresmi.
Dalam laman candi.perpusnas.go.id disebutkan, Kolam Segaran terletak di Dukuh Trowulan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Kolam Segaran ditemukan pada tahun 1926, dalam keadaan teruruk tanah.
Disebutkan pula dalam candi.perpusnas.go.id, pada tahun 1966 kolam ini mengalami pemugaran sekedarnya. Baru pada tahun 1974 dimulai pelaksanaan pemugaran yang lebih terencana dan menyeluruh, yang memakan waktu sepuluh tahun.
Pintu masuk ke Kolam Segaran, diduga berada di sebelah barat, dengan memperhatikan adanya teras yang menjorok ke tengah kolam, dan terdapat tangga untuk turun ke kolam. Sementara di sisi tenggara, terdapat saluran yang merupakan jalan masuk air ke dalam kolam, sedangkan di sisi barat laut terdapat saluran jalan keluar air.
Air yang keluar dari Kolam Segaran, mengalir ke Balongdawa, dan Balongbunder. Balongdowo berada di barat laut Kolam Segaran. Sedangkan Balongbunder berada di selatan Kolam Segaran.
(eyt)